1

2.6K 245 24
                                    

Yong Hwa meneguk wine dalam gelas di tangannya hingga tandas. Matanya nyalang menerobos jendela menatap pekatnya malam. Benaknya seakan sudah membeku oleh keinginan yang begitu keras untuk membalas terhadap apa yang telah Shin Hye lakukan, yang baginya teramat sangat berdosa. Padahal Park Shin Hye adalah istrinya sendiri tiada lain. Yang belum lama ia nikahi.

Pintu kamar terdengar berderit didorong dari dalam. Yong Hwa menolehnya dengan ujung mata. Sosok Shin Hye terlihat keluar dari dalam. Ia memalingkan lagi matanya keluar jendela. Tadi saat ia datang kurang lebih 1 jam yang lalu, Shin Hye sudah tergolek bagai bayi merah di tempat tidurnya. Dan ia muak sekali melihatnya. Makanya ia memilih minum di ruang tengah. Sengaja dengan lampu yang ia matikan, hanya mengandalkan penerangan dari lampu diluar. Membuat Shin Hye tidak mengetahui Yong Hwa sudah berada di rumah. Langkahnya lurus ke dapur.

Yong Hwa tetap pada posisinya, berdiri menghadap jendela. Semuanya akan cepat selesai jika ia ambil pisau dapur, lalu ditusukan ke leher Shin Hye hingga tidak bernapas. Atau dengan stik golf yang berdiri di sudut ruangan, ia pukulkan ke kepala dan tubuh yang sedang membelakanginya mengambil air minum. Hingga tak bernyawa. Namun akhir hidup seperti itu terlalu enak buat menebus apa yang telah diperbuatnya. Yong Hwa ingin membuat wanita itu merasakan penderitaan seperti yang dirasakannya pada setiap helaan napasnya.

"Oppa sudah pulang?" terdengar suaranya membuat seketika Yong Hwa menolehnya. Dengan sinar mata menukik tajam pada iris mata Shin Hye yang terkaget menemukannya di sudut ruangan, tanpa penerangan namun juga dalam kondisinya yang sadar.
Sebelum mendapat jawaban Shin Hye segera memburu dinding menyalakan lampu. Yong Hwa membelalakinya.
"Apa yang kau lakukan?" bentaknya marah.
"Apa yang Oppa lakukan didalam gelap?" Shin Hye balik bertanya.
"Kau ingin mencampuri urusanku?"
"Aniyo, tapi ini sudah dini hari. Sebaiknya Oppa tidur, sebentar lagi pagi. Apa Oppa sudah lama datang? Mengapa tidak lekas tidur?" Shin Hye seperti biasa sangat penuh perhatian.

Namun tak dinyana, gelas yang dipegang Yong Hwa meluncur deras ke lantai hingga menimbulkan bunyi 'prak' dan serpihannya berhamburan. Shin Hye mundur setindak ke belakang kursi menghindarkan kakinya dari serpihan, sambil jantung serasa akan lepas.
"Berapa kali kukatakan, kau tidak harus mencampuri urusanku! Ini rumahku, apa pun yang ingin aku lakukan di rumah ini sama sekali bukan urusanmu. Jika kau ingin tidur, pergilah! Jangan pedulikan aku!" ceracaunya teramat marah.
"Nde, mianhamidha!" Shin Hye segera membalikan badan memburu ke kamarnya lagi.

Meski berbaring ia tidak dapat lekas terpejam seperti tadi. Ia memikirkan yang baru saja Yong Hwa lakukan. Bahkan semua yang telah Yong Hwa lakukan terhadapnya sejak mereka menikah. Pria itu jelas membencinya, dan seperti yang selalu dikatakannya sejak malam pertama pernikahan mereka, Yong Hwa akan membuat Shin Hye membayar hutang terhadapnya. Hutang yang bukan sembarang hutang, melainkan hutang nyawa. Kuduk Shin Hye meruap. Ia memeluk lututnya sendiri hingga tubuhnya melingkar seperti tupai.
Yong Hwa akan membuatnya mati pelahan di rumah itu dengan berpura-pura menjadi suaminya. Yong Hwa adalah algojo yang siap menghabisinya. Dan Shin Hye tidak berdaya untuk pergi. Shin Hye sudah menyadari dirinya masuk ke dalam perangkap pria itu di hari pertama pernikahannya.

Sekarang dirinya laksana tawanan yang setiap saat bisa dihabisi, dan setiap waktu akan menerima siksaan. Dirinya adalah burung yang masuk sangkar. Mudah memasukinya namun sulit lepas. Yong Hwa telah mengunci setiap pintu dan jendela yang bisa ia lewati untuk pergi, disamping itu Yong Hwa pun telah membelenggu kaki dan tangannya serta membuat mulutnya bisu. Sebab Shin Hye yang masih membiarkan diri berada di rumah itu dalam cengkraman suami yang sangat membencinya, menerima banyak deraan.

Tanpa terasa air matanya membasahi pipi hingga ke bantal. Selama 2 bulan ini kedua orang tuanya pasti mengira kehidupan pernikahannya bahagia. Dan memang seperti itu Shin Hye menutupi neraka di dalam pernikahannya terhadap orang tuanya. Ia tidak ingin membuat mereka semakin merasa bersalah, jika tahu Yong Hwa sesungguhnya hanya ingin membalas dendam dengan menikahinya. Mereka pasti merasa sangat bersalah setelah sebelumnya Shin Hye pun menjadi tumbal untuk keluarga.

Ya, karena keluarganya bukan keluarga berada yang memiliki perusahaan. Keluarganya hanya keluarga sederhana. Dan kesalahan pertama hingga semua itu terjadi justru karena dirinyalah yang bodoh. Maka sekarang ia akan menanggung semuanya itu sendiri. Dirinya tidak akan lagi berbuat yang berimbas terhadap keluarga. Shin Hye jatuh tertidur dengan air mata yang tak henti mengalir.
🎃

Pagi itu Shin Hye terbangun kala cicit burung ramai di dahan pohon di halaman rumah. Langit masih separuh gelap. Ia segera memburu dapur untuk memasak. Sejak ia turut menempati rumah itu, Yong Hwa memberhentikan ajhumma. Sehingga seluruh pekerjaan ajhumma dirinyalah yang mengerjakan. Tidak masalah. Shin Hye bisa melakukan itu dengan senang hati. Meski di hari pertama, semua hal yang ia lakukan salah di mata Yong Hwa. Membuat piring dan gelas beterbangan. Juga makanan yang ia buat berhamburan ke lantai.

Kaget, tentu saja. Di hari pertama pernikahannya. Tapi segera Yong Hwa menjelaskan situasi itu.
"Kita memang menikah tapi buatku kau bukan istri. Buatku kau ajhumma. Tugasmu di rumah ini melakukan semua pekerjaan ajhumma. Jangan bermimpi untuk menjadi istriku. Meski dihadapan orang-orang kita menikah tapi hatiku mengingkari pernikahan ini. Jadi jangan sekali-kali berpikir kau adalah istriku. Sebab sedikit pun kau tidak pantas untuk menjadi istriku." tegasnya membuat Shin Hye menantang tatapannya.
"Apa maksudnya?" tanya Shin Hye kala itu begitu berani.
"Kau pikir aku bersedia menikah denganmu karena aku mencintaimu? Buang jauh-jauh pikiran itu dari benakmu. Bahkan dalam kondisi mabuk pun aku jamin tidak akan memilihmu untuk menjadi istriku." tambahnya.
"Lalu apa arti pernikahan kita ini?" kejar Shin Hye.
"Karena aku sangat membencimu. Aku ingin membuatmu menderita." tandas Yong Hwa.

Shin Hye menatap nanar iris mata Yong Hwa.
"Apa memang kesalahan yang telah kubuat padamu?" kerutnya bingung.
"Pertanyaan bagus. Seharusnya kau pertanyakan itu sebelum kita menikah, supaya kau tahu tujuanku menikahimu." ejek Yong Hwa dengan seringai sinis. "Sebab untuk pria sekelasku tidak akan mungkin memilih wanita sepertimu atas dasar cinta." imbuhnya. "Jika tahu sedari awal, kau pastinya menolak menikah denganku." senyumnya penuh kemenangan.
"Aku tidak paham dengan yang Oppa katakan. Apa dengan kata lain aku sengaja dijebak dengan dalih Oppa menikahiku?" tatap Shin Hye.
"Nde, majayo. Supaya aku bisa menyiksamu setiap saat." tandasnya lagi dengan rahang gemeretak.

Shin Hye menghela napas. "Lalu apa kesalahanku hingga kau begitu benci dan marah padaku?" dengan tubuh gemetar karena syok Shin Hye bertanya sambil menegarkan hati.
Yong Hwa tidak segera menjawab. Dia pun terlihat menghela napas dalam seperti dadanya tiba-tiba menyesak. Sedang matanya semakin tajam dan nyalang menatap Shin Hye. Berjuta kebencian tergambar nyata disitu. Raut wajah itu pun berubah menjadi sejahat monster.
"Sungguh bodoh kau tidak bisa menduganya. Padahal aku yakin kau tidak melupakan kejadian keji yang telah kau lakukan itu. Seharusnya kau tidak bertanya lagi apa dosamu jika memang kau manusia. Kecuali jika kau iblis." tukasnya tajam dan pedas.
Setelah itu dia berbalik meninggalkan Shin Hye. Namun Shin Hye yang sangat penasaran segera menahan langkahnya.
"Jakanman! Aku sungguh tidak paham dengan yang kau katakan. Mungkin benar karena aku memang bodoh. Tidak bisakah dijelaskan saja dengan gamblang tentang dosaku itu?" Shin Hye menghadang langkah Yong Hwa.
Namun bukan jawaban yang ia dapat melainkan dengan kasar Yong Hwa mendorong tubuhnya supaya tidak menghalangi. Hingga membuatnya tersungkur ke lantai.
"Minggir kau!" bentaknya.

Itu yang Shin Hye dapatkan dihari pertama pernikahannya. Sebuah kenyataan getir sekaligus mengagetkan. Yong Hwa menikahinya karena untuk membalas dendam kepadanya. Lalu kesalahan apa yang telah ia lakukan yang membuat pria itu melakukan langkah tidak terduga itu? Di hari pertama pernikahannya itu Shin Hye benar-benar tidak bisa mengingatnya walau dengan dalam ia memikirkannya.
🎃

TBC

Annyong, yeurobun!

Naneun back. Masih dengan ff yongshin

YH kali ini Author buat jd devil. So, dosa apa sebenar'y yg dibuat SH?
Dan kenapa SH merelakan dirinya terpenjara dlm pernikahan itu? Kenapa tidak pergi saja meninggalkan pernikahan bagai neraka itu...?

Well, spt biasa Author akan kupas semua itu di dlm ff ini.

Jgn lupa vote n comment jika suka! Bagi yg tdk suka silakan tinggalkan ff ini dgn damai...✌😘

Selamat mengikuti!

DARK LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang