Penjelasan

229 13 1
                                    

Aku segera meminta penjelasan ke mas Adam.

"maksudnya ucapan tadi apa?, " tanyaku sembari membuang pandangan ke arah kendaraan berlalu lalang.

"tadi itu... Aku..., " mas Adam terjeda.

Ia mengambil nafas panjang.

Aku berbalik badan, mengambil posisi duduk di bangku keramik.

Dingin. Angin juga bertiup beku. Suara diantara kita juga semakin sayup. Kami tenggelam dalam diam.

"aku berniat untuk....,"

"Mbak Hafsaaah!  Ayok ke masjid yuk. Bentar lagi magrib," ajak Angga padaku. Angga menghampiriku.

Ucapan mas Adam terpotong, kami berdua menatap Angga bersamaan.
Beranjak bersama menuju masjid.

"kita bahas kalau sudah waktunya.., " ucapku samar padanya.

Kami ber empat, menyusuri trotoar. Adzan magrib berkumandang. Masjid terlalu jauh untuk kita jangkau. Alhasil, SPBU terdekat jadi tempat kami untuk menunaikan ibadah Sholat magrib.

Menenangkan hati yang was was akan sebuah penuturan darinya.

Maksudnya apa?

Usai beribadah kami berjalan ke depan musholla, mas Adam membuka suara.

"dek, udah pernah minum kopi arang?, " tanyanya padaku, saat aku sedang memakai sepatu.

"belum, emang ada ya?, " tanyaku tanpa menatapnya.

"ada, ya udah kita kesana ya,sama temen temen juga,"

"siap bang, " sahut Angga sembari memegang bahu mas Adam.

Lagi.

Kami menempuh perjalanan di sepanjang trotoar.

"kamu duduk aja dulu, aku yang pesankan camilan dan kopinya" tawar mas Adam.

Aku menurut.

Seseorang menyenggol tanganku.

"Hey, tadi ngomongin apa aja sama Adam,"bisik Nata dekat telingaku.

"issh.. Apaan sih, ntar aja di bahas pas cuma kita berdua aja," aku menepis pertanyaannya.

Nata hanya ber'oh' ria sambil manggut manggut.

Kami berjalan menjajaki kota Jogja dengan kerlip lampu malam. Kendaraan berseliweran, udara lumayan dingin. Ia berjalan di depanku.

Ya Rabb, aku ingin menjelaskan semuanya. Aku ingin menyudahinya.

Tapi bagaimana? Saat ini kami masih di kota yang sama. Dan mungkin..

Dengan perasaan yang sama.

Kami ber empat sampai dekat Tugu Jogja, memesan kopi sambil memakan camilan ringan. Ia bercanda dengan keponakanku. Aku mendiamkannya.

Mmm... Mungkin ia tak nyaman. Terserahlah, sebelum ada kejelasan. Aku tak ingin bersuara basa basi dengannya.

"habis ini kita ke Malioboro, kan kalian belum kesana kan? Mungkin ada pemusik jalanan disana, " tawarnya.

Aku mengangguk.

"wahh.. Bakal asik nih bang, siapp dah.. Kamera kamera on broo.. Siap ntrar foto sama nge vlog neh, asyeek, " sahut Angga antusias.

Malam ini perilaku Angga berubah drastis. Untung masih normal.

Mas Adam menyiapkan kendaraan untuk berangkat kesana.

Malam itu kami berangkat ke Malioboro.

"Ya ampun Hafsaah... Ini rame bangeeeet... Ayok ayok, "
Nata segera membuka pintu mobil setelah kita menepi.

Inshaa Allah [END ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang