Min Hyuk melihat Illa sangsi ia ragu sebenarnya, tapi jika si Illanya sendiri yang menawarkan diri, mengapa tidak.
"Silahkan."
Tak buang waktu Illa segera menilik Kulkas yang ... KOSONG BLONG. Selain air mineral dan sebotol susu kedelai sebagai pajangan.
Seolah telah menduga gadis itu pun beralih mengobrak-abrik isi plastik di atas meja makan. Mengambil dua butir telur serta roti tawar. Illa segera menuju kompor. Min Hyuk memperhatikan nya dari kursi meja pantry tak jauh darinya.
Ketika sedang mengocok telur, Illa teringat sesuatu. Sejurus kemudian Illa sudah menghampiri wadah belanjaan nya dan mengeluarkan dua bungkus mie instan, jangan lewatkan senyum samar nya yang manis itu, Min Hyuk bahkan di buat berhasil tertegun karena...
"Kau makan mie instan untuk sarapan?"
"Setidaknya aku sudah bukan bocah," Jawab Illa santai kembali menghampiri mangkuk telur. Tanpa sadar mereka berdua mulai terbiasa bicara santai satu sama lain.
Sebenarnya sarapan dengan sereal itu tak ada yang bilang khusus anak sekolahan dan terlarang bagi orang dewasa karena makanan itu memang tercipta untuk ganjalan perut pagi hari terlepas dari berapa pun besar perut orang yang mengkonsumsi-nya. Itu sah-sah saja.
Tapi berhubung Illa menganut teori belum makan nasi yah ga bakalan kenyang. Sereal Cuma cemilan baginya, memang sejak SMP Bik Emi -pembantu di rumahnya- selalu rajin menyiapkan sarapan dan bekal sekolah tiap hari dengan makanan berkarbo yang langsung ngenak di perut dan seketika kenyang, orang Indonesia rata-rata pasti juga terbiasa langsung makan nasi untuk sarapan, bukan.
Sembari menungu rebusan air, Illa terus mengorat-arit Omlet acak-adul -Begitu Illa menyebutnya- pesanan si tuan Min Hyuk yang masih asik tertawa menonton kartun paginya.
Tanpa di sadari, Sekarang semakin terlihat Illa seperti asisten rumah tangga sungguhan seorang Min Hyuk, bukan?
Illa merolingkan mata pasalnya ia hampir terbawa suasana riang yang di ciptakan pemuda itu dengan tawanya.
"Persis bocah." Guman Illa sambil beralih mengambil roti bakar dari panggangan. Bunyi dengung dari panci air membuat gadis itu kembali mengulum senyum,
"Oke..." Illa senang hanya dengan membayangkan moment dirinya melahap mie instan goreng buatan-nya nanti, pasti sangat enak.
Min Hyuk kembali, menarik kursi dan segera duduk rapi memperhatikan Illa mengansurkan piring isi makanan, tapi berhubung omletnya sudah terpampang nyata ia tak dapat menahan tangannya untuk segera menyendok, ia kan harus mecicipi rasanya dulu, elaknya dari ketidak sopanan. Toh Illa tak mempermasalahkan.
Menenteng piring terakhir, Illa merogoh saku jaket dan mengeluarkan Handphone-nya yang berdering, Rautnya berubah serius, buru-buru meletakan piring di tangannya ke atas meja ia cepat melangkah.
"Hah, iya bener ketukar. Pasti pas ngambil tadi deh. Iya yaudah ini aku pulang." Illa menyambar plastik belanjaan-nya sambil mengamankan ponsel-nya kembali, hampir ia melupakan pemuda bermata cipit yang masih mengunyah itu, memperhatikan tingkah tak jelas plus terburu-buru Illa di dapur sana.
"Aku permisi, silahkan makan duluan. Saat Urusanku sudah selesai aku akan kembali. Dah." Untuk memebereskan kekacauan yang ku buat. Tanpa sempat mengucap kalimat terakhir Illa sudah memakai sepatunya asal, dan segera beranjak pergi. Min Hyuk membola seketika bangkit dari duduknya hendak mengejar Illa. Tapi terlamabat.
"Tapi bagaimana aku bica mencuci piring dengan satu tang..an?" -Desis Min Hyuk tak jelas, rintihnya ketika punggung Illa benar-benar telah menghilang. Masih mematung dalam posisi berdiri dengan mulut penuh makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[I↓M] an IDOL and ME
Духовная литератураBertemu denganmu bukan pilihan, berpisah dari MU lebih berat dari kenyataan tak terduga antara engkau dan diriku. Lalu bertemu DIA yang mengingakanku banyak tentangmu menyadarkanku... Jika pena Takdir telah menggores untuk KAU singgah singkat meny...
![[I↓M] an IDOL and ME](https://img.wattpad.com/cover/159049547-64-k489271.jpg)