18

7.6K 1.2K 173
                                    

EIGHTEEN

-
The days before all fade to black and white
Since you came into my life
Everything has changed
-

Ditengah-tengah kemeriahan hari pernikahanmu ini, aku kembali terbawa arus masa lalu. Kita sudah bertahun-tahun bersama, sebagai sahabat. Sebagai tempat berbagi mimpi, tempat mencurahkan segala keluh kesah. Aku sadar, setelah semua ini, kita tidak akan pernah sama lagi. Semuanya akan berubah mulai detik ini, Jung Jaehyun.

Dulu, bagi kita, bahagia dan duka bukan lagi sebuah rahasia. Layaknya roti yang dibelah dua, potongan yang kita bagi bersama, terasa lebih renyah saat dinikmati berdua. Bagaimana dengan sekarang? Kurasa sama. Yang membedakan hanya saat ini kau berbagi roti dengan orang yang berbeda, bukan denganku.

Ah ya Jae, apa kau ingat saat kau menalikan tali sepatuku? Kupikir saat itulah aku jatuh cinta padamu. Pada sahabatku. Kurang ajar sekali, ya? Maaf. Tapi aku tidak menyesal.

Kita melewati masa-masa sulit akhir-akhir ini, bukan begitu, Jae? Kupikir, hal paling menyakitkan bukan saat aku mengetahui kenyataan kekasihmu sedang mengandung, tapi saat kau mengungkapkan kebenaran yang selama ini kau sembunyikan dariku. Mengapa Jae?

Sakit sekali saat memikirkan kenyataan bahwa kau menyembunyikan kebenaran itu karena kau tidak mencintaiku dan tidak ingin kehilangan kekasihmu.

Tenanglah, Jae. Sekarang, aku menutup mulutku dengan rapat. Jadi, tidak akan ada yang tau bahwa kau meninggalkan benihmu padaku yang sekarang menjadi seorang bocah lelaki yang sangat aku cintai.

Aku sedih memikirkan bahwa mulai sekarang aku tidak bisa meminjam pundakmu lagi. Tidak bisa memelukmu. Tidak bisa menggenggam tanganmu. Aku tidak akan mengganggumu lagi, Jae. Jadi, tolong berbahagialah.

"Taeyong, sudah saatnya." wanita itu berbisik pada lelaki cantik disampingnya.

TING TING TING

Wanita paruh baya itu tersenyum kearah para tamu undangan sambil mengetukkan garpu pada gelas ditangannya, mencoba menarik perhatian semua orang.

Ketika suasana mulai hening, wanita yang dikenal sebagai ibu Jaehyun itu menatap Taeyong dengan tatapan lembut. Memberi kode, menyuruhnya berdiri dan menyampaikan pesan untuk pasangan yang hari ini melangsungkan pernikahan.

Taeyong menarik napas lalu menghembuskan dengan pelan. Mencoba meredakan debaran jantungnya yang tak beraturan. Perlahan ia bangkit berdiri. Matanya menyusuri para tamu undangan.

"Maaf untuk kalian yang belum aku sapa dengan benar, Aku Taeyong." Ia berdeham pelan, mencoba membersihkan tenggorokannya yang tiba-tiba terasa serak.

"Dan hari ini merupakan hari paling bahagia dalam hidupku. Sahabatku, Jung Jaehyun telah menikahi seorang gadis hari ini." Tepuk tangan meriah mengiringi kata terakhir yang terucap dari bibirnya. Ia mengembangkan senyumnya. Berusaha terlihat senatural mungkin.

"Well, kita sudah bersama selama bertahun-tahun. Berbagi suka duka bersama, hingga aku begitu hafal kebiasaannya." beberapa tawa dari tamu undangan menanggapi perkataan Taeyong.

"Pertama, kebiasaan saat ia mabuk. Wah, percayalah kau tidak ingin berada disekitarnya ketika ia mabuk. Bukannya apa-apa, tapi lihatlah tubuhnya yang tinggi besar, pasti merepotkan memapahnya pulang, benar kan?" Taeyong berusaha mati-matian agar terlihat ceria.

Taeyong terus bercerita mengenai kebiasaan sahabatnya itu. Membuat beberapa tamu undangan bersorak, tertawa menanggapi. Hingga ia merasa tidak sanggup lagi mempertahankan senyum di bibirnya. Ia terdiam selama beberapa saat. Suasana begitu hening, menunggu lelaki cantik itu melanjutkan apa yang ingin ia katakan.

Once Again (Jaeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang