[5] Bertemu

52 8 1
                                    

SELAMAT MEMBACA!!!

Gubrak

"aww, gila pantat gue" teriakan Zeina menyambut rintihan di pagi hari ini. Bokongnya mendarat sangat tidak mulus mencium dinginnya lantai.

10 detik yang lalu, baru saja seorang Zeina terjatuh dengan pose tidak bagus karena akibat kecerobohannya. Sepatu yang dikenakannya tidak terpasang dengan benar, dan tidak di tali. Sehingga Zeina terjatuh karena tali sepatunya.

Pagi yang sial buat Zeina. Dia baru terbangun pukul 06.15, sedangkan jam masuk sekolahnya 06.30. Tanpa basa basi Zeina melakukan mandi kucingnya. Biasanya Zeina akan menghabiskan setengah jam di dalam kamar mandi, namun kini hanya 5 menit Zeina sudah keluar dengan seragam yang masih berantakan.

Semalam saat tidak diizinkan bergabung dengan kakaknya, bukannya tertidur Zeina malah menonton oppa-oppa kesayangannya dan baru tertidur pukul 2 pagi.

Dan sekarang? Saat Zeina sampai di ruang makan untuk berpamintan. Dia justru terjatuh akibat tali sepatu yang terpasang tidak sempurna.

"Ya Allah Zeina, kamu kenapa nak?" Lalisa Menghampiri anaknya dengan tatapan khawatir.

"Zei jatoh mah, gara-gara tali sepatu" jawab Zeina yang berusaha bangun

"ya ampun. Yaudah ayo kita sarapan, abis itu langsung berangkat." ajak Lalisa

"Aduh mah, kayanya Zeina sarapan di sekolah aja deh mah. Udah telat banget soalnya shhh" jawab Tara diiringi dengan ringisannya. Masih terasa nyut-nyutan bekas Zeina jatuh tadi.

"Gak. Pokoknya kamu sarapan dulu!"

"Mah, Zeina seriusan sarapan nanti di sekolah. Zeina udah telat banget ini"

"Gak ya! Kamu gak bakal sempet buat sarapan di sekolah juga. Kebiasaan nonton drakor sih kamu, makanya kesiangan kan" ucap Lalisa mengomeli anak bungsunya itu.

"ihh mama Zeina udah telat, 7 menit lagi Zeina masuk, abis itu belum Zeina sarapan, belum lagi nanti macet, terus belum lagi,,,"

"bacot. Udah tau lo mau telat malah ngomong mulu," Nathaniel. Kakak Zeina yang langsung memotong ucapan Zeina dengan membekap mulutnya.

"anjir tangan lo bau kakkk"

"Zeina! Niel! Omongannya tolong di jaga." Lalisa menatap tajam kedua anaknya itu.

Memang orang tua Zeina selalu mengajarkan untuk memakai bahasa yang halus ketika di rumah. Selalu menegur jika anaknya ada yang tidak sengaja mengucapkan bahasa kasar.

"heheh, maaf mah" ucap mereka dengan serempak.

"yaudah kalo gitu mama siapin bekal dulu buat kamu, kalo sarapan gak akan sempet. Nanti bisa makan di mobil." Lalisa beranjak untuk menyiapkan bekal yang akan di bawa oleh Zeina.

"yaudah ma, pa Niel berangkat Assalamualaikum" sahut Niel sambil berlalu.

"ehhh Kak Niel gue gimana?" tanya Zeina yang takut di tinggal kakaknya pergi ke sekolah.

"gue tunggu di mobil bawel" jawab Niel. Sedangkan Zeina menghela napas lega. Kakanya itu satu-satunya penyelamat buat Zeina kalo dia dalam keadaan seperti ini. Bagaimana tidak? Nathaniel kakanya itu, ketua osis di sekolah, dan memiliki kejeniusan yang membuat dia menjadi anak kesayangan guru-guru. Bukan hanya di SMA saja, tetapi sudah sejak SMP Nathaniel selalu menjadi pusat perhatian tidak hanya guru bahkan seantero sekolah.

Jika siswa lain terlambat dan meminta izin masuk, dengan alesan yang masuk akal sekali pun. Tetap saja tidak akan dibolehkan. Terlambat tetap terlambat!. Harus disiplin!. Tetapi itu semua tidak berlaku untuk seorang Nathaniel, bahkan alesan Nathaniel yang tidak masuk akal pun dia tetap bisa masuk ke sekolah jika terlambat. Bukan hanya di SMP tapi saat SMA pun sama. Licik emang. Tapi kadang itu menjadi keberuntungan tersendiri untuk Zeina.

ZEIFRAN [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang