19

763 162 14
                                    

Smartphone di dalam kamar Shin Hye berdenyit kala Yong Hwa sedang berdiri di ambang pintu kamar itu. Semakin lama hatinya semakin gamang mencerna kata perkata yang diucapkan Chan Hee. Benaknya tetap tidak paham mengapa ada pemikiran seperti itu di kepala remaja seusia dia? Dan malam ini akankah Chan Hee mengikuti keinginannnya mengantarkan Shin Hye? Yong Hwa lalu melangkah ke kamar Shin Hye, melihat isinya dari ambang pintu, entah untuk maksud dan tujuan apa? Tapi dirinya berdiri cukup lama disana memandang seluruh isi kamar itu, hingga denyitan smartphone di atas kasur menyadarkannya. Segera dihampirinya, khawatir kedua orangtua Shin Hye yang menghubunginya. Namun bukan, melainkan nama Shi Yun yang tampil di layar. Ada apa dengan sepupunya ini? Kenapa menekan nomor kontak Shin Hye?

Atas rasa penasaran itu Yong Hwa lalu menyentuh ikon pesawat telepon yang bergerak-gerak kemudian menempelkan benda slim itu di telinganya tanpa suara.
"Shin Hye-ya, sulit sekali kau angkat teleponmu. Apa kabar? Kuharap setelah pesta itu kau tetap baik." sapa Shi Yun dengan suara memburu.
"Dengar, aku punya berita mengejutkan tentang suamimu. Amat sangat mengejutkan. Aku bahkan sampai sulit bernapas karena tidak percaya." terdengar helaan napas dalam diujung telepon, Yong Hwa mengernyitkan kening menunggu celotehan Shi Yun berikutnya. Berita mengejutkan apa tentang dirinya?
"Aku sekarang memegang bendelan dokumen yang bila kau sukses membuka brankas Yong Hwa waktu itu dokumen-dokumen ini pun pasti kau temukan disana. Dan saat kau tahu apa isi dokumen itu, aku yakin kau tidak akan bisa tetap tinggal dengan suamimu. Sebab kau akan tahu, keinginannya membunuhmu pelan-pelan bukan hanya gertakan. Namun dia bisa benar-benar melakukannya. Dia itu pembunuh, Shin Hye-ya. Jung Yong Hwa adalah pembunuh." ceracau Shi Yun membuat Yong Hwa melotot.
"Dari mana kau mendapatkan dokumen itu, Shi Yun Hyung?" tanyanya dengan dada berdebar cepat.
"Nuguyo...? Bukankah ini nomor kontak Shin Hye?"
"Nde, tapi orangnya tidak ada. Jadi aku menjawabkan untukmu, Hyung. Apa kau melakukan penyelidikan terhadap kasusku 3 tahun lalu?"
"Majayo. Aku menyelidiki kasus kematian orang yang kau serang di Jepang 3 tahun lalu. Dan sekarang aku memiliki sejumlah bukti jika orang itu mati setelah kau serang lalu untuk menutup mulutnya kau dan Samchun melepaskan Sky Company yang dilaporkan pailit. Aku sekarang memiliki bukti itu dengan lengkap." jelas Shi Yun senang.
"Lalu kau akan melakukan apa dengan bukti itu?"
"Sudah jelas akan melaporkannya kepada para pemegang saham supaya mencopotmu dan Samchun dari posisimu sekarang. Jadi kalian bersiaplah."
"Kau tadi mengatakan Shin Hye bisa menemukan dokumen yang sama dari brankasku, apa itu maksudnya kau menyuruh Shin Hye untuk membuka brankasku, Hyung?" Yong Hwa merasa kepalanya panas.
"Nde, begitu inginnya aku menemukan bukti ini. Tapi kurasa Shin Hye tidak berhasil makanya aku mencari cara lain. Dan inilah bukti itu, ada di tanganku sekarang."

Yong Hwa tidak bicara lagi. Kepalanya semakin tak karuan, dada pun menyesak. Shi Yun benar-benar telah menemukan titik kelemahannya dan siap-siap saja dirinya untuk jatuh. Yong Hwa kemudian meletakan smartphone Shin Hye sekenanya, ia lantas meninggalkan kamar itu. Pandangannya tidak jelas. Setiap objek yang ia lihat seperti bergerak dari tempatnya. Beterbangan. Ia memburu lemari pendingin mengambil air minum. Lalu meneguknya hingga bergelas-gelas. Ia tidak bisa memikirkan hal lain, selain pergi menuju rumah ayahnya.
🎃

Tuan dan Ny Jung sedang makan malam saat Chan Hee datang. Dan itu membuat mereka bertanya dengan kepulangan putra bungsunya dari asrama.
"Apa kau sakit? Kenapa pulang, ini juga bukan weekend?" pandang Tn Jung.
"Aku baik-baik saja, Abeoji. Aku pulang untuk meminjam mobil, aku akan menjemput Shin Hye Noona di rumah Harmeoni."
"Mworagu? Malam-malam begini kau akan pergi ke Gimpo?" Tn Jung terang tidak setuju.
"Hyung tadi menemuiku ke asrama dan menyuruhku untuk menjemput Noona."
"Aniyo. Abeoji tidak akan meminjamkanmu mobil dan tidak akan memberimu ijin pergi ke Gimpo malam-malam begini. Malam begini waktumu belajar mengulang pelajaran tadi."
"Bukan aku yang nyetir tapi Ajhussi. Aku hanya menunjukan jalan."
"Sierro! Kembali ke asrama dan belajar dengan baik."
"Abeoji!"
"Abeoji tidak akan meminjamkanmu mobil."
"Mungkin Hyung akan melaporkanku ke polisi." Chan Hee katakutan.
"Apa Abeoji bilang, kau jangan mencampuri urusan Hyung-mu!"
"Sekarang sudah terlanjur."
"Besok pagi saja, sekarang kau masuk kamar dan tidur."
Chan Hee diam, merengut. Tidak akan berhasil bila ayahnya sudah katakan tidak.

"Apa kau sudah makan, Chani-ya?" suara ibunya lembut.
"Eoh."
"Kau akan kembali ke asrama atau menginap disini?" lagi tanya ibunya.
Anak itu tidak menjawab. Ia akhirnya duduk di kursi makan seraya bibirnya cemberut. Nampaknya ia sendiri bingung memutuskan. Kembali ke asrama atau menginap di kamarnya saja.

Tapi tiba-tiba terdengar suara mobil memasuki pekarangan, tidak lama sosok Yong Hwa berlari memasuki rumah.
"Abeoji... Ottokajo?" ucapnya serta merta. Wajahnya pucat tak berdarah.
"Whe geudae?" Tn Jung yang belum selesai makan malam menghentikan suapannya. Ada apa lagi ini?
"Shi Yun Hyung memiliki bukti tentang kematian Meiji Hiro dan lepasnya Sky karena itu. Bagaimana ini, Abeoji?" Yong Hwa gemetar.
"Siapa yang mengatakan itu?" Tn Jung sendiri tak urung kaget.
"Shi Yun Hyung sendiri, selama ini dia melakukan penyelidikan di Jepang, Abeoji. Dan berhasil."
Tn Jung meneguk air minum dan menyudahi makan malamnya begitu saja.

Berita itu tidak bisa diabaikan. Sebab menyangkut kedudukan dan integritasnya. Sedang Chan Hee melihat sikap Yong Hwa yang begitu ketakutan padahal biasanya arogan, dan perubahan raut wajah ayahnya yang terlihat signifikan. Benaknya menerka ini pasti hal super penting.
"Kita bicara di ruang kerja Abeoji!" Tn Jung segera berdiri, Yong Hwa mengikuti dengan gelisah.
Chan Hee menatap wajah ibunya yang juga tak kalah syok mendengar informasi itu. Ny Jung tanpa selera langsung pula menyudahi makannya.
"Whe geudaeyo, Eomma?" tanya Chan Hee.
"Aniya. Aniya amuthu!" Ny Jung menggeleng mencoba menyembunyikan dari anaknya. Tapi Chan Hee sudah terlanjur penasaran, dan mendesak bertanya. Ny Jung tidak berhasil membungkam mulutnya sendiri. Ia akhirnya menceritakan apa yang terjadi, dan hal itu membuat Chan Hee menuju garasi.
"Eodiga, Chani-ya?" teriak Ny Jung.
"Katakan pada Abeoji, aku meminjam mobil, Eomma." Chan Hee balas berteriak seraya melarikan mobil meninggalkan garasi.
"Andweyo, Chani! Andwe..."
Tapi mobil sudah melesat pergi.

Chan Hee merasa Shin Hye harus tahu secepatnya akan masalah itu. Sebab apa pun kondisinya Shin Hye tetap istri Yong Hwa, dan itu pula barangkali alasannya kenapa Yong Hwa menyuruhnya menjemput Shin Hye lalu mengantarkan ke rumahnya.
Yong Hwa butuh teman dalam kondisi hatinya yang tidak karuan itu.
Ia melarikan mobilnya menerobos malam yang semakin lama semakin kelam. Tiba di rumah neneknya nyaris tengah malam, Shin Hye sudah terlelap. Tapi Chan Hee menyuruh Shin Hye untuk menukar pakaian tidur dan mereka akan segera pergi dari sana.
"Tunggulah hingga pagi, berbahaya mengemudi di tengah malam buta begini." cegah Harmeoni melihat keduanya bersiap untuk berangkat.
"Maaf, Harmeoni. Kami tidak bisa menunggu hingga besok pagi. Kami akan berangkat sekarang juga." tepis Chan Hee. "Ayo kita berangkat, Noona!"
"Eoh."
Meski sesungguhnya hatinya bingung Shin Hye tetap mengikuti. "Kami berangkat, Harmeoni. Terima kasih sudah mengijinkanku tinggal disini beberapa hari ini. Semoga Harmeoni tetap diberi kesehatan. Sampai jumpa lagi di waktu mendatang." sebelum pergi Shin Hye pamit dan menyalami orang tua itu.
"Sering-sering main kesini sebab sekarang kau sudah tahu." pinta Harmeoni.
"Nde, aku pasti akan menyempatkan menemui Harmeoni."

Setelah itu mereka menuju mobil. Chan Hee menyerahkan kunci mobil kepada Shin Hye.
"Noona saja yang mengemudi, aku ngantuk."
"Eoh. Kau tidurlah."
Shin Hye kemudian membuka pintu di belakang kemudi. Chan Hee di sebelahnya. Mobil mulai merayap meninggalkan depan rumah Harmeoni dan terus membelah jalan di suasana malam yang semakin pekat dan suhu yang semakin dingin.

TBC

So, apa yg akan Shinhye lakukan unt menyelamatkan Yonghwa? Bisakah Shinhye menyelamatkan Yong dan ayahnya? Hmmm...😕

Stay tune! Dan b'sabarlah menunggu mood-ku!😝

DARK LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang