1

21.5K 1.9K 51
                                    

ONE

.

.

.

10 tahun sebelumnya.

Cahaya warna warni memenuhi ruangan. Suara dentuman musik menyerang gendang telingaku. Aku menggenggam gelas vodka kesekian yang kuminum malam ini. Rasanya kepalaku berputar.

“Cukup, Taeyong. Kau sudah minum banyak hari ini”

Aku menatap lelaki yang sedang duduk dihadapanku. Ia terlihat khawatir. Aku tersenyum padanya.

“Tenanglah, Jaehyun. Aku belum mabuk”

Aku berdiri dari kursiku. Mencoba berjalan menuju toilet. Tapi aku merasa kakiku sangat lemas. Suara musik yang kelewat keras menambah pusing dikepalaku. Pasti sebentar lagi aku roboh.

Tunggu.

Aku merasakan tangan melingkari pinggangku. Perlahan kubuka mataku.

Hal pertama yang kulihat adalah mata tajam Jaehyun yang bersinar redup. Oh andai dia bukan sahabatku.

Jantungku berdegup sangat cepat. Menghantam dadaku. Aku melihat wajahnya semakin dekat. Aku menutup mataku.

Perlahan, benda kenyal dan hangat menyentuh permukaan bibirku. Cukup lama. Benda itu hanya diam. Lalu perlahan bergerak dengan lembut.

Lalu semuanya gelap.

.

.

-재용-
.

.

“Uhh...”

Taeyong mengerang. Ia merasakan dunianya berputar saat membuka mata. Pandangannya mengedar, kamarnya terlihat berantakan. Tirai jendela yang hanya dibuka separuh, menghalau sinar matahari memasuki kamarnya. Ia masih betah bergelung dibawah selimutnya.

TING TONG

Samar-samar suara bel pintu terdengar.

“Hai Mark. Dimana Taeyong?”

“Dia masih tidur.”

“Boleh aku kesana?”

“Ya, tentu.”

Suara seseorang sedang menaiki tangga mulai terdengar. Lalu orang itu membuka pintu kamar Taeyong.

Morning, princess. Kau berencana tidur hingga besok?”

“Siapa yang kau panggil princess, sialan.” gumam Taeyong. Lelaki cantik itu membuka matanya. Ia melihat Jaehyun yang sudah rapi dengan kemeja birunya.

Tiba-tiba bayangan semalam muncul dikepalanya. Tentang ia dan Jaehyun yang berciuman, bahkan ia tidak yakin apakah mereka hanya sekedar berciuman atau malah tanpa Taeyong sadari, mereka telah melakukan sesuatu yang lebih.

Well, hamil adalah hal terakhir yang diinginkannya untuk saat ini.

Taeyong merasakan wajahnya memanas. Ia segera bangun dari tidurnya. Seketika rasa nyeri dan perih menyerang area selangkangannya.

Once Again (Jaeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang