[2] Satu Sekolah

76 9 1
                                    

SELAMAT MEMBACA

"dan satu lagi..." Sisil melihat keseliling dan mendekatkan dirinya ke Zeina. Zeina yang melihat itu bingung dan menunggu apa yang ingin diucapkan Sisil.

"Kak Aldo sekolah di sini juga"

"WHAT?!SERIUS LO?" Zeina berteriak karena kaget mengetahui fakta itu. "Hah, gak nyangka gue" lanjut Zeina. Tangan Zeina terus di taruh di dadanya yang tiba-tiba berdetak kencang.

"Iya serius gue, masa boong! Gua aja kaget tadinya" jawab Sisil

"AKH GILAAA SENENG BANGET GUEEE" Teriak Zeina yang tiba-tiba wajahnya sangat bahagia. Dia tidak perduli dengan sekelilingnya yang melihati dirinya aneh.

"gila kuping gue" Sisil terus mengelus telinganya, pasalnya Zeina berteriak tepat di samping Sisil.

"Jangan histeris kaya gitu juga dong Zei! Budeg nih kuping gue"

"ih Sisil... Lu tuh gak ngerasain si jadi gue. Coba pegang nih! Baru denger namanya aja gue dugun-dugun" Zeina mengambil tangan Sisil dan menempatkan di dadanya yang berdetak cepat.

"lebay lo ah!" Sisil mencibir

"bukan gitu Sil, lo tau gak? Nih yak gue tuh ngerasa kalo kak Aldo itu jodoh gue!"

"ya ampun perut gue sakit dengerin orang yang sukanya ngarep. Ngarep lo!" Sisil mencibir Zeina yang memiliki tingkat pede selangit

Plak

Zeina menabok bahu Sisil, dan membuat sang empunya meringis kesakitan. "dengerin gue dulu Sisir, belum selesai ngomong ini"

"nih sekarang gini, gue kan suka sama dia dari pas masuk SMP. Terus pas dia lulus gue gak tau dia sekolah dimana kan, ya gue selama setahun ini gak tau kabar dia. Mau nanya ke temennya? Malu lah gue!. Nah sekarang? Karena dia jodoh gue, JADINYA KITA SATU SEKOLAH LAGI YEY!" Zeina melanjutkan hipotesnya dengan membara.

"Ya Allah Zeina! Toa lo sekarang ngalah-ngalahin gue"

"gue kan cuman-.." ucapan Zeina terputus karena tarikan Sisil.
"sttt brisik... Udah ayok ke kelas udah mau bel" Zeina hanya pasrah mengikuti tarikan tangan Sisil.

*****

Suasana di kelas X IPA 3 pagi ini sangat ramai, semua siswa yang berada di kelas itu bersenda gurau dengan di bagi beberapa kelompok. Di kelas 10 ini Zeina masuk ke kelas X IPA 3. Dan di depannya adalah kelas yang akan dia tempati selama setahun ke depan.

Zeina memandang suasana kelasnya di depan pintu dengan terheran-heran. Ini teman-teman sekelasnya padahal baru kenal kan? Kenapa sekarang mereka sudah sangat dekat, seperti sudah lama kenal?

Wahh, kayanya gue bakal dapet kelas yang sesuai sama yang gue pengenin. Pikirnya

"ayok Zei masuk" ajak Sisil yang sudah mendahuluinya masuk.

Zeina memasuki kelasnya sedikit ragu, orang-orang di dalam kelas memandangnya dengan heran. Mereka mengernyit bingung.

Anak baru?

Salah masuk kelas apa gimana?

Gila cantik banget

Wah nambah temen

Dia yang namanya Zeina? Cantik banget

Seperti itu lah kira-kira pikiran mereka semua. Tidak semuanya memandang Zeina heran, ada 2 anak manusia yang dari tadi melihat Zeina dengan mata berbinar dan tersenyum. Zeina memang suka malu-maluin dan bodo amat dengan keadaan sekitarnya. Tapi saat ini? Baru kali ini sejak berteman dengan Sisil, Zeina malu di lihatin sampe sebegitunya.

"ha...hai" suara kaku Zeina mengintrupsi teman-temannya yang memandang Zeina bingung.

"hai" balas mereka serempak

"lo anak baru?"
"nama lo siapa?"
"Zeina ya?"

Nah kan saat mereka tersadar dari lamunannya seketika kelas menjadi heboh kembali.

"STOP! Berisik woi, liat tuh Bu Etik udah di depan pintu" Sisil mendiamkan teman-temannya dengan suara toa nya.

Mereka serempek melihat ke arah pintu dan apa yang dikatakan Sisil memang benar, Bu Etik guru Matematika itu melihat keadaan kelas dengan geleng-geleng kepala. Pasalnya bel sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu dan kelas 10 IPA 3 masih saja berisik.

Zeina dan yang lainnya duduk ke tempatnya masing-masing.

"Sisil kalo ngomong kebiasaan toa banget. Pengang kuping gue njir" celetuk seorang cowok entah itu namanya siapa.

"lagian si karena Zeina doang aja heboh amat" balas Sisil

"heh emang kenapa kalo gue doang?" sahut Zeina yang tidak terima dengan perkataan Sisil.

"wohooo" mereka semua bersorak serempak seperti melihat pertandingan bola. Mereka seneng ternyata Zeina akan menjadi teman yang menyenangkan. Mereka fikir, Zeina seperti anak nerd yang pemalu.

"hehehe peace Zei" jawab Sisil cengengesan

"stttt... Sudah-sudah ayok duduk, diam" Bu Etik menengahi mereka.

"oiya ada anak baru ya?" tanya Bu Etik

"iya bu" jawan sekelas serempak

"ayok sini yang anak baru maju" kata Bu Etik. Ya Bu Etik itu wali kelasnya Zeina, dia baik dan pengertian. Tetapi, saat pelajaran maka dia akan berubah sangat tegas, bahkan sampai ada anak-anak yang tidak suka kala pelajaran Bu Etik yang sangat tegas dan disiplin itu.

Zeina maju ke depan mengahmpiri Bu Etik. "kamu anak baru ya?" kata Bu Etik

"sebenernya enggak Bu. Cuman pas MOS kemarin saya gak masuk karena sakit Bu" jawab Zeina

Doh Zeina... Itu sama ajaaa lo anak baru. *tepok jidat* - author

"ya sudah kamu silahkan perkenalan"

"hallo semua perkenalkan nama gue Zeina Asyidai Amazon, biasa di panggil Zei, salam kenal ya, makasih" setalah perkenalan Zeina langsung ngacir kembali ke tempat duduknya. Bu Etik hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Zeina.

"ya sudah hari ini kita sudah memulai pelajaran. Kita masuk di materi Limit" Bu Etik mulai menjelaskan di depan.

Hari ini sekolah sudah memulai kegiatan belajar mengajar dan kelas Zeina saat ini di mulai dengan pelajaran Matematika, dimana semua orang kebanyakan membenci dengan pelajaran ini. Tetapi tidak dengan Zeina dia sangat menyukai matematika.

Setelah matematik, di lanjut dengan pelajaran agama, biologi, dan bahasa Indonesia. Itu sih kata Sisil yang sudah tau jadwalnya. Mereka memulai pelajaran dengan tenang. Tau kenapa mereka tenang? Ya. Karena pelajaran Bu Etik tidak ada yang boleh ngomong kalau tidak ada keperluannya.


*****

Bismillah

Sampai di situ dulu yaaa.
Jangan lupa Vote and Comment!

Terima Kasih.

ZEIFRAN [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang