15. Story of W.IS.H

66 22 7
                                        

:: Alur di percepat yah
Pegangan dari Author👇

JR di baca Jeiar
Rey di baca Rei
Aron
Min Hyuk
Baek Han

Hyung : panggilan untuk kakak laki-laki
Maknae : sebutan untuk yang berusia termuda.




🍂🍃


Happy Reading


☔⛅

"Dan Kami (Allah) pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira hanya kepada orang-orang yang sabar"

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 155)

🍃🍂

Saat aku memikirkan hal-hal yang ku sukai, menjadi Idol ... adalah yang pertama kali muncul. -Baek Han

Aku sudah sangat berusaha tapi sekarang aku tak punya cara menunjukan kemampuanku, dan itu yang paling ku khawatirkan. -Rey

Pada masa pelatihan, aku fikir semua akan berakhir saat aku debut. Namun nyatanya, walau aku telah debut, aku belum benar-benar menyentuh mimpiku. -Aron

Kami punya mimpi yang sama, melalui program ini aku berharap KAMI dapat mencapai mimpi kami agar tak ada penyesalan. -JR

🍃🍂






It's Min Hyuk story

       Sejak kecil aku menyukai hal baru. Tertarik melakukan apapun yang menarik perhatianku, namun selain melukis dan membaca. Aku adalah anak pendiam yang pemalu, hanya dalam lingkup seni menemukan hidupNya. Selalu merasa terlahir kembali dan gembira tiap berhasil pada bakat baruku. Ibu sering membawaku yang gemar membaca ini ikut lomba melukis dan seperti dugaannya aku selalu mampu melakukannya dengan baik.

Tapi itu masa kecil, saat beranjak dewasa musiklah yang berhasi menariku, layaknya remaja lain yang mengidolakan seorang atau sebuah grub Idol aku pun begitu, takdir membawa seorang staff pencari bakat dari sebuah agensi baru mencasting-ku -pemudayang ia temui di jalanan sepulang sekolah-. Dari pertemuan tak sengaja itulah keinginan itu muncul, menjadi seorang Idol yang di sukai banyak orang mulai menjadi impianku. Masa-masa trainee ku memang dapat di bilang cukup singkat menuju debut yang mendebarkan, tapi jangan ingatkan betapa sulitnya hari-hari kami berjuang sebagai trainee

Yang mendasar tinggal terpisah jauh dari keluarga. Berlatih setiap hari, menyanyi, menari itu kewajiban. Disiplin waktu, sekaligus menghidari hukuman yang sebenarnya tidak berbeda dari latihan sehari-hari.

Tak bisa senormal orang ketika memakan sesuatu, memikirkan kandungan gizi dan dampak siknifikannya pada fisik seringkali membuat selera makan menghilang duluan.

Kontrak untuk mengantarkanku pada mimpi benar-benar menjerat kebebasan naluri normal, sesungguhnya selembar kertas kontrak adalah pasung tak kasat mata dari Agensi.

Mengejar karir keartisan di tengah pendidikan yang sama-sama ketat sungguh sangat melelahkan dan menyiksa. Di paksa hidup dua kali lebih keras dari anak seperantaranku di usia muda, tapi toh, tak hanaya aku. Ada ribuan anak di penjuru dunia yang sepertiku saat ini. Dan itu bisa menjadi salah satu alasanku untuk tetap bertahan melawan kuatnya angin yang terus coba mengikis keyakinanku.

[I↓M] an IDOL and METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang