"AKU PULANG" Kelakar Min Hyuk dengan nada dewasa tatkala pintu berCat putih itu terbuka dan menampilkan seorang wanita paruh baya cantik disana.
"Anakku, akhirnya kau pulang juga." Tak membuang waktu mereka saling berpelukan amat sayang.
"Iya Omma aku pulang, sehat kan?" Min Hyuk mengeratkan dekapannya pada tubuh mungil sang Mama.
Illa menyaksikan haru pemandangan ini, karena sungguh. Ia juga ingin bisa merasakannya.
Adegan berpelukan berakhir dengan, "Ya ampun nak, bagaimana bisa tanganmu seperti ini." Mama Min Hyuk menyeka air mata yang tergenang sembari memeriksa tubuh anak laki-laki tunggalnya itu dari kepala.
"Ah omma, kenapa pake nangis segala sih. Aku anak lelakimu, ingat. Cidera begini mah kecil bagi kaki-laki. Tidak perlu khawatir, aku akan segera sembuh kok. Apalagi udah liat senyum mama." Min Hyuk berujar manja, kembali merengkuh tubuh sang mama.
Illa jelas melihat betapa Min Hyuk sangat menyayangi ibunya.Tentu, siapa orang di dunia yang tak menyayangi surganya ini. Illa tak ingin menyebut manusia hanya pada orang-orang yang tega menelantarkan orang tuanya di usia senja, sedang di tempat lain ada manusia sejenis Illa yang memimpikan saat berbagi kasih dengan dua manusia berjasa itu di sisa hidupnya, namun tak bisa memilikinya.
Illa tertunduk, terbawa suasana mendung hatinya.
"Dan dia?" merasa suara mama Min Hyuk tertuju pada Illa, mendongak dan menampilkan senyum pada wanita berambut pendek yang memberi tatapan hangat padanya itu.
"Temannya Min Hyuk?" Terkanya.
"Iy-i--"
"Bukan." Sambar Min Hyuk cepat. Illa berkerut dahi, berujar apa maksudmu!! Melalui tatapannya.
"Dia staff Agensi yang menjagaku selama aku tak beraktifitas."
"Begitukah."
"A-Anyeonghaseyo tante." Illa menyapa dengan selembut mungkin mengulurkan tangan. Bukannya di sambut, Illa kaget karena ia di hadiahi pelukan hangat dari wanita paruh baya itu.
"Selamat datang. "
"Iya tante."
"Terima kasih yah nak, sudah mengurus anak manja tante selama ini." Illa terharu, hatinya menghangat atas rengkuhan lembut ini. Tapi hatinya perih dan tertohok dengan fakta jika ia baru terlibat dalam sebuah kebohongan yang Min Hyuk ciptakan.
Namun Illa juga bingung harus bagaimana selain mengikuti alur cerita Min Hyuk, karena hati kecil Illa percaya, jika Pemuda itu pasti punya alasan kuat samai berbohong pada mamanya.
****
"Pantas saja Min Hyuk meminta tante hanya memasak sayuran dan mengganti semua panci untuk memasaknya ternyata karena dia membawamu." Mama Min Hyuk bercerita sambil menyentongkan nasi untuk suaminya. Illa tersentak mendengarnya.
"Karena saya tante?" Lalu Illa beralih pad Min Hyuk di samping mama-Nya sedang sok sibuk dengan ponselnya.
"Kamu muslim kan?" Illa tersenyum dan mengangguk.
"Tante tahu kamu tidak boleh makan babi atau daging lain sembarangan. Tapi jujur, tante sendiri kaget si Min Hyuk mengetahui itu juga." Illa melirik sekilas Min Hyuk yang sudah memulai suapan pertamanya.
"Sepertinya tante tahu banyak tentang agama saya."
"Tidak juga sih, tapi untuk hal umumnya tante memahami. Lagipun ayahnya Min Hyuk memiliki pekerja muslim di kantor. Dia cukup sering berkunjung dan berbincang sama tante, jadi kamu ga perlu kaget dan sungkan kok sama tante. Santai saja, sama Om juga." Illa mengangguk tanpa memudarkan senyumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[I↓M] an IDOL and ME
EspiritualBertemu denganmu bukan pilihan, berpisah dari MU lebih berat dari kenyataan tak terduga antara engkau dan diriku. Lalu bertemu DIA yang mengingakanku banyak tentangmu menyadarkanku... Jika pena Takdir telah menggores untuk KAU singgah singkat meny...