Cukup!

229 25 20
                                    

"kita check out jam 12 nanti ya, trus langsung go jalan jalan, " kata mas Adam

Kami kembali ke kamar masing masing.

"lama banget tadi, emang ngapain aja?, " tanya Nata

"engg... Enggak ngapa ngapain kok, " jawabku

"masak sih?, " Nata menyeringai

"cerita dong, " pintanya

"gak ada!  Uda ah," aku memalingkan muka. Bersiap beres beres baju. Kita akan check out siang ini. Ba'da dhuzur.

****

Jangan kamu jatuhkan hatimu ketika hujan
Sebab, ketika hujan turun
Kamu akan ingat perasaan nyaman itu

Tapi sayangnya

Hujan menjatuhkan hatiku padamu
-Inshaa Allah-Wattpad

------------------------------------------------------

Aku memandang langit di depan teras penginapan, telah siap dengan barang bawaan. Tapi hujan, masih juga belum reda. Nata duduk sambil membaca novelnya, dan Angga sibuk dengan mobile legends di hpnya. Mas Adam?

Ia bercengkrama dengan ibu pemilik homestay.

"bu.. Maaf ya.. Diluar masih hujan. Tapi kita nanti akan segera pergi kok bu, "

"iya mas haduhh.. Ndak apa.. Disini dulu saja sampai hujannya reda. Gak usah grogi gitu to mas.. Hahaha," kata ibunya sambil tersenyum ramah.

Syukurlah kami tidak di cueki. Ibu ibu itu sedang memasak, aku dan Nata mendekatinya.

"bu, mau bikin apa?," tanyaku

"oh, ini mau bikin acar mbak, " jawab ibu itu sembari memotong kecil kecil wortel.

"wah.. Ibu suka masak ya, saya bantu masrah mentimunnya ya bu?, "

"iya mbak silahkan.. Sepertinya mbak juga suka masak ya?, "

Aku mengambil mentimun dan membantu ibu itu, "lumayan bu, " sahutku.

Beberapa saat kemudian hujan reda.
Mas Adam memberi kode padaku.

"ibu ada kucing yang baru melahirkan, loh," celetuk si ibu

"iya kah? Waah.. Mana bu?, " aku semangat.

"mau lihat? Ayok ikut ibu, "

"tapi ibu gak tega mbak.. Kucingnya ngejen terus, saya takut, "

"oh mungkin saya bisa bantu ibu, " tawarku

"masak ada kucing melahirkan bu?, " mas Adam menyeletuk.

Kami segera mengikuti ibu itu. Masuk kamar yang di batasi dengan tirai seadanya. Terlihat kardus dengan tumpukan kain serta kucing yang menjilati bulunya.

Bayi kucing yang masih terlihat basah itu memejamkan mata. Membiarkan tubuhnya terlilit tali pusar.

"itu merah merahnya itu gimana mbak? Saya takut, "

Inshaa Allah [END ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang