[21] Sakit

40 1 0
                                    

SELAMAT MEMBACA!!!

Zafran melangkahkan kakinya mendekati ranjang uks, matanya menatap sedih seseorang yang dia sayang sedang berbaring lemah. Andai dia punya kuasa untuk betukar posisi, pasti ia akan lakukan dari 3 tahun yang lalu. Tapi Zafran tidak bisa, ia hanya manusia biasa yang punya banyak harapan.

Hati Zafran sakit melihat Zeina berbaring tidak berdaya, disaat teman-teman seusianya bebas melakukan apapun tanpa pernah merasa sakit, tapi tidak dengan Zeina, dia bahkan harus menelan obat-obat pahit setiap harinya hanya untuk tidak memperparah sakit yang ia derita.

Tangan Zafran terulur mengusap pipi Zeina lembut dengan ibu jarinya.

"maafin gue Zei," ucap Zafran lirih.

"Fran." Panggil Nathaniel. Zafran mengerjap-ngerjapkan matanya yang sudah bekaca-kaca.

"kenapa?" tanya Zafran menatap Nathaniel.

Nathaniel menatap dalam Zafran. Nathaniel menghela nafasnya, dia tahu laki-laki di depannya ini pasti sedang menyalahkan dirinya sendiri. Nathaniel maju mendekati Zafran dan menepuk pundak Zafran.

"ini bukan salah lo." Ucap Nathaniel menguatkan. Bagi Nathaniel, Zafranlah orang yang akan selalu membuat adiknya bahagia, tidak dengan orang lain, termasuk Aldo. Bahkan Zeina sendiri lebih dekat dengan Zafran dibandingkan dengan dirinya atau orangtuanya. Entah kenapa Nathaniel juga yakin, Zafran dan Zeina akan selalu bersama sampai kapanpun.

Zafran tersnyum kecil mendengar ucapan Nathaniel. Ternyata Nathaniel memang sangat mengenal dirinya.

"gue udah minta izin ke guru piket kalo kita mau ke rumah sakit." Ucap Nathaniel. Zafran mengangguk.

Nathaniel menyodorkan kunci mobil miliknya.

"lo ke parkiran duluan, gue mau ngambil tas lo sama Zeina dulu." Jelas Nathaniel.

Zafran bersiap mengangkat Zeina sebelum ada seseorang yang masuk ke dalam uks. Nathaniel dan Zafran menolehkan kepalanya melihat siapa yang datang.

"Nathaniel, bapak minta maaf, bapak tidak tahu kalau Zeina sakit. Harusnya tadi bapak mengiyakan izinnya Zafran." ucap pak Ferdi merasa bersalah. Nathaniel dan Zafran sendiri terkejut mendengar ucapan langsung Pak Ferdi.

"Bapak tau darimana?" tanya Nathaniel.

"tau dari wali kelasnya Zeina, bu Etik. Sekali lagi bapak minta maaf. Kalo kalian butuh mobil, Bapak bisa pinjamkan kalian."

"gapapa kok Pak, ini bukan salah Bapak, kitanya aja yang gak ngasih tau Bapak dulu. Kalau soal mobil, Bapak gak perlu khawatir, kebetulan saya hari ini bawa mobil." Ucap Nathaniel.

Zafran menggendong Zeina ala bridal style ia berjalan keluar lebih dahulu, menganggukan kepala permisi saat melewati pak Ferdi.

"Pak, jangan sampai ada yang tahu penyakitnya Zeina ya, Pak." Ucap Nathaniel. Dibalas anggukkan oleh pak Ferdi.

"saya permisi ya Pak." Pamit Nathaniel.

Nathaniel tidak langsung menyusul Zafran ke parkiran melainkan ia ke kelas Zeina terlebih dahulu mengambil tas sekolah milik Zeina. Nathaniel berjalan dengan tergesa-gesa, dia juga sudah menghubungi rumah sakit tempat biasa Zeina melakukan cucui darah.

"Niel," Nathaniel menghentikan langkahnya saat mendengar ada yang memanggil dirinya. Nathaniel tahu kalau yang memanggilnya tadi adalah Aldo.

Aldo berjalan, dan berhenti tepat di samping Nathaniel, ia menatap bergantian melihat tas yang di bawa Nathaniel.

"lo mau pulang? Zeina gapapa kan?" tanya Aldo penasaran.

"Zeina gapapa, dia lemes, gak bisa ngikutin pelajaran jadi izin pulang," jawab Nathaniel datar.

ZEIFRAN [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang