Candala 2

2.4K 165 9
                                    

Pagi itu di kampus.

Mobil sport merah itu berhenti dengan cepat di parkiran. Pemilik mobil itu keluar dengan wajah dingin penuh dendam. Ia menanyai setiap orang yang ia temui di jalan.

"Heh, cewek dungu kemarin itu mana?" tanya Rio pada cowok yang ada pada kejadian kemarin.

"Ng.. Ngak tau kak"

"Siapa namanya?"

"Marissa anak Ekonomi semester empat"

Bergegas mario melangkah mencari Marissa.

"Marissa!!. Keluar lo!!. Kita masih banyak urusan yang belum diselesaikan!"

Sementara itu Marissa yang baru saja akan menuju kelas diberitahu oleh temannya "Gawat, kamu di cari Mario. Lebih baik sembunyi gih" pesannya sebelum berlari meninggalkan Rissa.

"Ada apa lagi?, aku harus kemana nih?" batin Rissa khawatir.

"Marissa!!" teriakan Mario terdengar oleh Rissa. Mendengar namanya di panggil cepat-cepat ia bersembunyi. "Heh, mau kemana lo?!" teriak Mario yang lebih dulu melihat Rissa. Ia berlari mengejar Rissa ke lapangan hingga ia berhasil menarik jaket Rissa. Gadis itu tersentak hingga membuat tubuhnya spontan berbalik ke arah Mario.

"Apaan sih?" ia mencoba melepaskan tangan Mario pada jaketnya.

"Lo benar-benar cari masalah sama gue!. Lo kan yang coret mobil gue pake pena?!"

"Kapan?, nggak kok. Kamu kan orang jahat pasti banyak yang bisa melakukan itu"

"Tapi mereka gak ada yang berani seperti lo!" katanya berang.

Marissa kaget sendiri melihat cowok itu marah. Ditariknya tas Marissa lalu mengeluarkan semua isi dalam tasnya ke tanah. "Lo harus bayar semua" katanya mencari dompet Marissa.

"Apaan sih?!" Rissa kesal memungut barang-barangnya berjatuhan di tanah.

Mario menemukan dompet Marissa, kemudian mengambil semua uang ada di dalamnya kira-kira empat ratus ribu. Setelah itu, ia memungut hapenya.

"Heh, ini aja gak cukup untuk balikin mobil gue seperti semula" kata mario menyimpan uang dan hape itu di saku celana.

"Loh, itu uang saya. Kembalikan!. Hp saya juga. Dasar pencuri, balikin!" Rissa mencoba mengambil kembali uang dan hapenya.

Masih kesal, Mario mengambil tas Marissa yang sudah berisi kembali lalu melemparnya jauh-jauh hingga isi dalam tas itu keluar lagi. Berhamburan di tengah lapangan.

"Kamu jahat banget!" teriak Marissa kesal. Cowok itu tak peduli, malah meninggalkan Marissa yang kebingungan. "Balikin hape saya!" teriaknya mengejar Mario hingga akhirnya tiba di parkiran. Marissa melihat goresan panjang pada mobil Mario yang dibuatnya dengan pena kemarin.

"Hp ini?" Tanya Mario memperlihatkan hp itu. "Ini!" katanya membanting hape Marissa ke lantai semen hingga hancur.

"Kamu!!" Marissa tidak percaya apa yang telah dilakukan cowok itu.

"Rasakan!" umpat Mario sebelum memasuki mobilnya. Lalu, pergi meninggalkan Marissa.

Sebenarnya Marissa ingin menangis. Dipungutnya hape itu, lalu menyusunnya kembali. Ia kembali ke tempat tadi untuk mengambil tasnya. Tapi tas itu sudah tidak ada lagi di tengah lapangan.

"Rissa, tas kamu" Saiful menyerahkan tas Rissa yang barang-barangnya telah di kumpulkan kedalam tasnya.

"Makasih Ful"

"Aku minta maaf. Karena nolong aku kamu berurusan dengan Rio"

"Yah, mau diapain Ful. Namanya takdir. Mau bagaimana pun kalo katanya bakal berurusan dengannya, ya bakal tetap kena masalah".

CANDALA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang