19. EKSISTENSE

83 12 4
                                    

Duniaku yang kecil ini
Di penuhi dirimu

Dalam setiap langkahku

bahkan di tiap ujung pakaianku

Disana tersisa jejak dirimu

NUEST W - Polaris





🍃🍂

"Song do? Nuna, itu terlalu jauh. Yang benar saja, aku tidak mau menyetir sejauh itu."

"Nanti gantian, puas. Jangan banyak merengek, kita sudah kesiangan ini."

Setelahnya, suasana riang tanpa suara Min Hyuk menjadi latar belakang.

"Sungguh? Di mana?"

"Batam, aku sangat suka cuaca panas di sana beruntungnya saat itu sedang musim banyak buah menyegarkan yang baru pertama ku coba. Itu membuat liburan di Batam sangat berkesan."

"Aku bahkan belum pernah kesana, ah... aku iri."

"Jangan iri padaku, kita punya budaya berbeda yang membuat iri satu sama lain, aku sangat ingin ke Indonesia lagi, huh tapi jatah cuti kantorku benar-benar menyebalkan. Karena aku sangat mengetahui perasaanmu, mari kita lalui hari ini sepuasnya."

"Baiklah, Seo jin Eonni." Illa menyetujui.

"Bagus sekali."

"Kau membawa kamera banyak sekali, untuk apa?" Mengabaikan pemandangan jalanan, Illa lebih tertarik memperhatikan kamera Panasonic Lumix LX10, Cannon dan Gopro yang baru di keluarkan Seo Jin dari tempatnya. Banyak sekali guman Illa.

Min Hyuk di depan sesekali mengintip mereka dari kaca. Ia tak bersuara karena tak ada yang mengajak sekaligus sedang merajuk.

Jika sesuai dengan jadwal asli Min Hyuk seharusnya saat ini Ia dan Illa sudah dalam perjalanan pulang ske Seoul.

Tapi rencana sederhana Min Hyuk itu langsung buyar ketika Nuna-Nya datang karena mendengar Min Hyuk pulang. Ia mengkhawatirkan pemuda itu setelah beberapa bulan tak bertemu, lebih tepatnya Min Hyuk yang sulit di ajak bersua.

Namun ucapan penuh sayangnya berbanding terbalik dengan tugas yang ia beri pada Min Hyuk. Pemuda itu mendengkus kesal. Khawatir apanya!! Datang cuma ada maunya iya.

Tapi Min Hyuk juga tak benci dengan perjalanan ini karena Illa toh tak menolak, malah senang hati mengiyakan ajakan Seo Jin untuk berjalan-jalan.

Gadis itu hari ini terluhat berbeda, lebih cerah dan ramah. Tidak seperti Illa tetangga Min Hyuk yang cuek plus judes. Dia tampak bersinar dan mudah tersenyum, serta tidak sependiam yang Min Hyuk kira.

Ia cemburu pada ibu dan kakaknya yang sudah akrab dan membuat Illa bicara banyak padahal Min Hyuk yang mengenalnya lebih dulu, dan interaksi baru akan terjadi ketika mereka berdebat atau kondisi genting saja. Dasar wanita.

Min Hyuk sejenak memandang bersihnya langit yang terang. Melirik Illa dari kaca membuatnya tersenyum tanpa sadar, sejenaknya otak panasnya teralihkan oleh ingatan wajah tenang Illa dalam tidurnya.

Semalam, adalah satu dari beberapa malam besejarah yang Min Hyuk punya, berkat Illa untuk pertamanya ia di buat mengalah membeli satu barang yang amat keramat baginya.

Bahkan sekian tahun tinggal bersama Kakak dan Mamanya Min Hyuk akan memilih bersembunyi atau kabur ke warnet bersama teman, demi menghindari tugas mendadak yang memalukan itu.

[I↓M] an IDOL and METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang