Bonus Chapter!

381 17 13
                                    

A Novel by

Khansa Al-Meera

"Inshaa Allah"

📖

🍃🍃🍃

Sinar matahari pagi memang begitu cantik, tetapi sinar matahari akan kalah cantik bila dibandingkan dengan senyum indahmu. Udara pagi memang menyejukkan, tetapi lebih menyejukkan lagi ketika melihat wajahmu. Selamat pagi, selamat beraktifitas cinta.” 🌹

Aku tersenyum melihat pesan yang dikirim suamiku pagi itu. Padahal baru saja dia pamit berangkat kerja dan aku mengantarkannya di depan itu. Setelah mencium tangannya dia mencium keningku agak lama.

Lalu kami saling menatap dalam iris masing-masing.

Penuh cinta.

"Abang berangkat dulu ya dek, jangan rindu, " mas Rizki mengelus puncak kepalaku, aku memejamkan mata dan memiringkan kepala manja.

"apa? Rindu? Makhluk apa itu?, " aku menggodanya. Lalu tertawa dan bergelanyut di lengannya. Mas Rizki membenarkan sepatunya, menunduk lalu menegakkan badan lagi.

"ah, adek ini..hemmm, " cubitnya gemas. Lagi-lagi pipiku selalu menjadi squishi di tangannya.

Selalu dan tak pernah absen.

"adek gak mau rindu..., " aku pura pura cemberut, tapi tetap berada di balik cadar sebab pintu depan telah terbuka.

Mas Rizki selalu memintaku mengenakan cadar saat mengantarnya di depan pintu. Dia bilang, takut di lihat orang akunya.

"kenapa gak mau rindu?, " mas Rizki mengangkat sebelah alisnya. Tersenyum menebak-nebak.

"biar adek di dekat abang selalu..hehe, " aku menutup mata dengan kedua tanganku, salah tingkah.

"adek..... Hemm, " mas Rizki memelukku sambil mengecup kepalaku. Aku balas memeluk.

"bidadari abang bisa gombal juga ya?, " mas Rizki menatapku dan aku mendongak balas menatap. Masih tetap dalam rengkuhannya.

"weeekk.. Abang yang mulai.., " godaku. Lalu aku tenggelam ke bahunya.

"eh, uda adek.. Abang mau kerja.. Nanti lagi ya.., " mas Rizki melonggarkan pelukannya.

"iya.., " aku mengangguk.

"assalamualaikum bidadarinya Abang..., " mas Rizki mengulurkan tangan dan kucium perlahan. Lalu segera masuk mobil.

Aku masih tetap berdiri sambil melihat mas dan mobilnya keluar dari gerbang rumah. Membuka kaca mobilnya dan melambai ke arahku dengan perasaan sayang, aku balas melambai.

Bahagiaku sesederhana ini.

Hamdalah...

Alhamdulillah ya Allah.

Aku hendak beranjak ke dalam sebelum akhirnya ada klakson mobil yang di bunyikan.

Itu bukan mobil suamiku.

Inshaa Allah [END ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang