22. AFRAID

62 7 11
                                    

Akhirnya update juga
Setelah sekian lama😂
Masih ada yang nunggu ga yah...

Hehe.
Kalau gitu yuk tak perlu membuang waktu lebih lama
.
.
.
.
Happy reading

🍃🍁




"Assalamualaikum, MAAF, lama yah?" Illa menghampiri seorang wanita berpakaian tertutup di bangku yang terletak di taman tengah kota, tepat di depan Gedung kantor Illa hanya butuh menyebrang jalan raya untuk mencapainya.

"Waalaikum salam, Enggak kok, aku baru nyampe, beneran." Husna bangkit membenarkan letak kacamata dan mulai melangkah.

"Ayuk, udah sore kita harus cepet."

"Iya," Illa mengekori Husna, mereka telah janjian hendak mengunjungi sebuah Restoran Halal untuk makan malam.

Keduanya mengobrol sesekali tampak tertawa berkat cerita lucu Husna yang selalu ceria dan bersemangat bahkan setelah keduanya lelah bekerja seharian Tenaga Husna seperti baru di cas saja.

Sungguh, ada kekaguman di hati Illa di sela perhatiannya mendengarkan cerita Husna tentang hidupnya di korea selama ini, mereka berdua tengah terlibat dalam sesi curhat dan keluh kesah sebagai seorang muslimah yang hidup mandiri di negeri asing dalam ragka mencari nafkah.

Illa Iri dengan Husna yang seperti tak memiliki beban dalam hidupnya, raut dan binaran matanya selalu tulus dan ringan tak seperti Illa yang terkadang berat mengucap sebuah kalimat setelah memikirkannya lama.

Husna berhenti berucap bersamaan derap langkahnya di rem, Illa memandangnya bingung lalu mengikuti arah pandang gadis berhijab Kuning serasi roknya itu. Mata Illa seketika segar.

Min Hyuk.

Video sebuah BoyBand yang terdapat Min Hyuk di dalamnya terputar di salah satu siaran TV toko elektronik dan memang di sediakan untuk di lihat pejalan kaki adalah pelaku dari kebisuan yang melanda dua gadis berhijab ini.

Lagu yang sedih, Guman Illa membuang muka begitu ia ingat jika masih bermusuhan dengan Min Hyuk, kernyitan muncul saat melihat raut Husna yang baru ia sadari jika sangat mendung.

Kembali Illa memperhatikan siaran di Tv itu, kini Illa melihat wajah pemuda yang pernah ia lihat juga di televisi sebelumnya, di acara yang ia dan Min Hyuk saksikan, Kim Jae Hyun.

Illa masih ingat nama pemuda itu. Sebuah Iklan singkat, priview tayangan yang episode mendatang ternyata.

Hanya sekejab tapi kenapa tiba-tiba Illa jadi kepikiran Min Hyuk begini, Apa kabarnya?

Apa masih suka terisak sendiri sehabis menerima telepon teman-temannya?

Bukan tanpa hasil Illa beberapa minggu menjadi assisten rumah Min Hyuk, ia banyak mengetahui hal-hal unik pemuda itu berkat waktu-waktu itu.

"Kau menagis?" Illa spontan menyentuh Bahu Husna.

"Ah, tidak kok Cuma... hehe" Tak bisa memberi alasan bagus Husna menyungging senyum sambil menghalau air di pelupuk matanya.

Butuh sedikit waktu sampai Husna kembali berceloteh dengan wajah musim panasnya, Illa ingin bertanya lebih jahu, tapi merasa Husna tak ingin membahasnya jadi Illa tutup mulut, ia pikir jika orang tak ingin menbicarakan bebannya seharusnya orang lain tak pantas memaksa ingin banyak tahu dengan alasan mungkin akan bisa membantu, bagi Illa itu sia-sia...tapi.

Sekuat apapun Illa berteguh pada prinsip itu sekarang terasa berbeda sejak hari pertengkaranya dengan Min Hyuk dua minggu lalu, kenapa Illa mulai goyah, Illa sadar terkadang ia juga ingin didengar orang... apa orang lain juga merasakan itu?

[I↓M] an IDOL and METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang