3

2.5K 378 8
                                    

Sejak penawaran itu, Kyungsoo menjadi rutin mengantarkan kopi setiap paginya untuk Kris. Tapi, Kyungsoo hanya mau membuatkan satu gelas kopi sehari. Kyungsoo tidak ingin Kris menjadi sakit karena kelebihan mengkonsumsi kopi.

Kris yang sudah terlanjur suka dengan kopi yang dibuatkan Kyungsoo, akhirnya hanya bisa pasrah saja. Rasa kopi lain tidak lagi istimewa dilidah Kris. Akhirnya, pria itu menyesap sedikit-sedikit kopi yang dibuatkan Kyungsoo, agar tidak cepat habis.

Namun, ada satu hal yang mengganggu Kris selama Kyungsoo membuatkan kopi untuknya. Pria mungil ini begitu cerewet. Kadang tidak tau tempat kapan harus bicara atau menutup mulutnya.

"Pagi hyung. Layanan kopi datang..." Kyungsoo berujar riang sambil memasuki ruangan Kris. Tidak lagi mengetuk pintu, karena sudah terbiasa mengantarkan kopi setiap pagi.

"Hm." Kris hanya menjawab datar.

"Hyung sedang mengerjakan apa? Sepagi ini sudah ada pekerjaan?"

"Letakkan saja kopinya di meja, Kyungsoo."

"Appa juga gila kerja. Tapi eomma selalu melarangnya. Uang bisa dicari, tapi kebersamaan keluarga, tidak."

"Jika kau sudah meletakkan kopimu, kau bisa pergi."

"Tapi, aku sering melihat appa mencuri waktu untuk bekerja. Tidak heran, uang appa banyak sekali. Aku pernah tidak sengaja melihat buku tabungan appa. Nolnya banyak sekali, aku sampai tidak bisa menghitungnya."

Kris menghela nafasnya agar tetap sabar. Setiap pagi pasti terjadi hal yang sama. Kyungsoo mengantarkan kopi sambil bercerita banyak hal. Kris sampai tau nama anjing Kyungsoo, pekerjaan orangtua Kyungsoo, teman-teman Kyungsoo dan banyak hal yang sudah diceritakannya.

Tapi, Kris selalu menahan diri agar tidak membentak pria yang lebih muda darinya ini. Kris yakin, Kyungsoo akan menangis jika hanya mendapat sekali bentakan, -dan juga reputasi perusahaan juga akan dipertaruhkan, CEO membentak mahasiswa magang yang mengantarkan kopi.

Jadilah Kris membiarkan saja Kyungsoo berceloteh sampai bosan.

"Ah, minggu depan hari terakhir aku magang, hyung."

"Minggu depan? Secepat itu kah?"

"Iya. Aku juga harus fokus pada skripsiku kan? Agar aku cepat lulus dan menjadi CEO seperti hyung."

"Hm." Kris menjawab singkat. Yang ada di pikirannya saat ini adalah, siapa yang akan membuatkan kopi untuknya jika Kyungsoo sudah pergi.

"Hyung tau? Setelah aku memposting fotoku yang duduk di belakang meja kerja hyung, fansku semakin banyak. Jumlah like fotoku hingga ratusan ribu. Katanya, aku cocok menjadi CEO. Aku berkali-kali lipat terlihat tampan, hyung."

"Cih! Tampan apanya? Mukanya imut dan menggemaskan gitu." Kris berdecih seraya mengejek Kyungsoo yang masih berdiri disamping mejanya.

"Aku tampan! Aku manly!" Kyungsoo marah sambil menatap Kris dengan bola mata yang membesar.

"Kau imut! Kau menggemaskan!" Kris membalasnya dengan melotot juga.

"Pokoknya aku manly! Aku tidak imut!" Kyungsoo menggembungkan pipinya, merasa kesal dengan ucapan Kris.

"Coba kau bercermin, perhatikan dirimu. Apakah kau manly? Pria manly itu seperti Brad Pitt, Taylor Lautner, dan aku. Kau jauh dari kata manly."

"Pokoknya aku manly!" Kyungsoo menghentak-hentakkan kakinya dan meninggalkan ruangan Kris dengan penuh kekesalan.

"Fyuuh..." Kris bernafas lega, akhirnya pengganggu di pagi hari sudah pergi. Kris tersenyum senang, merasa menang karena sudah pegang kelemahan Kyungsoo.

ᴋʀɪꜱꜱᴏɪꜱᴍᴇ - [𝘛𝘢𝘮𝘢𝘵]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang