20

7.8K 1.1K 233
                                    

TWENTY

.
.
.

"Apa dia tidak memberitahumu?"

Mingyu mengerutkan alisnya bingung.

"Memberitahu apa?"

"Jaehyun menceraikanku."

"Apa?!"

Taeyong menatap lelaki tampan didepannya dengan tatapan bingung. Ia mengangkat alis, bertanya melalui tatapan matanya yang mengatakan 'ada apa?' pada Mingyu.

Lelaki tampan itu hanya diam. Ia menghela napas dan menyerahkan ponselnya pada lelaki yang lebih tua. Menyuruhnya berbicara langsung dengan wanita diseberang sana.

Taeyong menerima uluran ponsel dengan bingung. Apa maksudnya?

"Hyuna?" Sapanya

"Oh? Taeyong?"

Wanita itu terkekeh pelan. Terdengar menyebalkan ditelinganya.

"Dimana Jaehyun?" tanyanya langsung.

"Lelaki Jung itu pergi."

Taeyong mengerutkan alisnya. "Pergi?"

"Ya, pergi. Mengurus perceraian."

Lelaki itu terdiam. Mencoba mencerna maksud wanita itu.

"Apa?!" Taeyong berdiri lalu berjalan keluar cafe tanpa repot menjawab panggilan Mingyu.

"Apa? Bukankah kau senang mendengarnya?"

"Kenapa?" Tanyanya dengan nada datar dan dingin.

"Hm mungkin karena dia tidak menerima janin milik lelaki lain di perutku." wanita itu terdengar kelewat santai.

"APA MAKSUDMU, JALANG?!" teriak Taeyong marah. Ia sungguh kesal mendengar nada Hyuna yang menyebalkan.

"Apa perlu kuulangi? Aku-"

Tanpa menunggu wanita itu menyelesaikan kalimatnya, ia segera memutuskan panggilan secara sepihak. Kini fokusnya tercurahkan pada sosok lelaki tampan yang berdiri tak jauh darinya.

Lelaki itu tampak masih luarbiasa tampan bahkan dengan penampilan yang sedikit berantakan.

"Jae..." bisiknya pelan saat lelaki tampan itu telah berdiri dihadapannya.

Tanpa mengatakan sepatah kata, lelaki itu merengkuh tubuh mungil Taeyong, membuat lelaki cantik itu membeku.

Taeyong terdiam merasakan rasa hangat yang melingkupi tubuh hingga hatinya. Tangannya terangkat untuk mengusap punggung kokoh sahabatnya.

"Kau tidak apa-apa, Jae?" Tanyanya pelan.

Kekehan halus meluncur dari celah bibir tebalnya.

"Aku lega." lirihnya.

"Lega?"

"Ya, aku lega bisa terlepas darinya."  jawab Jaehyun santai.

Taeyong menjauhkan tubuhnya. Ia menatap lelaki dihadapannya dengan alis terangkat.

"Apa? Kenapa menatapku seperti itu?" Jaehyun merasa aneh ditatap seperti itu.

"Apa tidak ada rasa sedih sedikitpun?" Taeyong masih bertanya dengan nada tidak percaya.

"Tidak. Sudah kubilang, aku tidak mencintainya. Aku malah merasa kesal sekaligus lega, Tae." Jaehyun tersenyum lebar menampilkan dimples menawan yang sudah sejak lama dirindukan oleh lelaki cantik itu.

Once Again (Jaeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang