9

881 174 16
                                    

Yong Hwa menyelesaikan makan malam seperti benak tidak berada di meja makan. Dia makan dengan tenang membuat Shin Hye diam-diam menatap wajahnya lekat. Apa dia sakit? Makannya pun bukan forsi biasa. Sedikit sekali. Tapi Shin Hye hanya bisa menatapnya saja. Saat lupa menyiapkan garpu untuk buah potong, Yong Hwa hanya mempertanyakannya dengan nada biasa. Padahal biasanya akan berteriak dengan sekuat tenaganya lalu membanting pisau atau apa pun yang ia raih. Seakan yang Shin Hye lakukan dosa tak terampuni.
"Wheo? Mengapa kau terus memperhatikanku? Dan kenapa tidak kau letakan garpu disini?" tolehnya membuat Shin Hye terhenyak.
"Oh, nde. Mianhamidha! Akan segera diambilkan." segera Shin Hye melangkah ke dapur.

Ada masalah apa? Mengapa Yong Hwa begitu tenang padahal Shin Hye berpikir Yong Hwa akan lebih ganas setelah apa yang dilakukannya, diam-diam membuka brankasnya. Dan jika Yong Hwa bertindak anarkis karenanya, Shin Hye siap membeberkan siapa Yong Hwa. Seorang pembunuh.
Tapi tak urung Shin Hye menyuarakan keingin-tahuannya setelah menyerahkan garpu dan Yong Hwa tanpa selera menyuapkan potongan kiwi.
"Apa Oppa baik-baik saja?" tanyanya hati-hati. "Makannya sedikit sekali."
"Ani. Aku sedang menghadapi masalah pelik." jawabnya lesu. Tumben mereka bisa berbicara seperti orang normal. Tanpa bentakan Yong Hwa dan permohonan maaf dari Shin Hye. Mendengar jawaban seperti itu Shin Hye langsung bisu lagi. Meski sebenarnya ingin melanjutkan bertanya, masalah apa?

Yong Hwa nampaknya tidak memiliki teman tempatnya berbagi. Dengan ayah sendiri tidak akur. Dengan Shi Yun~sepupunya, musuh. Istri yang sengaja dinikahinya adalah untuk dia melampiaskan dendam kesumat bukan untuk menjadi teman hidup, atau tempat berbagi dan membuatnya tentram. Dia memang tidak memiliki teman. Sebab sejak dulu teman yang dia miliki hanya Soo Ji satu-satunya, serta Shi Yun. Sebelum terjadi perpecahan diantara mereka. Maka ketika ada masalah dia pun hanya memendamnya sendiri.

Wajahnya terlihat lelah kala akhirnya meninggalkan meja makan. Shin Hye menatapnya cemas. Ada masalah apa sebenarnya hingga wajah yang selalu ganas dan kejam itu sekarang tampak layu. Di dalam kamar Shin Hye tak henti memikirkannya. Ia cemas bukan buatan. Ingin segera besok, ingin bertanya kepada Shi Yun. Apa masalah yang dihadapinya itu ada kaitannya dengan pembunuhan yang dia lakukan? Shin Hye memang tidak bisa melupakan begitu saja tentang fakta itu.
🎃

Pagi itu setelah Yong Hwa meninggalkan rumah, smartphone Shin Hye berbunyi. Segera ia menyambarnya dan menerima panggilan itu.
"Eoh, Shi Yun Oppa."
"Bisa kita bertemu diluar siang ini, Shin Hye-ya?"
"Bisa, Oppa. Ada banyak yang ingin aku tanyakan padamu." Shin Hye menjawab antusias.
"Apa kau berhasil membuka brankas Yong Hwa?"
"Nanti saja kita bicarakan mengenai itu. Dimana kita akan bertemu dan jam berapa?" Shin Hye memburu.
"Kenapa aku jadi takut mendengarmu antusias seperti ini, Shin Hye-ya?" Shi Yun menyampaikan rasa herannya.
"Dan pastikan Yong Hwa Oppa tidak tahu kita bertemu, Oppa. Atau Yong Hwa Oppa akan menyiksaku."
"Aku janji Yong Hwa tidak akan tahu. Aku akan sangat hati-hati. Sebelum makan siang nanti kita bertemu di kedai bubur belakang kantor polisi."
"Nde."

Shi Yun berpikir Shin Hye berhasil membuka brankas Yong Hwa dan akan melaporkan padanya apa yang didapatkannya. Maka dengan tidak sabar dia segera pergi ke tempat yang dijanjikannya kepada Shin Hye, dengan sangat hati-hati khawatir ada yang memata-matainya. Dia tiba lebih dulu beberapa menit, Shin Hye menyusul tak lama kemudian.
"Ceritakan ada masalah apa di kantor, Oppa! Yong Hwa Oppa sampai tidak makan dengan baik dan mungkin juga tidak nyenyak tidurnya." tanya Shin Hye mendahului.
"Seperti yang pernah kukatakan, Yong Hwa melepaskan aset perusahaan di Jepang untuk menutup kasus kekerasan yang dilakukannya. Sekarang isyu itu mencuat diantara para pemegang saham, dan mereka tengah melakukan penyelidikan. Benar dilikuidasi karena sudah tidak bisa memberi keuntungan atau dilepas dan diberikan sebagai kompensasi kepada keluarga korban. Pasti dia sangat stress sekarang." Shi Yun menjawab bersemu puas.
"Apa yang akan terjadi bila terbukti Yong Hwa Oppa bersalah?"
"Yong Hwa mungkin akan dipecat atau ditempatkan di posisi paling bawah di perusahaan. Dan Presdir Jung pun akan kena getahnya, yaitu diturunkan dari posisinya sebagai presiden direktur."
"Separah itu?" Shin Hye kaget.
"Yang mereka lakukan mengkhianati perusahaan, sanksinya berat." jelas Shi Yun.
"Tapi bukankah presdir Jung adalah pemilik perusahaan itu?" Shin Hye tidak paham.
"Mereka pemegang saham terbesar nyaris seperti pemilik, itu sebabnya mereka menempati posisi penting. Tapi tetap saja ada para pemegang saham lain termasuk keluargaku. Dan kami pun sama memiliki hak. Keputusan tertinggi berada di tangan para pemegang saham, maka setiap kebijakan pimpinan perusahaan harus mendapat persetujuan rapat para pemegang saham. Dan untuk setiap penyimpangan yang mereka lakukan pun, tidak lepas dari pengawasan para pemegang saham. Apa kau paham sekarang?" tatap Shi Yun.
"Nde. Jadi jika terbukti Yong Hwa Oppa dan ayahnya melakukan kecurangan, mereka akan tergusur dari posisinya?"
"Benar."
"Apa nanti Shi Yun Oppa dan ayah Oppa yang akan menggantinya?"
"Mungkin, dan mungkin juga yang lain. Rapat para pemegang saham yang memutuskan nanti."
Shin Hye terdiam.

Jadi taruhannya Yong Hwa dan ayahnya terdepak dari perusahaan mereka sendiri. Nampaknya ini tidak main-main.
"Jadi bagaimana dengan tugas yang kuberikan padamu? Apa kau berhasil?" Shi Yun tidak sabar.
"Josungheyo, Oppa. Aku tidak berhasil melakukannya. Aku sudah mencoba banyak kombinasi angka, tapi tetap tidak bisa dibuka. Aku mohon Oppa memahamiku." hiba Shin Hye mencoba berakting. Tiba-tiba ia tidak tega mendengar Yong Hwa dan ayahnya bila sampai terdepak dari kursi pimpinan atas kasus itu.

Shi Yun tidak lebih baik dari Yong Hwa. Justru Shin Hye bisa memaklumi Yong Hwa yang begitu marah kepada orang yang telah membunuh kekasihnya. Tapi sikap Shi Yun yang melukainya berulang kali tanpa alasan tidak sepatutnya mendapat rasa ibanya.
"Jadi kalau begitu hanya untuk itu saja kau menemuiku sekarang? Jangan bilang karena kau mengkhawatirkan Yong Hwa." Shi Yun curiga.
"Tidak sama sekali, aku hanya heran saja. Yong Hwa Oppa sampai kehilangan energi. Bahkan tidak sanggup membentakku seperti biasa."
"Kalau ini hanya alasanmu, jangan menyesal orang tuamu tahu tentang kehidupan pernikahanmu." ancam Shi Yun.
"Apa Oppa tidak akan memberiku kesempatan lagi? Dengan cara yang Oppa ajarkan itu, aku menemukan hanya angka 5 dan 6 yang banyak ditempeli serbuk." Shin Hye berusaha membujuk.
"Sayangnya aku sudah tidak percaya lagi padamu, Shin Hye-ya."
"Aku akan membantu Oppa jika aku bisa. Dan sejak awal pun aku tidak pernah tidak patuh terhadap Oppa. Tapi aku ini bukan orang cerdas seperti kalian. Maklumi jika karena kebodohanku aku sulit memenuhi permintaan Oppa tersebut." sekali lagi hiba Shin Hye.
Shi Yun tidak segera bicara. Sepertinya bujukan Shin Hye bekerja. Shi Yun memikirkannya.

Yang penting para pemegang saham sudah termakan hasutannya untuk membuka kasus itu, yang selama 3 tahun ini tertutup rapi. Shi Yun yakin pelepasan aset perusahaan mereka di Jepang karena kesalahan Yong Hwa. Jika sampai terbukti, dirinya tidak harus sulit lagi mendepak Yong Hwa, rapat para pemegang sahamlah yang dengan otomatis mendepaknya. Keuntungan besar baginya. Oleh karenanya saat itu ia tidak terlalu memaksa Shin Hye harus bisa membuka brankas Yong Hwa. Ia memahami kesulitan yang dihadapi Shin Hye. Meski juga bukan berarti Shin Hye lepas dari cengkramannya. Shi Yun hanya mencari waktu dan situasi yang tepat untuk kembali memanfaatkan Shin Hye guna menyerang Yong Hwa. Sebab sejak awal itulah tujuannya memberikan Shin Hye kepada Yong Hwa. Yakni untuk melumpuhkan sepupunya itu. Kecemburuan yang ia pendam sejak anak-anak terhadap Yong Hwa membuatnya berpikir keras dan menyusun strategi guna menjatuhkannya. Step by step strateginya sudah berjalan sesuai rencana, jangan sampai ia gagal pada tahap eksekusi hanya karena ia mengabaikan Shin Hye.
🎃

TBC

Memperhatikan reaksi fans shinhye ttg spekulasi pernikahan dia dgn CTJ 2019, author senyum sendiri. Lucu!

Biasanya bnyk yg dukung, ini malah bnyk yg teriak, Nooo......!!!

Kyknya author sendiri akan ikut teriak spt mereka... Nooo.... Of course not! Jgn sekali-kali!

Hadeuh, repot ya mrk yg pacaran kt yg mikirin...

DARK LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang