"Itu..." Min Hyuk mengalihkan matanya dari televisi jadi memandang sembarang, ada yang sedang matanya bicarakan tapi Illa tak dapat mengartikan itu.
"Boleh aku tahu lebih jauh?"
"Tentang apa?"
"Karirmu. Apa yang terjadi padamu, juga grubmu. Bukankah seharusnya menjadi sorotan publik itu wajar. Ada sesuatu yang salah kan? Ah, tapi maaf jika aku terlalu banyak ingin tahu." Ingatan Illa mengulang moment Min Hyuk yang mengigaukan maaf pada banyak orang dalam tidurnya kemarin.
"Benar, sorotan publik adalah yang selalu aku inginkan, tapi tidak untuk sekarang. Perhatian mereka malah membuatku ingin mengubur diri sedalam-dalamnya. Aku tak ingin di kenal seperti ini, semenyedihkan ini. Aku... " Min Hyuk membuang muka, tak mau melanjutkan kalimatnya ia pun bangkit.
"Aku sangat kegerahan, pinjam kamar mandinya yah." Pemuda itu bangkit setelah mengakhiri monolog sendu-Nya dengan sangat tak bertanggung jawab. Nyelonong begitu saja entah hendak kemana.
"kau mau kemana?" Min Hyuk terhenti, ketika tangannya sudah menggapai gagang pintu, berbalik menatap Illa.
"Kamar mandi."
"Tapi yang kau hampiri kamarku tuh." Illa dan raut meremehkan, Illa menyadarkan Min Hyuk untuk mengetahui kebenaran, meskipun itu memalukan. Persis yang Illa rasakan kemarin ternyata karma datang lebih cepat yah, dasar takdir dan waktunya yang tak pernah bisa di tebak. Min Hyuk diam-diam sedang merutuki diri karena baru ingat jika tadi melihat gadis itu keluar dari sini, Min hyuk mengakui kebodohannya.
"Ne? OWH, jadi..." tampak kikuk, Min Hyuk mencari peralihan isu.
"Menurut tata letak ruang di rumahku sepertinya di sini adalah letak kamar mandi, seharusnya. Apa memang sengaja di buat beda yah, Hoemm. Membingungkan saja deh." Pemuda itu bertutur layaknya membawa bahan obrolan yang normal, ia sudah mengira dengan tepat jika Illa tengah menahan mati-matian agar tawanya tidak lepas. Sedang Min Hyuk sudah beralih menuju pintu di dekat dapur.
"Makanya kalo ga tau itu nanya." Illa beralih duduk di sofa dan mengidupkan TV, sumpah tawanya sudah di ujung tapi ia tutup senyumnya yang mulai merekah dengan bantal yang kipas-kipaskan.
"Bahasa koreamu semakin baik saja yah, fasih, sampai ku kira orang korea asli tadi ha ha." Gurauan Min Hyuk semakin menjadi, masih sempat ia membual panjang lebar sebelum membuka pintu coklat itu dan hiilang ditelannya.
Illa merollingkan matanya "Apa dia selalu konyol begitu? Dasar."Tak dapat di tahan lebih lama, tawanya tumpah ruah di bantal yang kini menempel di wajahnya.
****
"TETANGGA KITA? KAU? SUNGGUH?" matanya, mulutnya, hidung kempas kempis mungil nya pun ikut membulat bergantian memandangi pria di sofa dan si wanita yang asik mondar mandir kompor-meja ruang tengah menentengi piring masakannya.
"Iya, dia sedang sembunyi. Ada beberapa orang yang mencarinya." Ujar Illa santai meletakan piring terakhirnya.
Bella menanggalkan semua tas belanjaan-Nya lalu segera menarik Illa ke dapur dengan air muka sangsi.
Penasaran atas angin apa Illa mau menerima pria asing masuk rumah oneroom mereka, bahkan sampai terlibat masalah-nya, secara teknis Illa seperti warga asing yang sedang menyembunyikan buronan lokal.
Apalagi jelas-jelas jika pria itu sedang bersembunyi di rumah dua orang gadis, ini sama sekali bukan gaya Illa karena biasanya gadis itulah yang paling selektif terhadap tamu. Terutama laki-laki, satu-satunya pria yang selamat pernah menginjak lantai rumah mereka ini hanyalah Doni, itu pun ketika Doni memasangkan lampu kamar mandi yang rusak.
KAMU SEDANG MEMBACA
[I↓M] an IDOL and ME
SpiritualBertemu denganmu bukan pilihan, berpisah dari MU lebih berat dari kenyataan tak terduga antara engkau dan diriku. Lalu bertemu DIA yang mengingakanku banyak tentangmu menyadarkanku... Jika pena Takdir telah menggores untuk KAU singgah singkat meny...
![[I↓M] an IDOL and ME](https://img.wattpad.com/cover/159049547-64-k489271.jpg)