Sebutan untuk seseorang dengan peran kecil dalam suatu pertunjukan.Peran kecil adalah peran yang berdampak.
[Catatan 2016]
×
Sejak pertama kali bertemu Cho Hana di tengah musim dingin sebelas tahun yang lalu, Lee Kyeonghee memang sudah mengira kalau teman barunya itu bukan orang biasa.
Kyeonghee lahir dengan sendok perak di mulut dan sepenuhnya sadar bagaimana ia tumbuh di lingkungan yang mewah. Kyeonghee punya privilese. Ia menerima pengasuhan serba ada sejak kecil, makanan bergizi yang tidak pernah habis, buku-buku berlimpah, guru-guru kursus untuk setiap jenis keterampilan.
Namun, ketika melihat Hana Kecil, Kyeonghee ragu tentang makna sendok peraknya.
Cho Hana muncul bersama pria asing yang dikenalkan pada Kyeonghee sebagai 'paman dari negeri lain'. Mereka mengetuk pintu rumah saat salju pertama turun, bergandengan tangan dengan senyum kaku karena kedinginan, juga bibir sepucat langit kelabu. Kyeonghee masih ingat jelas, kala itu Hana mengenakan setelan pakaian musim dingin yang sangat mencolok; bobble hat kuning terang, mantel hijau daun yang melapisi sweater turtle neck berwarna marun, legging balu, kemudian sepatu boot oranye dengan hiasan bulu-bulu emas di bagian atasnya.
Wajah Hana tanpa ekspresi. Tangan mungilnya yang tak terbungkus sarung tampak gemetar. Kyeonghee juga tak akan lupa bagaimana dirinya merengek ketika berhasil mendapat jawaban dari ibu tentang siapa gadis tak dikenal itu.
"Putih Salju."
Begitu kata ibu.
Kyeonghee sedih, menduga gadis yang disebut Putih Salju itu mungkin baru kehilangan Sang Permaisuri dan terpaksa dikirim ke negeri seberang oleh Raja agar tak perlu bertemu ibu tiri keji. Betapa pilu membayangkannya. Dia pasti berduka, pikir Kyeonghee sambil mendekati Hana untuk menghibur ... hanya untuk menemukan si Putih Salju mengernyit heran.
"Snow White? Kamu ini ... masih bisa dibohongi dongeng anak-anak?"
Celoteh bahasa asing dengan dialek Amerika yang terdengar ganjil itu seketika membuat Kyeonghee tertegun. Kyeonghee Kecil mengira si Putih Salju adalah orang dewasa yang menyamar. Dia genius dan matang.
Namun kemudian, begitu beranjak dewasa sungguhan, perlahan ia menyadari kalau gadis bernama Cho Hana itu hanya teman sebaya penuh ambisi yang memaksakan dirinya untuk terus belajar selagi menyembunyikan hasratnya yang haus kemenangan di balik topeng bernama 'tak punya perasaan'—demikian penilaian dramatis Kyeonghee.
Dasar, angkuh. Kyeonghee mendengus. "Kamu bilang apa barusan?"
"Jimmy ... kan?"
Kyeonghee seketika ingin melempar Hana keluar gedung.
Belasan tahun hidup bersama, mustahil Hana tidak mengerti kalau Jimin yang dimaksud Kyeonghee adalah penari hebat dan salah satu vokalis dari grup musik kesayangannya! Karena, astaga, bukankah Kyeonghee sering membicarakan grup itu? Bukankah Kyeonghee sering menceritakan soal Bangtan Sonyeondan?
"Selalu deh, sok paling tidak tahu hot topic. Merasa waktumu terlalu berharga untuk sekadar melihat dunia, Anak Sombong?" Gadis itu melirik pada Hana, sementara yang dilempari tatapan sinis hanya menaikkan kedua alis dengan polos. "Kamu ... benar-benar tidak tahu?"
"Kalau tahu, buat apa aku tanya?"
Lee Kyeonghee bergeleng tak percaya. "Kamu bekerja paruh waktu di kantor media tapi malah tidak mengenal Park Jimin? Lucu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLOOKER [2024]
FanfictionBintang ternama Negeri Ginseng ditemukan tewas di kediamannya tepat sebelum malam Natal yang meriah pada musim dingin 2004. Penyidik menetapkan kematiannya sebagai kasus bunuh diri. Pemakaman berlangsung dan hidup berlanjut. Namun, belasan tahun kem...