16

7.2K 1.1K 235
                                    

SIXTEEN

-
Kita semua tau
memiliki, mengajarkan kita banyak hal.
Kecuali satu.
Menghadapi kehilangan.
-

"Terima kasih, Mingyu-ssi."

Taeyong memberi senyuman tulus pada lelaki tampan yang telah berbaik hati menampungnya dan mengantarkannya ke bandara. "Maaf jika selama ini aku merepotkanmu." lanjutnya.

"Apa yang kau bicarakan, hyung? Kau sama sekali tidak merepotkanku." Lelaki tampan itu terkekeh pelan.

"Tetap saja aku harus berterimakasih padamu." Taeyong menatap lelaki dihadapannya dengan tatapan bersalah.

"Bantuanku ini tidak gratis, hyung. Kau harus memperkenalkanku pada Taehyun nanti." senyum cerahnya begitu menghangatkan. Taeyong meresponnya dengan tertawa. 

Mingyu terdiam. Dalam hati, ia benar-benar senang bisa membuat lelaki cantik itu tertawa. Ini jauh lebih baik daripada melihat kilat kesedihan di mata indahnya.  

"Baiklah, aku akan memperkenalkanmu pada Taehyun nanti." Taeyong tidak keberatan memperkenalkan lelaki sebaik Mingyu pada anaknya, terlepas Mingyu adalah adik Hyuna.

Lelaki tan itu tersenyum lalu tangannya terulur untuk mengusap rambut Taeyong.

"Berhati-hatilah, hyung. Hubungi aku jika nanti sudah sampai."

Belum sempat Taeyong merespon, ia dikejutkan oleh tindakan Mingyu. Lelaki tampan itu sedikit menunduk kemudian mengecup lembut dahi Taeyong, lalu melangkah pergi.

Wajah cantiknya tanpa ekspresi. Bingung harus bagaimana. Matanya menatap punggung tegap yang berjalan menjauhinya. Ia menghela napas. Bahkan disaat seperti ini, yang muncul dikepalanya justru kilatan kenangan saat Jaehyun mengecup dahinya.

Jika saja keadaannya tidak serumit ini, mungkin sekarang yang mengecupnya bukan Mingyu, namun Jaehyun. Sahabatnya.

Senyum miris kembali melengkung dibibirnya. Rasa sesak itu kembali lagi. Mengejeknya dengan telak. Ia membiarkan air mata mengalir dari mata legamnya.

Dalam hati ia berjanji bahwa ini adalah terakhir kalinya ia membiarkan air matanya jatuh untuk lelaki Jung itu. Setelahnya, ia tidak ingin lagi menangis untuknya.

Seharusnya Taeyong tersenyum atas kebahagiaan sahabatnya. Ayah dari anaknya. Yang sebentar lagi akan menjadi ayah dari anak didalam rahim Hyuna.

'Selamat tinggal. Semoga kita dipertemukan lagi dalam keadaan yang lebih baik, Jung Jaehyun. My first love and fall.'

.
.

재용

.
.

"Mommy.."

Taeyong tertawa saat melihat malaikat kecilnya berlari kearahnya. Ia merentangkan tangannya, siap menerima terjangan tubuh mungil anaknya.

Bandara sore ini tidak begitu ramai. Beberapa orang yang berlalu lalang, melirik sekilas kearah Taehyun. Banyak dari mereka yang menatap gemas anak lelaki itu. Dalam hati, mereka tau darimana asal wajah manis dan menggemaskan Taehyun saat melihat orang yang dipanggilnya mommy.

"I miss you sooo much, mommy.." Taehyun memeluk erat leher mommynya.

"Miss you too, my Hyunnie." Taeyong melepasakan pelukannya. Meneliti wajah menggemaskan putranya sebelum menghujaninya dengan kecupan-kecupan ringan. Taehyun tertawa geli.

Once Again (Jaeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang