'Aku akan dimarahi Paman jika kau sampai terluka!'
'Kau tahu, Paman membayarku mahal hanya untuk menjagamu. Kau itu tidak lebih adalah ladang uangku. Karenanya, jangan pernah melakukan tindakan yang dapat mencelakaimu!'
Aku sedikit tersentak saat bunyi air mendidih terdengar bergemuruh di telingaku. Buru-buru, aku segera memasukkan ramyun bungkus milikku ke dalam panci yang sudah berisi air mendidih.
Perkataan Jimin cukup membuatku tidak konsentrasi seharian, ini membuatku gila.
"Kau ini sebenarnya bisa masak apa tidak?" Tanya Jimin, tepat dari arah belakangku.
"Tentu tahu, Jim," jawabku pelan. Lalu kemudian Jimin mengambil sendok kayu tersebut dari tanganku dan berucap, "Biar aku saja. Nanti kau terluka."
"Ayah tidak akan marah jika aku tergores pisau saat memotong, terkena percikan minyak panas saat menggoreng, tersentuh panci panas saat merebus air. Kau khawatir seperti ini karena aku adalah ladang uangmu. Jika aku bukan ladang uangmu, apa kau akan khawatir juga? Kurasa kau akan tidak peduli padaku," tuturku panjang lebar. Mengatakan ini benar-benar sesuatu hal yang menyakitkan.
"Jangan bicara yang aneh-aneh," ujar Jimin.
Jim, aku sedang jujur padamu. Bukan bicara sesuatu yang aneh.
Busan, Juli 2019
Haeundae, Bangso-dong
Dapur Apartemen Jimin
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer in Busan [ PJM Series ]
Historia Corta[ COMPLETED ] ✔ Aku Kamu dan.. Musim panas di Busan