Allah Mencintaimu

234 25 14
                                    

"kenapa aku selalu diuji?"

Allah menjawab

"Karena kamu mampu"

Inshaa Allah-Watty's2019

------------------------------


Nata masih terdiam dengan mukenanya di tempat. Entah apa yang ia gumamkan pada Tuhan saat itu.

Aku menantinya di belakang sambil membaca al Quran.

5 menit kemudian, Nata berbalik ke arahku. Hidungnya merah, matanya sembab dan bibirnya menahan gejolak dalam hatinya.

"kamu kenapa?," tanyaku.

Dia mengesot ke pahaku dan membenamkan wajahnya disana. Menangis sesenggukan.

Kuelus kepalanya pelan.

"nangis aja kalo mau nangis, jangan ditahan, sekalian kan? Kurang abis, " kataku dengan tangan kanan memegang Al Quran dan tangan kiri sibuk mengelus kepalanya.

20 menit telah berlalu.

Aku membiarkannya menangis, lalu ia membenarkan posisi duduknya menghadapku. Menyeka air matanya.

"uda bisa cerita?, "

Nata mengangguk.

"iya, " sahutnya dengan suara serak.

"aku ketemu cowok brengsek, udah itu aja, " katanya.

"kenapa?, "

"ya brengsek aja?, "

"nyesel ya mulai buka hati trus ternyata ketemu sama cowok brengsek?, "

"enggak juga, emang salahku sih, "

"kamu trauma? "

Dia diam.

"bukan salahmu kok, " kataku.

"trus apa kalau bukan salahku? Aku uda mencoba menjaga diri, tapi tiba tiba aku ditinggal tanpa aba aba! Salahku apa?! Apa cowok baik di dunia ini itu gak ada?! Malah cowok ngajakin pacaran gak bener. Emang cowok kayak gitu menghargai wanita?! Enggak. Mereka itu banci. Banci. Gak mau berubah jadi lebih baik, malah pergi sama cewek lain yang juga sama kayak dia. Ganjen!, "

Cerocos Nata sambil berurai air mata, kali ini ia tak menyuarakan tangisnya. Hanya saja, air matanya mengalir.

Aku terdiam.

"karena kamu.. "

Nata menatapku nanar.

"berharga...," kataku padanya.

Dia kembali menangis dengan memelukku.

"akan ada seseorang yang datang padamu, menjabat tangan ayahmu. Dan berjanji pada dunia. Bahwa dia akan menjagamu. Dan membawamu ke jannah bersama atas ridhoNya, " kubisikkan kalimat itu di dekatnya.

Kami sama sama terdiam.

---------

Siang itu masjid sudah sepi, beberapa masih ada tapi sudah mulai beranjak dari tempatnya masing masing.

"makasi ya hari ini, lega hehe, " kata Nata sambil cengengesan.

Ahh, dia mungkin lupa wajah jeleknya ketika menangis tadi.

"ah.. Iya.. Santai aja. Nangis sekalian di lapangan, " ucapku.

"halaah... Apa si Saah... Wekkk, " dia mulai menuruni tangan mendahuluiku.

Inshaa Allah [END ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang