32.Putus.

1.3K 33 0
                                    

"Lepas dan ikhlaskan sesuatu untuk saat ini,Karena semua orang tau,Berjuang saat kau merasa mampu,dan lepaskan saat kau merasa ragu"

Hari ini nasya membawa mobil sendiri, dan hari ini juga bryan tidak masuk sekolah..
"Sya serumit apapun masalah lo,coba selesai in baik-baik"Lisa-
Kenapa seseorang mudah sekali berbicara 'selesain baik-baik' padahal mereka sendiri tak tau bagaimana rumitnya masalah tersebut.
"Iya.Gue duluan"Nasya langsung masuk ke dalam mobil.
Nasya menyandarkan sebentar tubuhnya pada jok mobil.

Kenapa sampai selelah ini,mengapa harus bryan yang selalu ada di pikiran nasya?.
Tiba-tiba ponsel nasya berbunyi, menadakan ada notif masuk.

From:Bryan Aksara.

Temui gue di danau waktu itu.

Nasya mengerjap apakah ini benar-benar nyata?.Nasya berharap untuk pertemuan nya kali ini bryan ingin menyelesaikan masalah yang menimpa keduanya.

Nasya melajukan mobilnya menuju ke suatu tempat yaitu danau.
Saat setelah sampai,Nasya mencari-cari bryan.Dia menemukan bryan yang tengah menatap danau itu.
"Bryan.."Panggil nasya
Bryan menoleh ke sumber suara.Nasya..Gadis yang akan dirindukan setelah ini...Setelah semua perpisahan keduanya.
"Gue ajak lo kesini cuma mau bilang.."Bryan menghembuskan nafas kasar.
"Lo benar,Kita emang nggak pernah cocok sya,Kita berbeda,Dari segi pemikiran atau perasaan,Makasih selama ini udah buat gue tau apa arti cinta yang sesungguhnya,Dan tak lupa dari segala pelajaran tentang luka yang telah lo berikan ke gue,Makasih untuk segala kenangan dan harapan bagaimana kita akan selalu percaya satu sama lain,Tapi bener kata lo,Perbedaan itu memisahkan bukan malah menyatukan..Maaf sya..Kita putus.."Bryan sakit,Percaya lah bryan juga sama terluka nya.
"Lagi pula,gue udah nemuin seseorang yang sekarang bisa jadi obat dari semua ini"Bryan-

Air mata Nasya tertetes,Bryan benci pada keadaan! Kenapa di saat seperti ini dia yang harus membuat nasya menangis.
"Gue pikir,lo ajak gue kesini buat selesai in masalah ini baik-baik,Tapi ternyata pemikiran lo nggak sampai segitu Yan.."Nasya menghapus air mata yang membuat nya semakin tersendu-sendu.
"Lo boleh benci ke gue"Bryan menatap nasya yang tengah menangis ingin sekali tangan nya menghapus jejak air mata itu.
"Satu hal yang perlu lo tau!.Gue benci sama lo!"Nasya berlari menuju mobilnya.

Sementara bryan kembali menatap danau dengan tatapan kosong.Disinilah pertama kalinya tempat dimana bryan mengajak  seseorang yang sangat berarti di hidupnya,dan juga untuk terakhir kalinya bryan harus ikhlas untuk melepas karena hanya dengan cara ini nasya akan membenci bryan dan perlahan pergi dari hidupnya.
"Semoga kita di pertemuan dengan cara yang lain sya..Percaya ataupun enggak gue akan selalu cinta sama lo..."Bryan menunduk..

Nasya berlari menuju mobil,Menangis sejadi-jadinya,Jika bryan berfikir tentang perbedaan antara Nasya dan Bryan mengapa sejak awal malah menyatakan perasaan yang sekarang malah berakhir pedih seperti ini?.

Nasya melajukan mobilnya sampai di atas rata-rata.Air matanya terus bercucuran,tujuan nya sekarang adalah pulang dan membenamkan Wajahnya pada bantal.

Saat pulang,Nava menatap sang adik yang pulang dengan raut wajah yang datar,Nava tau dia baru saja selesai menangis.Nasya melewati Nava begitu saja,dan pergi ke kamarnya.

Gadis itu menatap langit-langit Kamarnya,Nasya rindu bryan yang hangat,Nasya rindu bryan dengan segala gombalan receh,Nasya juga sangat rindu dengan Petikan gitar dan suara yang membuat darahnya berdesir nyaman..

Nasya tak boleh egois,Kalau nasya sayang bryan,Berarti nasya harus membiarkan bryan bahagia dengan pilihannya,Jika bersama ku membuat mu terluka,apa dengan bersamanya membuat mu bahagia? Itu tergantung dia..

Nava masuk dan ikut merebahkan tubuh di samping nasya.
"Kenapa?"Tanya Nava-
"Gue benar-benar udah selesai sama Bryan."Nasya-
Nava terkejut, Nava menoleh ke arah Nasya memastikan bahwa dia tidak bercanda.
"Gue bego yah bang.."Nasya-
Nava tak mampu berbicara.
"Gue masih berharap kalo hubungan gue bakal baik-baik aja,padahal semuanya hanya akan Berakhir miris"Cairan bening tertetes kembali.
"Apa sebaiknya gue pergi dari sini,atau malah pergi dari dunia ini?,Kesalahan gue sebesar apa sih? Sampai jadi sepanjang ini?"Nasya bangun dan duduk untuk menghapus air matanya.
Nava ikut bangun,Dia merengkuh tubuh adiknya kedalam pelukan.
"Mungkin gue bener-bener nggak tercipta untuk terus bersama bryan bang..Gue cuma datang untuk sekedar singgah,Saat bryan udah nemuin jodoh yang sebenarnya,udah saatnya dia ngelepasin gue,Dan gue sendiri harus perlahan ngelupain dia"Nasya kembali menangis.
"Lo nggak salah apa-apa dek,Gue kan pernah bilang, Nggak mungkin bryan ngelepasin elo begitu aja karena hanya satu masalah,Lo emang belum tau aja dek,Mungkin bryan belum mau terbuka sama lo"Nava-
"Tapi nyatanya apa?"Nasya melepas pelukan itu.
Nava membisu.
"Biarin gue sendiri bang.."Nasya-
Nava hanya menurut, Nava Tau yang Nasya butuhkan saat ini adalah sendiri,Nava hanya bisa berharap,Kesedihan ini cepat berlalu,Dan nasya yang sekarang kembali menjadi nasya yang dulu.Yah karena beku adalah cara dia untuk bertahan.

Bryan AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang