Penghianat

24 2 0
                                    

" Damar... Jadi kamu juga ngerasain apa yg aku rasain selama ini, dan ini apa damar kamu bilang sayang ke aku, sumpah nih ya damar bikin jantung orang mau copot aja" gumamku dalam hati hingga suara damar menyadarkan lamunanku.

"ra"

"eh iya"

" yaudah aku ke kantor dulu ya" ucap damar dan setelah itu meninggalkan ku dengan seribu tanda tanya.

Ku ceritakan semua kejadian kejadian itu ke Bima, dia sangat mendukung hubungan ku dengan damar ya walaupun masih nggantung ya. Tak lupa juga ku  menceritakan masalalu sebelum pindah ke Bima dan dia pun memberiku motivasi motivasi untuk membuka hati karna tidak semua laki laki seperti itu dia juga mengatakan bahwa damar itu lelaki yg baik, tidak mudah jatuh cinta, awalnya Bima sempat kaget dengan pengakuan ku tentang perlakuan damar karna damar memang tidak pernah bisa berlaku seperti itu ke perempuan lain dan ini kali pertama Bima melihat damar yg sesungguhnya.

🌇

Damar

"kayaknya gue udah yakin deh sama perasaan gue ke Fira, tapi kapan waktu buat ngungkapin semuanya??apa dia juga punya perasaan yg sama apa malah engga, kalok gue di tolak gimana terus kalok Fira suka sama yg lain gimana?? Gumam damar yg saat ini sedang menatap langit langit kamarnya, hingga suara dering handphone menyadarkannya.

Enjel

"kak ini om udah pulang, katanya kalok mau neliti berkas ke sini aja, tapi kalok kesini jangan lupa bawain kue kesukaan ku ya jangan beli harus mama yg buat"

Aku tersenyum melihat pesan dari adikku yg satu ini ia memang sangat suka kue bolu buatan mama, ia juga paham dengan rasa kue buatan dan beli. Pernah dulu saat aku berkunjung ke rumah oom lupa membawa kue bolu dari rumah dan memilih beli namun ternyata enjel lebih paham dengan rasa kue tersebut saat itu dia marah besar dengannya padahal hanya karna kue bolu.

"oiya kak, om disini cuma satu minggu, itu pun kalok gak ada panggilan tugas"

Read

"dasar kakak biadab, dede cantiknya ngcht cuma di baca 😴"

Ia tersenyum geli melihat tingkah adiknya yg masih sangat manja ini.

"eah dd cantqq" balas ku.

Ku rogoh saku baju osis ku, celana abu abu, bahkan jaket tak juga ku temukan flasdisk itu, ya gini  sering sekali lupa dengan barang barang seperti itu.

"kemana nih flasdisk, mana harus di print sekarang kalok telat bisa gagal masuk tni ini " gumamku di dalam kamar.

Ya aku memang bercita cita menjadi tni, ku rasa menjadi tni adalah suatu kebanggaan tersendiri bisa melindungi keluarga bahkan bangsa dan negara, 2 bulan lagi aku akan mengikuti seleksi tni dan berkas berkas yg di perlukan akan di cek oleh oom ku sebagai yg sudah menjadi tni, pumpung dia ada disini jadi ku manfaatkan untuk membantu membereskan berkas berkas biar nanti bisa langsung berangkat seleksi tanpa khawatir dengan berkas yg salah atau pun yg lainnya.

"eh dam bawa flasdisk gak, nih buat ngopy tugas " ucap Bima.

" bawa nih, nanti kalok mau pulang anterin ke kelas ya, penting soalnya " ucap ku.

" ok santai"

" Bima " ucap ku mengingat ingat.

langsung ku naiki motor ninja merah milikku menuju rumah Bima untuk mengambil flasdisk itu sesampainya di rumah Bima ku ucapkan salam dan yg menyahut adalah pembantu Bima.

" nyari siapa mas" tanya perempuan paruh baya.

"Bima ada bi"

"ada di dalem, masuk aja"

Ku masuki rumah ber cat putih ini, saat ku sampai di pintu ke dua aku melihat sosok gadis berkerudung biru dongker dengan baju dan celana yg senada sedang melihat vidio yg ku tau itu vidio tni dan tak lupa juga seorang pria berbaju putih celana pendek yg sedang mengobrak abrik lemari buku.

"ra nih novel tni nya lagi" ucap pria berbaju putih itu.

"cari lagi ya yg banyak " balas gadis itu yg masih melotot melihat ke layar laptop nya.

"siap calon ibu persit hahah" ucap Bima ya laki laki itu adalah Bima dan perempuan itu Fira tapi kenapa mereka bisa bareng kayak gitu akrab banget lagi.

"astagfirullah Bima kalok ngomong enteng banget ya " ucap Fira.

" ya kan kamu suka sama tni siapa tau dari mulai suka bisa beneran jadi istri tni aminin aja" balas Bima yg masih asik dengan buku bukunya.

"amiin... " ucap Fira.

" nanti tni nya aku ya ra hahahha" ucap Bima tak lupa dengan tawanya.

"hahahha " ucap Fira.

Entah kenapa hati ini rasanya di cabik cabik baru tadi aku ngerasa seneng tapi ini ternyata, ku Langkah kan kaki untuk pulang dan ku lupakan tentang flasdisk itu.

"Bima, ternyata lo tu gak sebaik yg gue kira, lo selama ini dukung gue cuma buat basa basi aja, harusnya gue sadar lo lebih tau tentang Fira bukan karena vina tapi emang lo udah deket sama Fira " gumamku dalam hati sambil melajukan motor menuju entah kemana diriku juga tak tau.


Ku pukul keras keras samsak yg ada di hadapanku saat ini, kecewa hanya satu kata yg bisa ia utarakan kenapa sahabatnya sendiri menjadi penghianat padahal dari awal orang itu yg sangat mendukungnya.

🌇

Fira kesulitan untuk memainkan jari jarinya saat memegang gitar, ia melihat damar yg asik mengajari ani teman satu kelasnya damar terlihat begitu bahagia saat menjelaskan senar senar gitar ke wanita tersebut.

Fira pun merasa beberapa hari ini ada yg berbeda dengan sikap damar padahal 3 hari yg lalu damar baru saja mengatakan perasaannya, biasanya tiap hari damar selalu ada di saat Fira membutuhkannya tapi sekarang tidak bahkan ia  menjauh dari Fira.

"kok damar berubah gitu ya, emang aku salah apa coba, kemarin di kantin dia juga lebih milih diem, udah beberapa hari ini juga damar gak ngajak aku ngobrol, eh malah sekarang deket deket sama cewek lain " gumam Fira dalam hati,kemudian ia berlari keluar kelas.

Damar melihat kepergian Fira ia sebenarnya tidak tega melihat Fira kesulitan seperti tadi,tapi kejadian beberapa hari lalu membuatnya merasa sakit hati,  ia mengikuti langkah Fira secara perlahan.

Fira meninggalkan kelas dengan mata yg berkaca kaca, ia berjalan menuju rooftop sekolah untuk menenangkan pikirannya.
Sampai di rooftop ia tumpah kan semua air mata yg sudah ditahannya selama beberapa hari.

"ra lo kenapa " tanya seorang lelaki membuat Fira membalikkan badannya.

" kok kamu disini? "




Next part..
Tinggalkan jejak 🐾

SERENDIPITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang