35.Lulusan.

1.3K 40 3
                                    

Mohon untuk di mengerti,Kesalahan draf yang terbalik,Seharusnya 33,34,35,Dan seterusnya. Sebelum membaca lihat daftar Isi atau chapter terlebih dahulu.

Nasya mengenakan seragam Sekolahnya seperti biasa.Mungkin ini yang terakhir kali nya nasya masuk sekolah.
"Dek lo udah yakin sama keputusan lo?"Tanya Nava-
Nasya hanya mengangguk.
"Lo tega ninggalin gue sya..Siapa yang nemenin gue curhat,siapa yang gue jitak kalo gue lagi sebel sama lo.."Nava membujuk nasya agar merubah keputusan nya itu
"Lo harus terbiasa tanpa gue bang..Gue juga cuma 1 tahun doang disana"Nasya-
"Tapi dek,lo nggak tau betapa sepinya gue tanpa elo"Nava-
"Lo bisa hang out sama temen-temen"Nasya-
"Kalo nggak ada elo,Rasanya sama aja."Nava-
"Ayolah bang..Nggak udah mellow kek gini,Seharusnya hari ini lo itu bahagia,Oh iya..Selamat yah bang..Lo udah lulus, Gue kira otak lo udah karatan beneran"Nasya mencoba tersenyum.
"Apaan sih lo! Gue lagi sedih juga! Ngelawak nggak jelas lagi!"Nava-
"Cie..Yang tumben akrab pagi-pagi,Biasanya perang mulut"Ejek Arlend yang tiba-tiba duduk di meja makan.
"Iya pa,Papa kenapa sih izin in nasya pergi"Nava-
"Tujuan adek kamu kan baik va,Apa kamu juga pengen pergi ke L.A?"Tanya arlend-
"Nggak lah ma! Nava pengen lanjut kuliah disini aja!,Tapi di lain hal Nava nggak mau jauh-jauh dari Nasya pa.."Nava-
"Bang..Gue janji bakal baik! Secepatnya buat lo!"Nasya-
"Lo mah enak ngomong gitu,Tapi gue yang ngerasain gimana rasanya kesepian"Nava-
"Idih! Alay banget sekarang abang gue"Cibir Nasya-
"Iya deh! Gue izinin lo pergi ke L.A,Tapi dengan syarat lo harus cepet pulang!"Nava
"Dan ke berangkatan kamu ke L.A lusa sya..Papa udah urus kepindahan kamu"Arlend-
Nasya tersenyum simpul, Apapun yang terjadi Nasya tetaplah nasya yang sedih jika harus berpisah seperti ini.
"Ya elah bang,Iya deh iya!"Nasya-
"Itu baru adek gue!"Nava-
Begitulah percakapan mereka pagi ini.

Saat perjalanan menuju ke sekolah.
"Bang..Gue mohon jangan kasih tau Bryan soal kepergian gue"Nasya-
"Lah..kenapa?"Tanya Nava-
"Gue nggak mau nangis disaat kepergian gue untuk melupakan bryan bang.."Nasya-
Nava benar,Alasan nya untuk lanjut ke luar negeri bukan semata mencari SMA dengan jurusan beasiswa Tinggi,tetapi untuk melupakan nama seseorang yang pernah singgah di hatinya.
"Kalo itu mau lo,Gue akan ngelakuin asal lo bahagia dan lupa tentang bryan"Nava-
"Iya bang,gue harus bisa!"Nasya-.
"Eh dek ngomong-ngomong gue takut ples ngeri lihat hasil UN gue nih..Aduh..Gimana dong kalo jelek?"Nava-
"Doa aja semoga lo lulus dengan nilai baik"Nasya-
"Amin..Makasih dek"Nava-

Saat setelah sampai di sekolahan.Nasya dan Nava langsung pergi ke kelas masing-masing,Terutama Nava yang akan mengambil Hasil UN nya.

Saat setelah sampai di kelas,Nasya duduk,Dia menatap sebentar teman-temanya dan kelas yang dulu pernah menjadi sumber kenangan dari sosok Bryan.
"Kenapa lo?"Tanya lisa-
Nasya menghembuskan nafas kasar.
"Gue harus pindah"Ucap Nasya.
Lisa,Fara,Chika terkejut bukan main.
"Hah! Lo mau pindah!"Fara-
"Nggak! lo bercanda kan sya! Nggak lucu!"Lisa-
"Nggak mungkin lo pindah sya,Lagi Pula-"Ucapan Chika terpotong.
"Gue beneran mau pindah"Nasya trsenyum Simpul.
"Alasan lo pindah?"Tanya lisa-
"Lo tau semuanya lis,Apa perlu gue jawab"Nasya-
"Lo pindah kemana sya?"Tanya Fara-
"Ke L.A,Amerika serikat"Nasya-
"Jauh amat.."Chika-.
"Gue minta tolong sama kalian,jangan pernah bilang ke bryan soal keberangkatan gue lusa."Nasya-
"Tapi kenapa!"Chika-
"Nggak chik,Gue nggak mau.."Tatapan nasya berubah menjadi sayup.

***

Bel istirahat berbunyi,Kali ini nasya ikut teman-temannya untuk pergi ke kantin,Mungkin untuk terakhir kalinya.

Saat setelah sampai di kantin,Nava berlari menuju ke arahnya,Kemudian memeluk erat Nasya.
"Dek...Lo tau kan! Nilai UN gue bagus dek!!"Nava berteriak heboh.
"Syukurlah bang"Jawab Nasya.
Nava menatap Nasya sebentar,Tertampak sejuta kesedihan di matanya.
"Ayo ke kantin,Gue traktir lo"Nava menarik tangan nasya.

Disana sudah ada,Bryan,Alex dan Revon,Nava mengajak Nasya pindah Meja.Tiba-tiba suara Revon yang lama sudah tak Terdengar muncul kembali di Telinganya.
"Sya!! Lo perlu tau!! Gue lulus bro! Peluk dong!"Teriak Revon yang ikut duduk di sampingnya
"Pelukan sono sama tiang."Lisa-
"Apaan sih! Nggak malu lo dilihatin orang banyak!"Cibir Nasya-.
"Biarin dek! Biasanya juga malu-maluin!"Nava-
"Gue lagi bahagia gaes,seharusnya lo kasih selamat gitu.."Revon-
"Maaf Revon,Nasya lupa..Revon Selamat yah..Semoga sukses.."Nasya ingat tak lama lagi dia pasti tidak akan pernah lagi mendengar ocehan aneh dari Revon.
"Eh Sya,Lo kenapa?"Tanya Revon.
Belum sempat nasya menjawab,Dari meja bryan,alex dan lainnya pergi, lebih tepatnya bryan yang pergi. Tatapan mereka sempat bertemu,tetapi dengan cepat bryan memutusnya.
Nasya berharap bryan selalu bahagia setelah kepergian nya ini,Benar atau tidak nya tergantung di antara mereka,Barang kali semesta adil di keduanya,Mereka pasti akan di satukan..

Bryan AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang