KITA

208 2 1
                                    

Kita,
Hanya sejenak mengadu diri pada pernyataan
Yang kadAng pernyataan itu sendiri berakhir siksaan.
Kita,
Hanya perkara janji di bibir lalu sekian tahun pudar bersama waktu,
Tak ada yang bisa menebak rasa
Tak ada yang kuasa menahan sesak di dada.
Kita,, hanya kadang terjebak pada persinggahan semu
Menyamankan sebentar,, membahagiakan setengah sadar
Lalu menangis lama dalam penuh sadar.

Dan tangis itu bermula dari sebuah manisnya janji,
Lalu teringkari oleh kehadiran seseorang yang katanya lebih mengerti..
Selucu itukah engkau?
Setegakah engkau?

KUMPULAN PUISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang