Dengan gerakan super cepat, aku segera menendang lutut Debt Collector itu dengan kuat, hingga membuatnya benar-benar jatuh dengan lutut sebagai tumpuannya. Penuh dengan ketakutan, aku segera berlari lewat pintu yang satunya-- Cafe ini punya banyak pintu masuk.
Dapat kudengar suara teriakannya. Teriakannya yang membuat sekujur tubuhku bergetar. Harusnya aku mendengar perkataan Jimin untuk tetap diam dirumah.
Aku terus berlari, bahkan melewati mobil Jimin yang terparkir rapi. Sesekali, aku menoleh kebelakang, melihat Debt Collector itu yang masih terus mengejarku dengan langkah yang sedikit tertatih.
Sungguh aku benar-benar takut. Semua pertanyaan melintas begitu saja di kepalaku; Apa aku akan tertangkap? Apa aku akan mati hari ini? Apa Jimin tak akan menyelamatkanku?
Aku terkejut saat pergelanganku tiba-tiba saja dipegang seseorang. Ketakutanku menghilang saat tahu jika orang yang meraih tanganku adalah Jimin. Kini, pria itu juga ikut lari denganku.
Entah sejak kapan pegangan Jimin yang tadinya berada di pergelangan tanganku kini tiba-tiba saja sudah saling berkaitan dengan jari-jari tanganku yang lebih kecil dari jari-jarinya. Kami berdua saling mengeratkan, berlari menembus kota, menghindari Debt Collector.
Hanya berdua.
Busan, Juli 2019
Namgu
Jalan raya
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer in Busan [ PJM Series ]
Short Story[ COMPLETED ] ✔ Aku Kamu dan.. Musim panas di Busan