11.Pelukan yang terakhir.

2K 64 0
                                    

Nasya sudah sampai di rumah,Saat membuka pintu, Disana sudah ada Bang Nava sama mama.
"Nasya! Kamu dari mana?"Vania-
"Ehm..Dari kafe ma,habis belajar"Nasya-
"Kalo mau pergi bilang sama abang atau mama! Kalo kamu nggak bilang mau pergi kemana,Mama sama bang Nava khawatir dek"Vania-
"Maaf ma.."Nasya-
Vania mengembuskan nafas kasar.
"Buruan mandi terus turun,bentar lagi papa kamu datang"Vania-
"Iya ma"Nasya-
Saat ingin melangkah menuju tangga.
"Dek.."Panggil Nava-
Nasya hanya menoleh dan kembali berjalan menuju kamarnya.

Nasya merebahkan badannya di big size miliknya.Gadis itu melihat arloji yang melingkar di tangannya.Waktu menunjukan pukul 05.00.
"Gue capek bertingkah seolah-olah gue nggak sayang sama lo yan,Gue capek.."Nasya-
Nasya menghembuskan nafas kasar.Dia beranjak dari tempat tidur dan melangkah Masuk ke Kamar mandi.

Setelah mandi,Nasya turun,Disana sudah ada Arlend,Vania dan Bang Nava.
"Baru pulang main dek?"Arlend-
"Iya."Nasya-
"Habis darimana?"Arlend-
"Kafe."Nasya-
"Ngapain?"Arlend-
"Belajar sama main."Nasya-
"Sama siapa?"Arlend-
"Tadi sendiri,tapi tiba-tiba alex datang"Nasya-
"Lo di kafe bareng alex dek?"Nava-
"Tadi gue bilang apa?"Nasya-
Nava langsung diam,Nasya benar-benar marah dengannya.
"Hey? Kalian kenapa?"Arlend-
Nava dan Nasya sama-sama diam.
"Van mereka kenapa?"Arlend-
"Berantem mungkin"Vania-
Arlend menatap tajam kedua anaknya.
"Aku selesai"Nasya beranjak dari tempat duduknya.
"Nasya..Makan dulu"Vania-
"Nggak.Makasih ma"Nasya melanjutkan langkahnya.

Nasya duduk di kursi meja belajar nya, Mencoba membaca atau sekedar membolak-balikkan buku.

Ting!

Ponsel nasya berdering,terlihat notif dari Bryan.Nasya mengabaikan pesan itu,Tiba-tiba ponsel nya berdering,Kali ini nasya tetap dalam tujuannya.
Dan saat notif pesan itu berbunyi,Nasya mencoba untuk mengeceknya.

2 Panggilan tak terjawab
10 Pesan tak terjawab.

From:Bryan Davino.

Sya please..Lo jangan marah.

Gue bisa jelasin..

Gue khawatir sya.

Please jangan cuekin gue kek gini:(

                                                   Apa.
Gue khawatir.
Read.

Nasya melempar acak ponselnya.
"Omong kosong"Nasya-
Gadis itu mencoba menyibukkan untuk belajar, tapi hasilnya? Memang benar,kali ini otaknya perlu istirahat.
Nava melihat Nasya sedang memijat pelipis nya.Dia tau adiknya ini sedang dalam keadaannya yang kurang baik.
"Dek..Gue boleh masuk?"Nava-
Nasya melihat pintu sebentar.
"Masuk Aja."Nasya-
"Lo marah sama gue?"Nava-
"Nggak."Nasya-
"Tapi kenapa lo diemin gue sih dek?"Nava-
"Gue lagi belajar bang"Nasya-
"Gue salah,gue udah ngaku dek..Please jangan diemin gue.."Nava-
"Bang..Gue nggak marah sama lo,malah nggak sama sekali, Tapi kali ini gue lagi nggak pengen bercanda,apalagi di ganggu"Nasya-
"Gue tau,lo kepikiran bryan kan?"Nava-
"Maka dari itu gue pengen sibuk dan nggak mau mikir yang kek gituan"Nasya-
"Satu hal yang perlu lo tau dari bryan"Nava-
"Sekali dia sayang sama satu orang,Sampai kapan pun dia bakal kejar orang itu"Nava langsung keluar dari kamar nasya.

Sedangkan nasya mecerna setiap kalimat yang di ucapan Nava tadi.

***

Keesokan harinya Nasya sudah siap di meja makan,dengan muka datarnya yang menjadi sambutan nya kali ini.
"Ma aku bawa mobil sendiri yah?"Nasya-
"Kenapa nggak sama Nava?"Vania-
"Hari ini,Aku pengen mampir sekalian ke book store"Nasya-
"Kan bisa di anterin Nava"Vania-
"Ma..."Nasya-
"Ya udah boleh sayang.."Arlend-
"Lend!"Vania-
"Nggak papa yang..Penting hati-hati"Arlend-
"Ya udah,Inget hati-hati!"Vania-
"Iya."Nasya-
Setelah sarapan pagi.
"Nasya pamit berangkat ma"Nasya-
"Nggak nunggu bang Nava?"Vania-
"Adek berantem sama abang?"Arlend-
"Nggak pa.Nasya berangkat"Nasya menyambar kunci mobil yang di letakan di sampingnya.
Setelah beberapa menit kemudian,Nava turun.
"Nasya mana ma?"Nava-
"Udah duluan"Vania-
Nava terdiam.
"Nava berangkat!!"Nava langsung pergi.
"Nava! Hati-hati!"Vania-

Saat setelah sampai di sekolah,Nasya turun dari mobil,Tiba-tiba Bryan berhenti mendadak di samping mobilnya.
"Sya? Lo bawa mobil?"Bryan-
"Kemarin gue bilang apa?"Nasya langsung melangkah pergi.
Tetapi tangannya di tarik oleh bryan ke dalam pelukannya.
Nasya diam.
Bryan juga diam.
"Jangan pernah marah sama gue!"Bryan-
Nasya langsung melepaskan pelukan itu.
"Gue nggak marah sama lo! Gue cuma pengen lo jauhin gue!"Nasya-
"Lo boleh ambil keputusan apapun sya!,tapi lo nggak bisa buat sendiri keputusan itu! Lo egois sya! Terserah!,gue sayang sama lo! Gue cinta sama lo sya! Cinta! Tapi lo sendiri nggak pernah peduli sama perasaan gue! Sekali aja lo sadar!-"Bryan-
"Lo butuh jawaban dari semua ungkapan lo itu! Gue belum percaya! Setelah kejadian minggu kemarin dan baru aja yang kemarin terulang lagi!"Nasya-
"Setelah semua apa yang terjadi! Lo nggak bisa percaya sama gue? Semudah itu lo bicara dan semudah itu lo ngelupain!"Bryan langsung pergi.

Nasya diam,Air matanya terjatuh dengan sendirinya,Mungkin bryan hanya datang sebagai tamu di hidupnya.Dilain halnya Nava melihat Adiknya tengah berdiri kaku,Nava langsung berlari ke arahnya dan merengkuh tubuhnya dalam pelukan.
"Dek..Gue tau lo butuh sandaran"Nava-
"Bang..Hiks..Hiks..Apa gue salah?"Nasya-
"Lo nggak salah dek,Sudah dari awal gue bilang kalo ada masalah selesai in,Kali ini gue juga nggak belain siapa-siapa"Nava-
Nasya tersendu-sendu.
"Biar gue anter ke kelas"Nava-
Mereka berjalan menyusuri koridor.

Saat sampai di kelas Nasya, Chika,Fara dan Lisa langsung menghampiri nasya.
"Bang! Nasya kenapa!"Lisa-
"Dia-"Nava-
"Apa ini soal Bryan?"Lisa-
"Udahlah lis gue nggak papa"Nasya-
Lisa langsung memeluk Nasya-
"Sya..Lo tenang, Semuanya akan baik-baik aja,Bryan emang gitu kok!"Lisa-
"Lo tambah buat adek gue nangis tolol!"Nava-
"Santai kali bang! Lo cowok! Jadi nggak tau perasaan kita-kita!"Fara-
"Diem lo pada! Orang gue abangnya!"Nava-
Chika menatap Keduanya yang tengah adu mulut.
"Eh..Dek.. Lo nggak papa kan gue tinggal?"Nava-
Nasya mengangguk.
Nava beranjak keluar dari kelas Nasya...

Bryan AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang