01

254 11 4
                                    

____________
________________________

Aku hanya berharap awal yang meragukan juga berdesir dalam hati ini hanyalah goncangan semata, bukan sebuah awal dari kata 'berakhir'

_______________
________________________

Ost. Seluruh Nafas ini- Last Child ft. Giselle

***

28 Desember 2018

"... Disaatku tertatih
Tanpa kau disini
Kau tetap ku nanti
Demi keyakinan ini.
Jika memang dirimulah
tulang rusukku
Kau akan kembali pada
tubuh ini
Ku nikmati rindu yang
datang membunuhku
Untukmu, seluruh nafas ini."


Secuil lirik lagu dari band 'Last Child' yang berjudul 'Seluruh Nafas Ini' nampak terdengar dari seorang gadis yang sedang berjalan menuju keluar kampus dengan kaos warna putih lengan pendek, celan jeans warna biru yang tak terlalu ketat, juga sepatu sneaker putih yang bermotif floral, ditambah lagi rambut hitam legam yang semakin menampakkan wajah ayunya. Panggil saja ia Putri, Putri Kalila panjangnya.

"Menghayati sekali kalau menyanyi," celetuk seorang perempuan berambut oren yang tiba-tiba mengiringi langkah Putri.
Perkenalkan namanya Jovanka Lisa, bisa dipanggil Lisa. Salah satu sahabat Putri yang sudi berteman dengannya tanpa memandang harta, karena mereka pun bersahabat sejak SMA. Namun, jika Putri masuk ke fakultas kedokteran, Lisa lebih memilih masuk ke fakuktas seni.

"Justru itu bagus bukan? Nyanyiannya jadi semakin berbobot," sahut Putri sedikit menoleh ke arah Lisa.

"Benar juga," balas Lisa, "habis ini mau kemana?"

"Sebenernya nih ya, sebenernya mau belanja sesuatu sekalian belanjain titipan ibu," jawab Putri.

"Belanja bulanan?" Putri mengangguk. "Tapi nggak jadi," ujar Putri lesu.

"Kenapa?"
"Uangnya ketinggalan, padahal sekarang lagi ada diskon besar-besaran di salah satu pusat perbelanjaan."
"Tumben belanja bulanan di pusat perbelanjaan, nggak dimarahin ibumu?" tanya Lisa, sebab keluarga Putri itu keluarga sederhana dan menghindari untuk berbelanja di pusat perbelanjaan yang harganya terkadang sangat mahal.

"Aku ke pusat perbelanjaan bukan untuk belanja bulanan," ucap Putri.

"Terus ngapain?"
"Beli kado."
"Kado?" cicit Lisa yang diangguki Putri.

"Perasaan ulang tahunku masih Januari, ya walaupun awal sih. Tapi, kenapa buru-buru beli sih? Lagian aku nggak butuh kado itu kok, yang penting doa sama kamu terus stay jadi sahabatku," terang Lisa membuat Putri seketika berhenti dengan wajah datarnya, sedangkan Lisa hanya turut berhenti dan menyengir tanpa dosa.

"Aku bener, kan?" beo Lisa dengan tetap menyengir.
"Untung kamu cewek, Lis. Kalo nggak, udah ku tonjok mukamu itu," kesal Putri melanjutkan langkahnya yang lagi-lagi diikuti Lisa.
"Berharap sedikit, apa salahnya kan?" bela Lisa sambil menampakkan senyum lebarnya.

"Tapi aku bingung, Lis," keluh Putri saat mereka sampai di halte bus depan samping kampus.

"Bingung kenapa?"
"Aku bingung harus beli kado apa."
"Untuk pacarmu, kan?" tebak Lisa yang mendapat jawaban iya.
"Perasaan hubunganmu hampir 3 tahun, kenapa masih bingung? Emangnya dulu kamu kasih kado apa?"

28JanuariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang