Khadijah atau Fatimah?

331 28 13
                                    

Allah SWT berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَآءً  ۚ  وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ  ۗ  اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

"Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu."

(QS. An-Nisa' 4: Ayat 1)

--------------------------

Adam?!

Meneleponku?! Kugigit bibir bawahku, cemas. Antara diangkat atau tidak. Tapi handphone masih terus saja bergetar. Aku diamkan. Bingung harus bagaimana.

Ya Rabb, rencana apa yang akan Kau berikan padaku?

Ketika hendak kugeser ikon hijau. Saking gugupnya handphone ku meluncur jatuh kebawah.

Haduh! Ceroboh nya aku. Akhirnya handphoneku mati.

Tak jadi telepon.

"yahh..., " aku melenguh kesal

Sedikit rasa sesal dalam hati, tapi ya memang begini adanya. Tuhan belum menghendaki. Aku memilih menjauhkan handphone dariku agar tak ada harapan yang salah darisana.

Kenapa Adam menghubungiku? Padahal hampir satu tahun kami tidak berkomunikasi.

Iya!  Tak apa. Karena inilah bentuk kami menjaga. Berjalan sesuai dengan yang Allah minta.

Masih terngiang di kepalaku ketika dia menjadi guide kami di Solo setahun silam. Usai bertemu kami menuju salah satu masjid untuk sholat subuh dan melepas lelah.

"oh iya.. Kalau bagian perempuan diatas sana ya, dan kamu dek Angga.. Kamu ikut aku di bawah, " terang Adam menunjuk jalan.

Aku mengangguk. Angga mengikuti mas Adam,  Nata dan aku menuju ke atas. Bersih diri dan bersiap sholat.

Kling. Pesan masuk.

-Adam-

Dek.. Aku pulang dulu ya, deket kok. Kalau kalian sudah selesai ntar bilang ya. Nanti kita cari sarapan bareng bareng.

-aku-
Iya

Jeduuuaakk...

Bunyi suara kursi terjatuh. Aku tersadar dari lamunanku. Aliyah kembali ke ruanganku lalu terbentur. Mengagetkanku.

"Mbak.. Kita berangkatnya di percepat, suruh siap siap," kata Aliyah menghampiriku sambil meringis.

"Oh iya dek. Setelah ini kamu mau ngapain?, " tanyaku

"ngintip ustadz Rizki ngajar qiro'ah hehe, "sahutnya tanpa malu

"haduu... Liaa... Udah deh, kamu ikut aku aja ngatur adek adek santri untuk siap siap pergi ba'da ashar ini. Yuk.., " ajakku

Kami bergerak menuju koridor kamar kamar santri yang kami pilih untuk melawat. Beberapa diantaranya sudah siap terbalut rapi dengan jilbab syar'i.

"lah.. Kok tumben cepet dandannya? Uda dipersiapkan awal waktu?, " ujarku seraya tersenyum

"iya mbak Hafsah.. Kita semangat banget.. Soalnya Ustadz Rizki bakal ikut bareng," kata salah satu santri

Inshaa Allah [END ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang