Aku sudah berlari lari mendatangi semua guru besar THT di Bandung, Jakarta dan Yogyakarta dan semuanya sama menyarankan alat bantu dengar (abd) atau implant kokhlea.
Buatku sepertinya masih ada pilihan lain, maka mulailah aku dan temanku yang sama sama punya anak gangguan dengar berkeliling mencari pengobatan alternatif, menghabiskan tabungan hanya untuk satu kesembuhan.
Bukannya tidak ada yang mustahil di dunia ini, bukannya Allah SWT melihat perjuangan kita dahulu sebelum memberikan mukjizatnya?.Terkenal lah bahwa ada seorang ahli tenaga prana di suatu tempat yang biaya pengobatannya sekali datang menurutku mahal dengan jangka waktu sebulan berturut turut. Prana artinya energi, mengambil kekuatan dari alam semesta untuk memberikan kehidupan bagi manusia, yang menjaga dan melindungi tubuh agar sehat. Aku percaya bahwa energi di alam semesta sangat besar, dengan prana mungkin syaza bisa sembuh.
Karena gangguan pendengaran anak saya dikarenakan urat saraf pendengarannya rusak waktu masuk incubator, kuning dan harus transfusi maka dimulailah terapi prana.
Metode Prana dilaksanakan dengan pemindahan atau pembersihan energi negatif dari bagian tubuh pasien yang sakit dan menggantinya dengan mentransfer tenaga prana yang segar ke bagian tubuh yang sakit. Malam malam aku bawa syaza ke tempat terapi, aku menggendongnya dan master prana mulai beraksi.
Tangannya bergerak gerak ke atas ke bawah menghadap syaza sambil didengarkan melodi musik klasik dan dilaksanakan selama sejam.
Kami bertahan selama sebulan, setelah itu aku langsung semangat melakukan tes pendengaran kembali BERA hasilnya masih sama.
Baiklah kalau bukan ini caranya pasti ada cara lain.Terkenal juga ahli akupresur ternama, yang katanya banyak berhasil menurunkan desibel pendengaran, misalkan anaknya hanya bisa mendengar suara pesawat terbang yang 110 desibel, setelah terapi akupresur menjadi 60 desibel .
Aku semangat kesana, kemudian dimulailah kesakitan itu. Syaza ditidurkan kemudian kakinya ditekan tekan menggunakan kuku jempol dan telunjuk penerapi, ataupun kayu yang ukurannya kecil seperti ketepel. Syaza selalu teriak kesakitan,aku selalu kalut melihatnya, tapi meyakinkan diri ini bisa jadi jalan kesembuhan.
Setelah syaza selesai diterapi, aku pun mencobanya, meluruskan kaki dan terapis menekan kaki ini, rasanya meringis dan ingin minta berhenti.
Namun aku tega terhadap syaza, ritual ini dilakukan selama 2 bulan setiap hari, Setelah diterapi, aku melihat anak ini cepat sekali sakit.
Baru sembuh flu, sakit lagi, sembuh, sakit lagi. Jadi sudah stop ritual itu.
Aku pun penasaran tes BERA kembali dan hasilnya masih sama.
Oh mungkin ada cara lain, baiklah aku mendatangi sebuah tempat nuuunn jauh disana, seseorang yang memiliki spiritual yang tinggi, mungkin kelihatan tinggi tapi berakhir ngaco.
“ Kenapa?” ujarnya
“Ini Yai, anak saya gangguan pendengaran”
Syaza dibawa dan dilihat, sambil berkata “ooh ini pasti sembuh, sebentar saya doakan."
mulut yai komat kamit khusu membaca doa
" mana air aquanya?"
" air yang ini bawa saja sedikit untuk dimandikan setiap hari, Nah air yang ini untuk diminumkan setiap hari. Jadi kalau anakmu mau minum ya pake air yang sudah saya doakan."
“Alhamdulillah terima kasih Yai” “abdnya bagaimana yai?”
“Yah jangan dipakai, itu kan ada batereinya, nanti malah tambah merusak pendengarannya” Akhirnya abd itu berakhir dalam lemari baju, disimpan dan anti dipakaikan ke Syaza.Bulan depannya kesana lagi, dan seperti biasa air yang diminumkan dan dimandikan. Bulan depannya kesana lagi, dan ada sesuatu yang berbeda. Yai sedang mengusir makhluk halus, ada yang kesurupan disana, dan akhirnya tenang. Kemudian Yai mengajak kami masuk keruangan dalam.
Ada beberapa perempuan tertawa terkikik mendengarkan seorang perempuan yang sedang bicara.
“Tanya saja” aku bengong melihat yai
“Tanya saja sama ini, apa yang ingin kamu tanyakan?”
Aku tak mengerti “maksud Yai?” “dalam perempuan ini ada jin muslim, dan dia mengetahui semuanya. Kamu bisa menanyakannya?”
Aku bingung, ini Yai kok percaya sama jin. bingung juga mau nanya apa, antara ingin kabur dan sungkan memenuhi perasaan ini.
Baiklah ikuti aturan mainnya saja, meskipun kaki ini ingin segera pergi bawa syaza.
“Nama kamu siapa?”
“Marni” suara perempuan kemayu yang ingin saya jitak. “Anak saya sakit gangguan pendengaran, apakah bisa sembuh?”
“Bisa, kan nanti didoakan sama Yai, ya Yai hihihi” dalam hati ini kayanya kunti deh.
Kemudian perempuan yang namanya Marni ini tertawa hihihi “Walah Mbaknya, ini bla,,bla,,bla,,” yang mempermalukan dididepan banyak orang, kepalaku mendidih.
“Cukup Marni kamu sok tahu, udah Yai saya ga perlu nanya sama yang kaya ginian”.
Aku pergi pamit berdiri, menyesal bulak balik kesini. Ternyata ada juga Yai yang percaya bertanya tanya pada jin, dan aku tertawa terpingkal pingkal di mobil.
Kebodohan yang satu ini kelewatan.Aku bukan orang yang kenal menyerah, aku telepon teman dan menanyakan ada pengobatan alternatif di Jombang. Aku melihatnya kebetulan pas Nonton Dedy Cobuzer acara hitam putih. Di televisi diperagakan saat dia bisa memegang saraf telinga dengan tangan, kemudian pasiennya langsung bisa mendengar, aneh tapi nyata, dan tentu saja sebagai emak emak yang mengharap kan keajaiban tertarik lagi.
Aku telepon teman teman
“Iya din, saya udah coba kesana kok’
“Wahh saya mau kesana bawa anak”
“Habis 25 juta”
“Apa??ga salah 25 juta.”
“iya , biayanya langsung di bayar di muka, itu juga udah minta murah. Nah nanti kalau datang lagi gratis”
“Terus hasilnya gimana?”
“anak saya bisa dengar” “Alhamdulillah, selamat ya. saya mau kesana , ditebaklah kalau segitu”
“boleh kesana aja”
“Siap saya telepon minta jadwal langsung”
“Tapi yah, anak saya dengarnya cuma 3 hari”
“Hah, 3 hari?”
“Iya selama 3 hari dia ngeliat kalau saya panggil, kalau ada suara dia respon. Tapi 3 hari saja” “ahahahaha” saya tertawa sangat kencang
“itu pasti mahluk halus ya kan?” “iya kelihatannya, saya juga agak aneh dengan tempatnya. Diatas rumah ada gambar pewayangan gitu. Dan pas masuk rasanya terhipnotis, malah saya bulak balik ke atm ngambil duit. Dan pas perjalanan pulang anak saya seperti merespon suara suara, hanya 3 hari udah gitu cuek.hehehe..”
“Ahhh ini balada emak emak kaya kita, yang mengharapkan kesembuhan dengan berbagai aksi dan cara”.
“Iya betul, ada lagi nih, satu lagi malah minta celana dalem emaknya buat dicampur air, dan diminum oleh saya dan anak” “ahahahaha......parahhhh”
Sesudah obrolan itu, saya menertawakan diri sendiri. Memohon ampunan pada Allah SWT, maafkan saya kalau saya sudah melawan takdirMu, dan hanya berharap mukjizat.
Baiklah ya Allah, kalau semua cara itu tidak berhasil, aku mau rasional lagi.
Kembali ke jalan yang dinamakan kedokteran, menggunakan alat bantu dengar lagi dan terapi wicara intensif, hanya untuk Masa depan, masa depan, masa depan syaza.
Bandung, 2014.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Tanpa Batas
General FictionIni cerita tentang perjuangan seorang Ibu dan anak istimewanya bernama Syaza Anak Tuna Rungu yang berusaha belajar mendengar dan mengeluarkan kata kata Jalan ke depan masih panjang sayang... Biar ku hapus langkah kakiku dulu Untuk susun rencana hidu...