NINE
-
Entah mengapa kurobek diriku sendiri.
Mungkin untuk menyadarkanku bahwa
menjahit diri sendiri memang sesakit itu
-"Apa kau menyesal?"
Lelaki mungil itu menatap wajah cantik didepannya.
"Tidak, Ten. Jika aku menahannya, mimpinya juga akan hancur."
Helaan napas keluar dari bibir tipisnya. Ia terus menatap minuman kaleng ditangannya. Beruntung apotek milik orangtua Ten ini sedang sepi.
"Wah, mulia sekali. Jika aku jadi kau, aku akan memaksa si brengsek itu untuk tetap tinggal, Tae." Ten mencibir. Tangannya sibuk meletakkan berbagai jenis obat ke raknya.
"Oh, tidak. Bukan. Dia bukan ayah dari janinku. Dia hanya si brengsek lainnya." Taeyong menghela napas.
Sejak Ten memberinya pregnancy test pack, Taeyong merasa bahwa ia bisa berteman dengan lelaki mungil itu. Walaupun terkadang cara bicara Ten kasar, namun menurutnya Ten orang yang baik.
Taeyong banyak bercerita kepada lelaki mungil itu. Tentang kecelakaan pengalaman sex pertamanya, tentang Jaehyun, tentang mimpinya.
Ten berhenti menyusun obat-obatan. Ia menatap Taeyong dengan alis terangkat.
"Ternyata kau jauh lebih menarik dari kelihatannya." Ten terkekeh pelan. "Kenapa tidak kau gugurkan saja?" ia menatap bingung lelaki cantik didepannya.
"Aku tidak bisa, Ten. Jika orangtuaku tau aku menggugurkan janin diperutku, mereka pasti akan membunuhku. Aku tidak tega dan aku harus bertanggungjawab." Taeyong meneguk minuman kaleng ditangannya.
"Padahal aku sudah merencanakan semuanya. Pindah ke Inggris. Kuliah. Mendapat pekerjaan yang bagus, lalu kembali saat umurku 26 tahun dan membangun restaurant. Kemudian menikah dan memiliki anak."
Taeyong merasakan pandangannya buram. Air mata pasti sudah menggenang dimata indahnya.
"Wah rencana hidupmu terlihat sangat tertatur dan... kaku. Terdengar membosankan." Ten terkekeh.
"Ya, tapi sekarang aku hamil. Kemudian melahirkan anak, sepenuhnya menjadi ibu. Ucapkan selamat tinggal pada karirku, Yang ada hanya tubuh gendut dan rambut rontok." Taeyong lagi-lagi menghela napasnya kasar.
"Ya, lebih baik kau bunuh diri saja sekarang. Akan aku buatkan ramuannya." Ten kini menatap Taeyong. "Tapi kau harus tau, diluar sana banyak sekali yang menginginkan anak, tapi tidak bisa memiliki anak. Berikan saja bayimu pada mereka untuk diadopsi." Ten memberi masukan. Taeyong terdiam mencerna masukan Ten.
"Dan aku masih bisa pindah ke Inggris, kuliah, dan meraih mimpiku. Itu sama saja. Hanya saja rencana itu tertunda karena proses melahirkan. Hei, aku tidak perlu memberi tahu Jaehyun mengenai hal ini. Aku bisa mencari alasan." Taeyong tersenyum lebar setelah mendapatkan ide. Ten memutar bola matanya.
"Well, keputusan ada ditanganmu. Penawaranku mengenai ramuan untuk bunuh diri masih terbuka." Ten terkekeh.
"Itu keputusan yang terbaik. Aku tidak bisa menggugurkan janinku dan aku juga ingin meraih mimpiku." Taeyong tertawa senang atas pemikirannya.
Ya, Taeyong hanya perlu melahirkan janin dikandungannya. Setelah lahir, bayinya akan diserahkan pada dinas sosial untuk diadopsi. Setelah itu ia bisa melanjutkan mimpinya yang sempat tertunda. Hei itu bukan ide yang buruk kan?
.
.재용
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again (Jaeyong)
FanfictionMain Pair : Lee Taeyong X Jung Jaehyun Rate : NC-18 Chapter : 26 Chapters Completed Disclaimer : Remake version of movie titled 'Love, Rosie' ➖Yaoi, Friendzone, AU, Mpreg, Parenthood➖ Kau tau, memilikimu dalam hidupku saja aku sudah sangat bersyukur...