6

739 99 6
                                        


Sungmin mengayuh kedua pijakan sepeda pink miliknya itu dngan cepat.
Perasaannya begitu cemas tidak karuan setelah mendengar panggilan dari seseorang yang katanya berasal dari rumah sakit tempat ibunya dirawat.

Kenapa tidak menggunakan taksi atau bus jika sedang terburu buru? Sungmin merutuki kebodohannya yang langsung berlari mengambil sepeda pink miliknya didekat toko yang dulu sempat menjadikannya karyawan. Ya. Memang sepeda itu dititipkan sungmin ditoko kelontong itu karena toko itu dekat dengan aula tadi.

Keringat sudah bercucur dikening gadis itu. Gadis itu masih dengan setia mengayuh kencang sepedanya tanpa takut kehilangan keseimbangannya.

Sungmin berjalan melalui gang yang tidak terlalu sempit menuju jalan keluar yang mengarah pada jalan utama.

Entah apa yang membuat sungmin dengan tiba tiba membanting arah kepala sepedanya kearah kiri jalan dengan cukup keras hingga ia terjatuh bersama sepeda pink yang sebgian menindih tubuhnya.

Sungmin terkejut dengan apa yang terjadi. Pandangannnya menggelap beberapa saat.

Mobil sedan berwarna hitam mewah yang berada tak jauh tepat didepan sungmin berhenti. Sepertinya mobil inilah yang menjadi alasan kenapa si gadis bersepeda pink itu melemparkan arah sepedanya kearah kiri hingga sungmin terjatuh.

"Paman, berkendaralah dengan benar!" ucap sosok yang diyakini sebagai tuan si pria tua yang duduk dibelakang kemudi.

"maafkan saya tuan, saya sedikit kehilangan fokus"

"apa ada  korban" tuan muda mencoba mengecek keadaan sekitar dari dalam mobilnya

"biarkan saya yang mengeceknya sebentar tuan" ijinnya pada bos mudanya, sebelum melepaskan seatbeltnya dan keluar dari mobil apakah sosok dengan sepeda yang sadar tak sadar tadi dilihatnya baik baik saja.

Pria tua itu berjalan menuju arah gang masuk yang berada tepat disebelah kirinya.

Sungmin yang sudah mulai menemukan kesadarnnya meringis kesakitan. Gadis yang tadi dalam keadaan menelungkup itu saat terjatuh kini sudah memposisikan dirinya untuk duduk.

Awwh! Ringisnya sangat merasakan perih pada pergelangan tangan kiri, serta lututnya yang tertutup levis panjangnya.

Dipergelangan tangan itu, sungmin dapan melihat darah segar keluar dari sana, serta seperti kulit kulit yang terlepas disisi bagian yng terus mengeluarkan darah. Sedangkan dibagian kaki kanannya. Celananya sobek karna mencium aspal. Sungmin tidak terlalu melihat keadaan kaki kanannya yang ia sudah pasti tahu kakinya itu juga sudah terluka.

"Ya ampun. Nona maafkan saya..."

Tiba tiba suara orang tua itu mengalihkan fokus sungmin menjadi menghadap pada pria tersebut. Pria tua itu berjalan mendekati  sungmin, merasa bersalah karena kecerobohannya akhirnya harus ada gadis muda yang terluka.

"nona.. Apa anda baik baik saja?"

Sungmin sedikit kesal dengan pertanyaan yang dilayangkan padanya. Bapak tua ini buta atau apa? Apa dia tidak melihat keadaan ku yang terluka seperti ini? Kenapa masih bertanya apa aku baik baik saja? . Gerutu sungmin dalam hati.

Sungmin menengadah mengarahkan pandangannya pada pria tua didepannya.

"saya tidak apa apa paman" balas sungmin, yang juga mencoba berdiri dan meraih kembali sepedanya.

"tapi tangan anda terluka. Biarkan saya bertanggung jawab" ujar pria tersebut saat melihat pergelangan tangan sungmin yang terus mengeluarkan darah segar.

"tidak apa paman. Ini akan berhenti sendiri. Maaf saya sedang buru buru--"

"tunggu, biarkan saya memberikan uang pengobatan pada anda"

(✔) Unfortunate RingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang