17

1.5K 274 28
                                    

Setelah ditelusuri, story ini usianya hampir dua tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah ditelusuri, story ini usianya hampir dua tahun. Padahal aku tidak suka ngegantung cerita.
Terus dukung supaya story ini bisa fast up dan ga ngegantung lagi ya.

Happy reading!

Saat ini Kyungsoo berada di dalam mobil bersama Jaemin dan Seonho. Mereka bersama menuju Seoul. Kyungsoo berada di samping Seonho yang sedang mengemudi, sementara Jaemin di jok belakang menggunakan safety chair untuk anak balita.

Perjalanan tidak terasa sepi karena Jaemin senang berceloteh. Dia menanyakan banyak hal karena untuk pertama kalinya dia bisa bepergian jauh. Kyungsoo tidak pernah berencana untuk bepergian dari desa tempat dia tinggal. Tapi, karena keadaan dan bonus yang Seonho janjikan, Kyungsoo terpaksa menerimanya.

Jaemin cukup dekat dengan Seonho dan demikian sebaliknya. Jika diperhatikan, mereka tampak seperti ayah dan anak. Jaemin pun tidak terlalu sungkan jika harus bermanja pada Seonho. Membuat Kyungsoo dilemma. Apakah pantas jika Kyungsoo mendekati Seonho agar Jaemin memiliki ayah?

Kyungsoo tidak mau munafik dan lebih berfikir realistis. Dia tidak mungkin hidup sendiri sepanjang sisa hidupnya. Jaemin juga membutuhkan sosok seorang ayah. Tapi sedetikpun dia tidak pernah berfikir untuk kembali menjalin hubungan dengan Kris. Kyungsoo sudah membuang jauh-jauh kenangan bersama Kris dahulu.

"Kita menginap di hotel ini Kyung. Nanti akan ada supir yang menjemputmu ke cafe, aku masih ada pekerjaan lain. Beristirahat saja dulu, Nana juga kelihatannya butuh istirahat." Seonho menunjuk Jaemin yang terlelap di jok belakang.

"Oke, Hyung. Terimakasih."

"Malam nanti aku yang akan jemput. Ini." Seonho menyodorkan sebuah ponsel ke arah Kyungsoo.

"Tapi Hyung," Kyungsoo berusaha menolak. Selama lima tahun belakangan dia memang menolak untuk menggunakan ponsel. Dia tidak ingin keberadaannya diketahui orang lain, terutama Kris.

"Sementara kau gunakan selama di Seoul. Akan sulit menghubungimu jika tidak menggunakan ponsel."

"Ah, Ne..." Kyungsoo menurut dan menerima ponsel itu.

Kyungsoo turun dari mobil dan menggendong Jaemin yang sangat terlelap. Setelah Seonho pergi, dia bergegas mencari kamarnya dibantu bell boy. Cukup takjub dengan fasilitas yang didapatnya saat ini, kamar yang ditempatinya selama seminggu kedepan termasuk mewah.

*****

Siang hari, seorang pria berusia 40an menjemput Kyungsoo dan Jaemin di hotel. Setelahnya, mereka bersama menuju cafe untuk memulai pekerjaan. Wajah Jaemin tampak bahagia karena melihat sesuatu yang baru. Kyungsoo bersyukur menerima tawaran Seonho ke Seoul. Hanya saja, dia perlu berhati-hati agar tidak bertemu dengan Kris atau orang yang dikenalnya.

Jaemin bukan tipe anak yang sulit di atur. Selama Kyungsoo bekerja, Jaemin bermain di playground. Cafe yang terletak di pusat Kota Seoul ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Selama di playground, Jaemin mendapat teman baru. Sepertinya usianya lebih muda setahun. Tapi Jaemin dan anak itu dekat dengan mudah.

ᴋʀɪꜱꜱᴏɪꜱᴍᴇ - [𝘛𝘢𝘮𝘢𝘵]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang