Terlanjur sudah ku urai benang kusam masalalu
Mengingat, membahasnya dan menerka akan seperti apa rasanya jiwaku nanti.
Boleh lah ku kembali,
Menyusuri jalanan kelam diantara belukar cerita,
Tentang saya dan anda.Anda, lebih tepatnya ku sebut KAMU,
dan Saya adalah Aku yang sering kau Aku - aku sebagai pemilik hatimu.
Harusnya saya setegar karang mendengar nama anda
Toh sudah lewat masa bercinta dan berbagi rasa,
Meski senja berubah gelap lalu hujan di sore itu.Tentang putih rindu
Banyaknya tulisan kalbu dalam ingatan
Seakan berkata, kita adalah makhluk dengan sejuta tanda tanya dan tanda seru yang harus menerima kehadiran titik secara tiba tiba.Dulu, namamu pernah ku sebut berulang ulang,
Hingga terpejampun ku masih terus memanggil engkau dengan lembutnyaDan kini, seakan Bungkam
Mengingat luka yang pernah tertanam
Diantara lebatnya kasih sayang
Lalu menghancurkan sayang itu perlahan.
Aku masih mengingat jelas
Besaran cinta itu menyelubungi hatiku dan jiwaku sebanyak isi dunia,
Dan tak ada kata habis untukmu.Namun kau,
seakan membawa bara api, membakar cinta itu.
Seolah aku hanya semak semak yang begitu mudah kau hancurkan.
Kini ku benci akan dirimu sebenci mungkin.
Bahkan tak ingin engkau hadir.
KAMU SEDANG MEMBACA
KUMPULAN PUISI
Poetryjika sebuah hati tak bisa mengungkap dengan lisan maka tulisan adalah media yang jujur untuk menjelaskan apa yang dirasakan Ig : SABDARINDU2 disana juga banyak puisi sama quotes