2

844 110 3
                                    

Dikediaman keluarga Cho terlihat dua wanita diruang keluarga mereka. Bersantai sambil menonton televisi. Wanita dengan usia yang sudah menginjak kepala 65 tahun itu sedang membaca majalah Busana langganannya. Sedang wanita yang masih terlihat muda walau sudah memasuki kepala 40an tengah asik menonton drama favoritnya. Ya walau tak lagi muda dua wanita itu tetap masih terlihat cantik dan anggun dengan apa pun yang melekat pada wajah maupun tubuh mereka.

Wanita 65tahun itu sedang membolak-balikkan lembar demi selembar majalah yang sedang berada ditangannya menikmati setiap model busana busana mahal dan mewah yang digambarkan melalui majalah tersebut. Tangan wanita itu behenti membalikan lembaran majalah setelah matanya melihat busana yang mengingatkannya akan masa mudanya.

"sangat cantik" ujarnya pelan. Nyonya yang berada disampingnya menoleh pada arah mata wanita yang sudah dianggapnya sebagai Ibu kandungnya sendiri.

"eum, memang. gadisnya memang cantik" balas Heechul mengikui arah pandang ibu mertuanya itu.

"Bukan gadisnya yang kumaksud" kembali tersenyum melihat gambar busana pengantin dengan berpasangan. "gaunnya. Ini benar-benar cantik". Lanjutnya lagi.

"Eomma mau? Baik, akan ku belikan besok"

Nyonya 65 tahun itu memukul tangan Heechul pelan "mana mungkin wanita tua seperti ku memakai gaun ini. Untuk apa?"

"Bukankah eomma menginginnkannya? Akan kubelikan. Jika tidak ingin memakainya eomma bisa menyimpannya dilemari" balas Heechul enteng dan masih menikmati tontonan dramanya.

"Kita belikan untuk calon istri cucu ku"

".."

"kita belikan untuk gaun pernikahannya"

Heechul yang tadinya cuek, menengokkan kepalanya berpaling dari televisi dan memilih menatap mata eomma mertuannya itu.

"Eomma. Kyuhyun masih bersekolah dan masih panjang jalannya untuk melakukan sebuah pernikahan" kini Heechul mencoba memberikan perhatian kepada eommanya. Ia tahu betul kemana arah permbicaraan dan tujuan kata-kata dari eommanya ini.

"Heechul-ah, kau lupa siapa keluarga ini?" heechul tidak menjawab. Anggukan adalah jawaban dari dirinya.

"Aku tahu sekarang ini adalah jaman modern. Tapi kau harus tau tradisi dan nilai-nilai keluarga kita harus tetap dipatuhi dan dilakukan. Kau tidak ingat? bukankah Hangeng juga melamarmu saat kalian masih bersekolah? Dan kalian melakukan pernikahan disaat kau masih duduk dikelas dua sekolah menengah atas?" Heechul masih diam mendengar semua perkataan ibu mertuanya itu.

"Aku ingin Kyuhyun segera datang padaku dan membawa gadis pilihannya"

"eomma, tapi anak itu bahkan ..."

"Aku tahu heechul-ah, Kyuhyun pasti sangat populer. Cucuku itu tampan. Sudah pasti banyak gadis diluar sana yang menginginkannya."

"..."

Tiba-tiba Nyonya 65 tahun itu mengeluarkan sesuatu didalam tas yang sedari tadi sudah terletak di sisi kirinya.

"Ini. Berikan ini pada kyuhyun"

Heechul membuka kotak itu dan ia terkejut dengan apa yang berada dalam kotak tersebut.

"Bukankah ini cincin lamaranku?"

"Benar ini cincin lamaranmu. Kau tahu bukan ini cincin lamaran turun temurun. Semua pria yang berada digaris keturunan keluarga kita harus memasangkan cincin ini pada jari manis gadis pilihannya. Setelah menikah maka cincin itu akan dikembalikan dan disimpan kembaali untuk diberikan kepada keturunan keturunan kita seterusnya."

Heechul masih setia bungkam , dan sekarang ia sedikit tersenyum untuk membalas setiap perkataan yang disampaikan oleh mertuanya dengan lemah lembut.

"Berikan ini pada Kyuhyun dan suruh ia pasangkan cincin ini pada gadisnya"

Nyonya 65tahun itu menangkap tangan heechul sebelum mengusap tangannya dengan lembut dan tersenyum.

***

Sementara dikantin ketiga gadis itu masih menikmati makanan mereka sebelum seseorang menghampiri meja mereka.

"Min" panggil gadis asing itu tiba-tiba dari belakang Kibum dan Eunhyuk. Sungmin yang mendengar panggilan itu menoleh dan tersenyum.

"Bagaimana? Pesanan ku sudah ada?" tanya sungmin langsung

Gadis itu mengangguk dan memberikan kotak berukuran sedang yang didalamnya berada kue ulangtahun yang sudah dirias dengan sangat cantik. Kue itu diletakkan diatas meja. Dan sungming langsung mendekat, menarik kue itu untuk berada ditangannya.

Sungmin mengeluarkan selembar uang dan memberikannya kepada gadis yang membawakannya kue ulang tahun tersebut. Gadis itu menerimanya "Terimakasih min" ucapnya sebelum pergi meninggalkan meja sungmin. Sungmin tersenyum dan mengangguk "nado gomawoyo".

Kibum dan Euhyuk yang sedari tadi hanya diam kini mencoba meraih kotak itu dari sungmin guna melihat isi kotak tersebut "apa ini" tanyanya.

"Kue"

"Kue?"

"Untuk apa kau membelinya?" tanya eunhyuk lagi

Sebelum menjawab sungmin lebih dulu memberikan senyuman manisnya didepan eunhyuk dan kibum "Untuk Victoria".

Eunhyuk dan Kibum mengernyitkan alis mereka.

Sebelum menjawab sungmin kembali memberikan senyuman manis nya tersebut "Hari ini hari ulang tahun Victoria. Dan aku ingin memberikan kue ulang tahun ini padanya" ucap sungmin dengan wajah yang terlihat sangat bahagia. "dan aku juga punya hadiah untuk dirinya.." sungmin mengeluarkan sesuatu dan terlihat kotak kecil keluar dari balik jas sekolahnya. "Tada! Aku juga membelikan ini untuknya" ucapnya lagi dengan begitu senang menampilkan barisan gigi kelincinya yang putih".

"Apa itu isinya?" tanya eunhyuk penasaran.

"Rahasia! Hanya victori yang boleh tahu isinya"

"Ya! Jangan bersikap menjijikan seperti itu! Kau seperti seorang kekasih , kau tau itu!"

"Ya! Kenapa kau mnyentakku?! Aku hanya ingin memberikan hadiah ulang tahun untuk idolaku ! apa salahnya?"

Kibum yang melihat sungmin dan eunhyuk yang sudah akan siap untuk memulai perang hanya bisa menggeleng kepala.

"ini masih dikantin, jika kalian terus berteriak satu sama lain. Kalian bisa menjadi tontonan seisi kantin" ucap Kibum

Sungmin dan Eunhyuk diam memerhatikan seisi kantin yang masih ramai. Sungmin berdiri dari duduknya "aku sudah selesai" ucapnya sambil berusaha membawa kue berukuran sedang itu.

"Ya! Mau kemana kau!" tanya eunhyuk

"Aku ingin menemui victoria! Bye!" ucap sungmin singkat menginggalkan kedua temanya itu. Sementara kibum dan eunhyuk hanya bisa menatap kepergian sungmin dari belakang punggung mereka.

"Dasar Maniak gilaa!!" teriak eunhyuk pada sungmin.

"Dia bahkan tidak pernah memberikan hadiah ulang tahun untuk kita" ujar eunhyuk yang masih kesal "tapi dia malah menghabiskan uangnya untuk membelikan hadiah yang banyak untuk idolanya itu"

"bukan kah tidak memberikan hadiah saat ulang tahun adalah kesepakatan kita?" tanya Kibum mengingatkan euhyuk akan janji persahabatan mereka.

"ck.. aghhh.. kau benar. Sayang sekali. Kenapa harus ada janji seperti itu. Aku cemburu pada idolanya.."

Kibum hanya menarik sebelah sudut bibirnya untuk tersenyum.

Tanpa mereka sadari sedari tadi dua namja yang duduk dipojok kantin itu tengah menatap mereka. Namja dengan alis tebal dan kulitnya yang eksotis itu terus menatap salah satu diantara dua perempuan didepannya dengan tatapan yang sulit diartikan.
.
.
.
.

TBC

(✔) Unfortunate RingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang