Candala 5

1.9K 131 5
                                    

"Eh, ada Saiful" Revan menghampiri Saiful yang baru saja memarkir sepeda motornya di parkiran. Ia mengode Saiful untuk mendekatinya yang duduk bersama Papam dan Mario. Saiful ketakutan, tapi tidak bisa menolak. Ia menghampiri mereka dengan mulut yang berkomat-kamit, terus berdoa. "Apa kabar ful?" Tanya Revan tersenyum sok ramah. Melihatnya Saiful semakin takut.

"Bababa.. ba.. baik" jawabnya gugup.

Mario celingukan, biasanya jika ada teman sekelasnya dalam bahaya cewek dungu itu akan muncul tiba-tiba bak pahlawan. "Heh, kemana dewi penyelamat lo?. Udah mati?" Tanya Mario menarik kerah baju Saiful hingga Saiful menjinjit gemetaran.

Saiful menggeleng. Sesekali dia mengangguk."Beb..berapa hari ini tidak masuk bang"

"Bang bang!, lau fikir abang siomay?" hardik Papam membuat Saiful kaget.

"Ampun" Saiful menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Baguslah, tenang hidup gue tanpa cewek dungu itu" Mario melepas pegangannya pada kerah Saiful. Ia duduk kembali di bangku yang terletak di parkiran. Menatapi Revan yang sedang melakukan sesuatu di belakang Saiful.

"Emang kemana si cewek dungu?" tanya Papam mengalihkan fokus Saiful pada Revan yang sedang mengerjainya di belakang.

"Dia.. dia di rumah sakit kak, jagain kak Miko yang lagi koma. Katanya akhir-akhir ini dia juga sibuk berurusan dengan polisi sebagai saksi kasus penusukan kak Miko". Cerita saiful.

"Miko koma??" tanya Mario memasang wajah kaget.

"Ii, iya kak"

"Kak, Lo kira gue pake rok?!" Mario menarik kerah kemeja saiful kesal.

"Maaf bang maaf" Saiful serba salah.

Mario melirik Revan yang telah memberi kode di belakang saiful. "Lo bilang sama cewek dungu itu kalau lo temui dia. Gue tunggu dia di Aula. Tunjukkan nyalinya di depan gue kalau berani, jangan asal bacot!. Kalo lo gak sampaikan pesan gue, habis lo dan teman-teman dekat lo besok!" ancam Mario.

"Baik bang, baik"

"Sudah, sana lo!" Usir Papam.

Saiful menunduk, setengah berlari ia meninggalkan mereka tapi tiba-tiba ia tersentak ke belakang dan jatuh terlentang karena tali pinggangnya terikat tali Rafia yang ujungnya terikat pohon besar di parkiran. Mario, Revan dan Papam yang melihat tertawa hingga memegang perut mereka saking lucunya karena berhasil membuat Saiful terjatuh.

"Eee, mata udah empat masih juga gak fungsi" Papam meninggalkan Saiful yang meringis kesakitan. Mario dan Revan mengikutinya tanpa sedikit pun niat untuk membantunya bangun.

Setelah mereka pergi, Saiful dibantu beberapa orang melepas tali di pohon dan pinggangnya. Setelah itu, ia bergegas ke kelas sebelum bertemu lagi dengan mereka.

"Ada apa lagi Ful?" Marissa yang datang dari parkiran belakang kelas membuat Saiful kaget.

"Rissa?"

"Ada apa?. Kamu dikerjai Mata Elang lagi?"

Saiful menggeleng. "Kok kamu pucat Rissa?"

"Ha?" Marissa memegang wajahnya. "Kurang tidur kali, kecapean juga"

"Aku turut prihatin soal kak Miko ya?"

Rissa mengangguk "Doain dia segera sadar dari komanya ya?"

Saiful mengangguk.

"Mereka ngapain kamu lagi?" tanya Marissa.

"Biasa, usil aja" jawab Saiful tidak ingin menyampaikan pesan Mario.

CANDALA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang