Cara terbaik untuk menemukan kebahagiaan adalah ketika kita sudah tidak lagi berharap apapun kepada manusia, lalu menuju Sang Pencipta.
-Inshaa Allah-Watty's2019-
------------------------------------------------------------
Sebentar lagi kereta menuju kotaku datang. Aku dan kawan seperjuangan yang pergi ke Solo merapikan barang barang dan bergegas ke ruang tunggu.
Nata dan Angga sudah masuk duluan. Tinggal aku menyerahkan dokumen ke petugas agar dapat masuk ke area kereta.
"aku pulang ya.., " kataku lirih.
Rela untuk pulang? , sedikit, kataku dalam hati.
"Hafsah, hati hati ya..., " mas Adam tersenyum.
Aku mengangguk.
Lalu aku masuk ke area. Duduk manis di samping koper sambil sesekali memainkan hpku.
Hmm.. Begini ya rasanya akan pulang.
Aku menghela nafas, lega atau tidaknya entahlah. Aku bingung.
"pak... Sebentar aja pak... Saya gak akan naik kok, " sayup sayup terdengar suara debat antara lelaki.
Ku toleh ke pintu masuk.
Mas Adam dengan petugas?
"iya mas, gak boleh. Harus ada ktpnya dulu"
"duh... Ribet ya pak ya. Nih.. Ktpnya, orang saya mau ke temen saya kok, " katanya sambil melewati petugas. Menuju ke arahku.
Dan pada akhirnya..
Dia menemaniku menunggu kereta datang.
"mmm... Tentang yang tadi itu aku mau melanjutkan, "
Aku gugup.
"jadi sebenarnya yang kamu temui sekarang bukan Adam, " katanya
Apa?
Eh?
Dia?
Bukan mas Adam?
Aku terhenyak. Mematung di tempat.
"kamu gak papa kan?," tanyanya padaku.
"dia nyuruh aku buat ketemu kamu, dia malu mau ketemu. Ya gitu dia, bayar aku buat mengetahui siapa kamu sebelum bertemu. Dan ternyata kamu orangnya baik. Dia ngikuti kita diam diam. Dia mau lanjut ke yang serius sama kamu. Jadi gimana?, " lanjut lelaki di sampingku
"j-jadi.. Bukan mas Adam? Selama ini siapa? " aku terbata. Shock.
"aku orang yang sangat mengerti dia. Wajahnya mirip sama aku. Dia orangnya sederhana. Kamu mau menerima dia apa adanya?, "
Aku mengangguk pelan. Hatiku masih tertohok.
Aku diam, menunduk ke bawah. Menatap kakiku yang juga diam tak bergerak.
Aku dibohongi? Selama ini?
Air mata menggenang lalu menetes ke punggung tanganku.
"k-kamu nangis? Eh?, " tanya lelaki itu panik.
Aku hampir menjerit tapi kutahan. Sakit ya?
Tangisku menderas namun bisu. Hanya air mata yang mengalir membasahi cadar dan punggung tangan.
"eh.. Anu... Maaf maaf... Tadi bercanda kok... Maaf... Iya iya.. Aku adam... Eh.. Ya ampun.. Jangan nangis.. Cup cup, " dia mengakuinya panik. Ia menoleh kanan kiri karena beberapa orang menatap kami. Seolah mas Adam melakukan sesuatu padaku.
Ah! Jangan bercanda seperti itu!
"iya kah?, " aku masih sesenggukan.
"iya! Bener, uda jangan nangis ya.. "
"bener...? " aku masih menanyakan lagi
"iya.. Ninja" senyumnya terkembang.
Tuuttttt....
Bunyi kereta api melolong memenuhi stasiun. Aku terkesiap dan berdiri, bersiap berangkat sambil menyeka sisa air mata.
Sangat berat untuk pergi...
"aku.. Pulang ya?," mata yang masih menjejakkan air mata itu tersenyum di balik cadar
"ah.. Iya..., sampai jumpa" dia membalas senyumku.
Teduh.
Aku menyeret koperku, menuju kereta.
Seseorang melewatiku begitu saja, terasa tangan seseorang mengelus kepalaku pelan.
"hati hati ninja.., " katanya lirih hampir berbisik.
Dia....Aku tercengang..
Menyentuh hatiku
---------
Part ini pendek... Hehe..
Maaf
KAMU SEDANG MEMBACA
Inshaa Allah [END ✔️]
RomanceAdakah rasa penyesalan yang lebih besar dari salah mengkhitbah? atau berada pada cinta yang salah. sebuah kesabaran dan ketabahan yang diuji dalam kehidupan. "Menantimu di ujung do'a. Entah bagaimanapun akhirnya, Tuhan selalu punya rencana untuk ki...