5 tahun kemudian...
Kyungsoo terbangun saat alarm berbunyi. Waktu menunjukkan pukul 05.00. Kyungsoo mematikan alarmnya, kemudian menguap. Mulutnya terbuka lebar, mungkin seluruh perabotan bisa masuk ke dalam mulutnya.
Setelah menguap, Kyungsoo menggeliat. Melakukan perenggangan untuk mengumpulkan seluruh nyawanya yang belum sepenuhnya sadar kalau dia harus memulai aktifitas paginya. Bukannya bangkit dari tidurnya, Kyungsoo justru merapatkan selimutnya.
"Lima menit lagi," gumam Kyungsoo dan kembali mengarungi mimpi.
Duk! Duk! Duk!
Pintu kamar Kyungsoo diketok dengan cara tidak manusiawi. Sangat keras dan mengganggu tidur Kyungsoo.
"Appa!! Buka!!"
Kyungsoo menutup telinganya dengan bantal. "Tidak dikunci!" Teriak Kyungsoo kesal.
"Nana tidak campai!! Buka Appa!!"
Dengan malas Kyungsoo turun dari ranjangnya. Menyeret tubuhnya dengan mata setengah tertutul. "Ck! Menganggu saja," gerutu Kyungsoo sambil kembali ke ranjangnya setelah membuka pintu.
"Appa! Nana mau mandi!"
"Mandi sendiri, Nana sudah besar."
"Nana baru empat tahun, Appa!"
"Seumuranmu, Appa sudah bisa memasak dan mencuci pakaian," bohong Kyungsoo sambil berusaha kembali terpejam.
"Yaudah, Nana mandi cama tante Wendy caja!"
Mata Kyungsoo langsung terbuka lebar saat mendengar nama Wendy disebut. Tidak, Kyungsoo tidak mau berurusan dengan kembang desa yang menunjuk ketertarikannya pada Kyungsoo tersebut. Selalu menjadi masalah jika Wendy terlibat. Terakhir kali, orang sekampung menyalahkan Kyungsoo karena memberikan harapan palsu pada perempuan yang sangat mendamba Kyungsoo itu.
"Ck! Kau selalu mengancam Appa, Na."
"Nana tidak mengancam. Nana hanya mau mandi, twus Appa juga mandi. Appa hawuc kewja, ini cudah ciang!"
Mata Kyungsoo semakin membuka lebar. "Mati aku! Jam berapa sekarang?!"
"7.30" jawab anak itu singkat.
Tanpa berbasa-basi, Kyungsoo mengangkat anak itu untuk segera memandikannya.
Lima tahun lalu, setelah Kyungsoo memutuskan untuk meninggalkan segalanya, dia mendapatkan hidup baru. Dia pikir, hidup sendiri tanpa bantuan orang lain akan mudah, karena sejak kecil Kyungsoo terbiasa dipenuhi kebutuhannya oleh orangtuanya. Namun kenyataannya, Kyungsoo selalu mendapatkan kesulitan. Ditambah saat itu Kyungsoo tengah mengandung.
Sembilan bulan mengandung, Kyungsoo dikaruniai seorang putra. Kyungsoo memberikan nama Jaemin, tapi lebih suka memanggilnya dengan sebutan "Nana". Putranya itu memiliki wajah yang imut dan menggemaskan seperti Kyungsoo. Semua orang akan lemah saat Jaemin mengeluarkan senyumnya. Tapi sifat disiplin dan tegasnya didapat dari Kris. Cukup sering Jaemin membangunkan Kyungsoo di pagi hari.
Jaemin juga cukup mandiri, tidak banyak merepotkan Kyungsoo. Dia berusaha mengerjakan sesuatunya sendiri. Tapi ada beberapa hal yang dia tidak bisa lakukan. Semisal membuka pintu, karena badannya masih kurang tinggi.
Kyungsoo sengaja membuat Jaemin memiliki kamar sendiri. Selain karena ingin anaknya mandiri, Kyungsoo tidak ingin diganggu anaknya, terutama di pagi hari.
Kehidupan Kyungsoo dan Jaemin selalu cukup, tidak kekurangan. Walaupun awalnya sempat kesulitan, karena tabungan Kyungsoo dimasa pelarian habis. Namun, Kyungsoo mencari pekerjaan untuk menutupi kebutuhannya. Sesekali Sehun datang berkunjung dan memberikan bantuan. Kyungsoo sering menolak, tetapi diabaikan Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴋʀɪꜱꜱᴏɪꜱᴍᴇ - [𝘛𝘢𝘮𝘢𝘵]
Fanfiction#15 [21++] [Private Story] [Kris dan Kyungsoo] [BL - MPREG] Ini adalah story yang dipindahkan dari akun @kyungsooisme. Kyungsoo adalah namja polos. Dia menghabiskan masa magangnya di perusahaan Kris. Awalnya dia merasa nyaman magang di perusahaannya...