BAGIAN 13

114 15 2
                                    

        Beberapa hari setelah kejadian itu, ku lihat wolfy yg semakin berbeda. Dari caranya bicara, makan,dan hal lain. Ia nampak lebih dewasa dari sebelumnnya. lebih parah nya lagi, ia terus menempel padaku. Tak membiarkan diriku sendirian .terlebih senyumannya yg Sedari tadi mengembang, membuatku merasa dirinya bukanlah wolfy yg ku kenal.

"Wolfy, apa yg terjadi padamu?" ku memandangnnya ragu.

"Tak apa, aku Hanya senang di sini. bersamamu"ia mengacak rambutku pelan. Ku penuh dengan prasangka padannya. Mungkinkah saat melawan monster itu kepalannya terbentur dan sedikit bergeser. Apa itu bisa terjadi? Tiba tiba aku panik dan menyambar kepalannya.

"Wolfy!!! Apa kepalamu tak apa!!" ku memegang rambut wolfy dan mencari benjolan atau luka apapun  di sana. Tapi yg ku cari tak ada,  kepalanya aman aman saja. Kemudian ku mendapati kejanggalan pada wajah wolfy. Ku amati luka di wajahnnya yg ia dapatkan sewaktu bertarung hilang begitu saja. Padahal seingatku luka di wajahnnya begitu dalam. seharusnnya dalam 2 hari ini, masih ada bekas luka atau luka itu sedikit mengering.tapi di sana hanya terdapat  lebam ringan yg tak begitu mencolok. Tentu saja, ia bukan manusia.  Tapi,apa semua wolf akan mudah menyembuhkan diri?

Tanpa ku sadari, sedari tadi aku memandangi wajah wolfy sambil mengecek lukannya. aku baru menyadarinnya, ketika wolfy memegang tanganku. Kemudian ia tiba tiba tertawa, aku balas menatapnnya penuh tanda tanya.

"Hei, kenapa kau tertawa?"

"Aku benar benar tak apa, sungguh" mata kami saling bertatapan. Ku mencari sebuah kebohongan di sana, tapi tak ada.

Beberapa saat, ibu datang ke tempat kami berada. Ia tengah memegang secrik kertas dan beberapa lembar uang berwarna merah . ibu nampak sudah berpakaian rapih dan terlihat  tergesa gesa.

"Clar, tolong belikan beberapa bahan di sini dan juga alat tulis yg wolfy butuhkan untuk esok sekolah.  ibu  ada urusan mendadak, bisakah?"ia menyodorkan itu semua padaku. Ku menatap ibu kemudian wolfy bergantian.

"Ia boleh ikut denganmu, ibu memberi uang lebih jika kalian ingin membeli sesuatu atau makan di luar"

"Benarkah?! Yeay, ayo wolfy...kita siap siap" ku tarik tangan wolfy menjauh dari tempat ibu berdiri.

Sebelum ku pergi dari sana, mataku sempat mendapati raut wajah ibu yg nampak sedih di belakang kami. aku sungguh  tak dapat menebak, seberapa besar beban yg ibu pikul saat ini. Mungkin nanti, aku bisa menanyakannnya sepulang dari urusan ibu. Kemudian, ibu pergi lewat pintu depan dengan tas hitam di tangannya.

ku menatap wolfy yg mengenakan kaos putih dan celana jeans nya. kami berjalan menuju halte bus, Menunggu bus ke arah kota datang. Wolfy terus menatap jalanan itu, melihat mobil yg berlalu lalang di sana. Kami saling berhitung, Kendaraan apa yg paling sering lalu lalang. Tak berapa lama, bus yg kami tunggu datang. Kami memasukinnya dan duduk di bangku nomor 3 dari arah kanan. Aku di samping jendela dan wolfy di sebelahku. Ia nampak gembira, akupun ikut senang dengan hal itu. Dari dalam, bus terdengar beberapa wanita di belakang kami tengah memperhatikan wolfy seksama sambil berbisik pelan. Ku sempat mendengar perbincangan  yg mereka lakukan.

"Wow pria itu tampan sekali, bukan kah begitu?" satu wanita di sampingnya sedang memotret wolfy dengan ponsel nya.

"Benar,Apakah ia seorang model,benar benar perfect" wanita yg memegang ponsel itu berhenti melakukan kegiatannya ketika mendapati diriku tengah berbalik  menatap mereka . kedua perempuan itu menunduk malu dan saling menyalahkan. Ku berbalik kembali menatap depan. Wolfy yg mendapati diriku berbalik menatap  bingung sembari bertannya. Ku balas ia dengan senyuman. Wolfy nampak berfikir penuh tanda tannya.

Tak berapa lama, kami sampai di tempat tujuan. Mall megah dengan cat putih itu berdiri kokoh. banyak orang yg berlalu lalang masuk dan keluar. Kami memasukinnya dengan wolfy yg menatap kagum. Beberapa orang yg berlalu lalang menatap wolfy tanpa berkedip dan saling berbisik. Ku akui, wajah wolfy yg di tempel handsaplas  di beberapa bagian wajahnnya, tak mengilangkan pesona dalam dirinnya. Ia benar benar pria tampan sejati, tubuh kekarnnya,rambut putih dan mata biru yg jarang orang miliki menambah daya tarik tersendiri. Suatu perbedaan yg sangat indah.

love two worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang