[18] Curiga

10 1 0
                                    

SELAMAT MEMBACA!!!

Zeina sedang membereskan buku pelajarannya ke dalam tas. Lalu menyiapkan buku pelajaran selanjutnya di atas meja. Tiba-tiba, Sisil memanggilnya dari luar kelas.

"Zei, pacar lo udah dateng tuh. Duh so sweet banget si, mau ke kantin aja disamperin segala," goda Sisil.

Zeina menatap Sisil mengangguk dan tersenyum. Dia menutup tasnya dan berjalan ke arah pintu.

"Nana kok di sekolah ngebucin mulu ya, bukannya belajar. Gue bilangin mama loh" goda Zafran yang berada di belakangnya.

Zeina menolehkan kepalanya ke sumber suara, menatapnya sinis.

"tunggu tunggu, tadi apa? Mamaa? Maksudnya apa nih lo sebutnya mama bukan tante?" di seblah Zafran, Arjuna ikut menggoda.

"ya kan nanti mamanya Zeina itu jadi mama gue juga. Ahhh gimana si lo, Jun? Gitu ajaaa gak tau?" Zafran makin gencar menggoda Zeina, apalagi ia melihat Aldo sudah masuk ke kelasnya sedang memerhatikan mereka.

"lo kenapa si ngarep banget pengen jadi suami gue terus?"

"loh? Emang ada kalimat gue yang pengen jadi suami lo? Atau jangan-jangan lo yang ngarep?"

Zafran tersenyum jahil dengan alis yang ia naik-turunkan sedangkan Zeina menghembuskan nafasnya kesal.

"ngeselin banget si lo."

Aldo berjalan ke arah Zeina dan menggenggam tangan kekasihnya itu, lalu Aldo membawa Zeina keluar.

"Zei, udah yuk jangan diladenin."

"eh disamperin ama ayang beb."

"asli Jap, gaya lo najisin banget njir," Topan ikut berkomentar.

Sebelum mereka meninggalkan kelas, Aldo menatap Zafran tidak suka yang dibalas Zafran dengan senyuman mengejek.

"Zei, gila banget Japran. Gue baru liat dia kalo lagi ngeselin, ternyata emang se-ngeselin itu," ucap Sisil heran. Sisil kira saat Zeina bercerita kalau Zafran ngeselin itu, ya ngeselin yang biasa saja. Lah tadi? Dirinya yakin, kalau dia yang ada di posisi Zeina pasti tidak bisa menahan emosinya.

Zeina melepaskan genggaman tangan Aldo karena mereka berada di area sekolah. Hahh, kalau tidak ada Aldo, pasti saat ini dia masih berseteru dengan Zafran di kelas.

Mereka memang seperti itu, hampir setiap bertemu ada saja ulah Zafran yang membuat Zeina kesal. Mereka tidak pernah berhenti membalas sampai salah satu dari mereka ada yang mengalah.

Pernah suatu hari Zeina dibuat sangat kesal oleh Zafran, sampai membuatnya menangis. Melihat Zeina menangis saat itu, membuat Zafran merasa bersalah. Dan sampai sekarang, jika Zafran menggoda Zeina dan melihatnya sudah sangat kesal, baru Zafran akan berhenti.

"kan, gimana gue? Capek banget gue. Dia di Jerman aja kadang suka ngeselin."

"ya tapi walaupun dia ngeselin kaya begitu, gue sayang banget sama dia, Sil. Dia orang yang selalu ada buat gue dari dulu." ucap Zeina lagi lirih.

Mata Aldo terbelalak mendengar Zeina mengatakan bahwa ia sayang dengan Zafran. Terlebih lagi dia tidak suka dengan Zafran, dan sudah menganggap Zafran itu rivalnya.

"ehem,,, Zei aku ke kantin duluan ya nyari tempat." ucap Aldo berlalu tanpa melihat Zeina.

Zeina yang melihat Aldo hanya terdiam bingung.

Kiki menabok pundak Zeina keras. "Zeina ih! Parah banget si, lo bilang sayang sama Zafran di depan kak Aldo. Bete banget tuh tadi kak Aldonya,"

"hahahah.. mampus lo, kak Aldo marah,"

ZEIFRAN [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang