Candala 13

1.4K 113 7
                                    

Mario sampai dirumah hampir mendekati magrib

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mario sampai dirumah hampir mendekati magrib. Mamanya kaget karena Marissa tidak ada bersamanya. Mamanya berpikir bahwa Mario sengaja melakukan itu mengingatkan riwayat permusuhan mereka dulu seperti apa.

"Kemana Marissa?" tanya mamanya cemas. Mario diam berdiri diambang pintu menanti panggilan dari anak Mata Elang mengenai keberadaan Marissa.

Denu, Papam memastikan Marissa tidak ada di rumah mamanya, dirumah Wiwid atau teman lainnya.

"Bang Cio, gerimis" Rere mengadah melihat langit malam yang makin gelap. "Kalau kak Rissa di luar kasian dia kehujanan" kata Rere khawatir.

Baru sesaat Rere bicara, hujan turun dengan lebatnya berserta angin yang kencang. Mario memutuskan memasuki mobil kembali mencari Marissa.

Hampir satu jam ia mencari tapi tak kunjung menemukan Marissa. Ia mengumpat berkali-kali karena kesal Marissa bisa lolos dari pengawasannya.

Hujan lebat menghalangi pandangannya sehingga membuatnya tidak bisa mengemudi mobil dengan cepat. Tapi berkat itu ia melihat sekelebat bayangan di tepi trotoar dibawah pohon. Ia memutar kembali mobilnya dan menyenteri posisi kelebat hitam itu dengan lampu mobilnya. Perempuan mengenakan dress selutut itu berdiri kehujanan memeluk tubuh. Ya, dia Marissa.

Mario membuka jaketnya lalu keluar menghampiri Marissa. Marissa yang menyadari di hampiri seseorang langsung menatap was-was.

"Mario" desahnya memastikan laki-laki yang menghampirinya adalah Mario. Tubuhnya menggigil, ia menangis.

Mario menutupi tubuh Marissa dengan jaket lalu memeluknya erat.

Marissa menggenggam kemeja Mario "Ada segerombolan laki-laki mengejar saya. Saya takut.. Saya takut Mario"

Mario berpikir apa mungkin itu teman-temannya?. Tubuh Marissa yang menggigil membuatnya segera menuntun Marissa memasuki mobil.

"Sudah gue bilang tunggu di mobil, kenapa lo keluar??!. Lo tau karena kedunguan lo semua anak Mata Elang sibuk nyariin lo!" Mario marah, dia bahkan tidak peduli pada Marissa yang menggigil kedinginan.

"Mereka bukan anak Mata Elang"

Mario menatap Marissa karena pernyataannya itu. "Apa mungkin suruhan Fadel?" batin Mario. Mario buru-buru mengemudikan mobilnya ke rumah.

Sesampainya dirumah, Marissa di sambut mamanya dan Rere dengan khawatir karena kondisinya yang basah kuyup dan menggigil. Mario bisa melihat jelas bagaimana pucatnya wajah Marissa dan bibirnya yang membiru karena kehujanan.

"Makasih kak" ucap Rere kepada Mario yang masih mengawasi Marissa yang dituntun mamanya ke lantai atas. Rere menyusul mereka ke atas. Melihat Marissa yang masih menangis dipeluk mamanya.

"Ganti pakaian dulu ya nak, basah semua ini"

Marissa mengangguk. Ia mengambil pakaiannya lalu memasuki kamar-mandi. Beberapa saat ia keluar dinanti oleh mamanya.

CANDALA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang