39.Berbeda..

1.3K 41 0
                                    

Nava sudah sampai di rumah sakit,Dia melihat Revon dan Alex juga sudah ada disana dengan raut muka yang sulit di artikan

Nava juga melihat diva dan josen yang menunduk sambil menunggu kabar selanjutnya dari dokter.
"Gimana keadaan bryan?"Tanya Nava memecah keheningan.
"Dia koma.."Alex-
Nava mengacak rambutnya frustasi,Apa yang harus di katakan nava pada adiknya?.
"Kita doakan aja bryan Va"Revon-
Nava hanya ikut duduk sambil menunduk..

***

Ditengah masa tegang,Sang kakek datang dengan raut muka yang berbeda kali ini.Bukan marah tapi menyesal.
"Josen..Dimana bryan?"janson-
"Peduli apa anda?"Josen menatap lekat pria yang ada di hadapannya.
"Josen..Ini bukan maksud papa nak..Papa sendiri tidak tau jika akhirnya seperti ini"Janson-
"Apa anda sendiri sudah tau,Sehancur apa bryan kemarin?"Josen-
"Dan anda tau? Cucu dari keluarga Davino layaknya seperti mayat hidup,Dan sekarang? Dia sendiri yang melawan kematian dengan sisa tenaganya.."Josen-
"Papa nggak tau..Kemungkinan bryan sadar cuma sedikit pa..papa juga nggak tau betapa hancurnya bryan ketika masalah selalu hadir dan merengut sumber kebahagiannya?"Josen-
Janson hanya mematung,tidak tau bahwa selama Ini,Cucunya menderita seperti ini,Karena ulah dan perbuatan nya sendiri?.

Jonson kemudian pergi,Meninggalkan koridor rumah sakit,tapi sebelum itu.
"Om!"Panggil elina saat jonson ingin beranjak pergi.
"Iya elina?"Tanya jonson.
"Saya ingin membicarakan sesuatu dengan anda"Elina-
"Saya tunggu di taman rumah sakit"Jawab jonson dingin.
Setelah itu jonson pergi dengan raut wajah yang sulit di artikan.
"Semoga ini yang terbaik.."Elina menatap cicin tunangannya.

***

Nava menatap layar ponsel yang menampakan nama Nasya di sana,Nava berada dalam pilihan tidak menghubungi atau bagaimana? Nava benar-benar bingung.

To:Nasya Althaii❤

Dek..

                      Dih kangen nih?baru
                      Aja selesai chatan.

Gue serius.

                            Bang? Lo kenapa?

Bryan kecelakaan dia
Masuk Rumah sakit,
Dan sekarang dia koma..

                     Ini nggak lucu.Gue
                     Tau lo bercanda.

Sekali lagi gue
Serius.

                         Gue pesen tiket
                         Sekarang.Wait me.

Sya enggak! Kamu nggak
Boleh pulang! Dengerin abang
Kamu baru aja sampai! Dan dengan semudah itu kamu pulang! Inget dek! Ada saatnya
Lo mikir diri sendiri.

                           Disaat bryan lg
                           Berjuang melawan
                           Mautnya,Dan gue?

Gue janji buat lo dek
Bryan akan baik-baik aja.

                                         Serah lo.

Sya please jangan bersikap
Seperti ini.

                         Maaf bang..
                        Tapi nasya khawatir

Lo harus doa buat dia.
Gue janji,Bryan akan sadar
Secepatnya.
Read.

Nava menghembus kan nafas lega.Bryan harus tau.Sementara suster keluar dengan keadaan panik.
"Panggilkan dokter sekarang!"Suster-
"Sus..Bagaimana dengan putra saya!"Diva panik-
Sementara perawat muda itu sudah beranjak kembali ke ruang ICU.
"Suster! Bagaimana keadaan bryan!"emosi sang ibu itu sudah memuncak.
"Tante diva..Tante jangan emosi.."Nava-
"Apa dia tuli! Untuk sekedar-"Ucapan diva terpotong.
Saat josen maraih tengkuk diva.
"Diva..Semuanya akan baik-baik aja,aku janji! Bryan akan selamat"Josen-
Diva berhambur ke pelukan sang suami.

Ibu satu anak itu tak berhenti-berhentinya Menangis.Tiba-tiba dokter yang baru saja keluar.
"Dok..Bagaimana keadaan anak saya?"Josen.
"Alhamdulillah berkat kuasa Tuhan,Dia terselamatkan,Tetapi selama ini dia belum sadar,saya akan mengecek keterangan soal keadaan pasien, Dan sekarang Pasien boleh di jenguk,Lebih baik yang masuk satu-satu agar tidak menganggu istirahatnya."Kata seorang dokter itu.
Diva tersenyum Lega mendengar pengakuan dari sang dokter.

***

Waktu menunjukan pukul 10.00 malam.Nava,Alex dan Revon masih setia duduk di ruang tunggu.Membiarkan tante diva untuk bersama Bryan terlebih dahulu.
"Kalian belum pulang?"Suara Josen menyadarkan Nava dari Lamunannya.
"Nggak om,kayaknya kita nginep disini aja"Nava-
"Huh..Bryan beruntung bisa memiliki teman seperti kalian,Eh? Yuk masuk dulu, nggak mau tau keadaan bryan?"Josen.
Ketiganya mengeryit kan dahi.
"Lo aja deh Va"Revon-
"Secara elo yang dari tadi panik mondar-mandir nggak jelas"Alex angkat suara.
Nava mengangguk.

Dia memasuki ruangan bernuansa putih itu,Bau obat menyengat di indra penciumannya.
Tampak seorang wanita paruh baya tak henti-hentinya memegang tangan Yang sedari tadi hanya diam.
Sadar akan kehadiran Nava..
"Nak Nava sini jenguk bryan.."Diva memberi kesempatan untuk Nava duduk di kuris samping ranjang bryan.
"Tante istirahat aja di sofa,biar aku sama temen-temen yang jaga bryan"Nava-
"Makasih nak.."Diva menyandarkan diri di sofa yang tak jauh dari ranjang bryan.

Nava memandang wajah yang berbalut perban di dahinya,Meninggalkan sebutir darah yang membekas di sekitar perban itu.
"Gue tau lo hancur..Tetapi lo nggak boleh terus-terusan lemah seperti ini yan..Nasya nggak pengen lo terluka."Nava-
"Lo kuat untuk dia,Lo harus berjuang demi dia,Jika lo lemah seperti ini,Siapa yang akan berjuang, Gue tau lo dengar walau samar-samar,Inget yan sejauh apapun jarak antara elo sama Nasya,Gue yakin semesta akan berpihak ke cinta lo"Nava-
Nava yakin,Dan Bryan harus tau dan mengerti,Semuanya tidak akan selalu seperti ini.

Bryan AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang