🌞Summer

4.3K 499 10
                                    

Ya Tuhan!

Aku bersumpah, di keadaan perut yang kelaparan seperti ini, makanan enak adalah menu yang terbaik. Tapi, aku sedikit tercengang saat Jimin menawariku bibir plum nya untuk digigit dan dihisap lantaran dia tidak bisa membawakanku makanan karena Seulgi bisa curiga.

Jimin juga sempat berkata bahwa ia baru saja selesai makan ramyun dengan Seulgi, karenanya rasa ramyun yang khas tersebut masih melekat di bibir tebalnya.

Aku meneguk ludahku kasar saat wajah Jimin perlahan mendekat hingga akhirnya bibir kami berdua bertemu. Rasanya seperti ada sengatan listrik yang mengalir di tubuhku saat Jimin memulai ciuman tersebut. Tangan kekarnya meraih punggungku, mengangkatku perlahan-- tentunya tanpa melepas pangutan bibir, hingga akhirnya aku benar-benar terduduk di sampingnya.

Benar kata Jimin, rasa pekat ramyun itu masih terasa. Bahkan sekarang rasanya seperti aku tengah memakan ramyun hangat buatan Jimin. Saat aku menggigit pelan bibirnya, memberikan hisapan-hisapan pelan yang memabukkan dan selanjutnya memberikan lumatan, dapat kudengar suara erangan Jimin yang keluar dari mulutnya.

Astaga, apa dia terbuai dengan ciuman yang kuberikan?

Hingga kini aku tersentak hebat saat Jimin mulai mengambil alih ciuman, mengangkat tubuhku hingga kini aku benar-benar duduk di atas pahanya, lalu kemudian saling menekan tengkuk untuk memperdalam ciuman.

Aku merinding saat kulit tangan Jimin menyeruak masuk ke dalam hoddie merah marun yang kukenakan, mengusap punggungku pelan dan membuatku benar-benar menyumpahi Jimin saat erangan kecil itu keluar dari mulutku.

Aku gila dibuatnya!


Busan, Juni 2019
Haeundae, Bangso-dong
Kamar Jimin

Summer in Busan [ PJM Series ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang