06

67 5 1
                                    

***

"Bunda...!!!!"

'Cklek.'

"Udah bangun lo?" Suara Farel berhasil buat Eksel menoleh setelah ia bangun dari mimpi buruknya, mimpi yang berusaha Eksel hindari dengancara tak tidur, mimpi yang selalu menghantui di hari ulang tahunnya sejak sembilan tahun terakhir ini.

Gerak mata Eksel terus berputar memperhatikan sekitarnya, tempat yang sepertinya bukan awal dia tertidur, atau lebih tepatnya....

"Tadi lo pingsan di kamar, badan lo juga demam. Kata dokter asam lambung lo kambuh, telat makan lagi lo?" cerocos Farel sambil merapikan makanan yang habis ia beli tadi.

Eksel menatap infus yang tertancap pada tangannya. Pikirannya menerawang pada kejadian sebelum ia pingsan, dimana ia mengajak Farel menuju rumah masa lalunya, lebih tepatnya masa lalu yang cukup suram, sebab disana lah orang yang paling ia sayang juga tengah ia rindukan meninggal dengan tragis tepat di depan matanya.

Mengurung diri dalam kamar tempat lokasi tragedi itu terjadi, menangisi kepergian seorang itu, mengharapkan sebuah balasan rindu yang begitu membuncah sampai-sampai terkadang parunya harus terasa sesak akibat terhimpit rasa rindu.

Hingga tak terasa ia tertidur, atau lebih tepatnya pingsan dengan beralas lantai dingin. Dan terbangun di sebuah ruangan rumah sakit.

"Nih makan, biar nggak lemes lagi, sama tuh badan lo nggak cungkring kayak lidi." Farel serahkan semangkuk bubur ayam yang ia beli di luar karena ia tahu bahwa Eksel akan menolak masakan rumah sakit apapun, kecuali jika terpaksa.

"Makasih atau apa gitu kek," sindir Farel ketika bubur itu langsung diterima dan dimakan Eksel.

"Iya deh, gomawo Farel hyung."

"Nggak usah sok korea deh lo, lagian cuma beda tiga bulan aja manggil-manggil hyung."

"Tuh kan, salah lagi gue. Emang ya kalo anak k-pop mah selalu benar."

"Ya ya dong, K-pop gitu lho..."

"Ohya, tadi Putri sempet jenguk katanya besok kesini lagi, sama ini dari dia," lanjut Farel menyerahkan sebuah kotak kecil berwarna hitam metalic.

Eksel buka kotak itu, dapat terlihat sebuah gelang rajut warna hitam dengan sedikit aksen warna putih tersemat apik pada busa didalamnya.

Mata Eksel bergulir pada sebuah note yang terselip di samping gelang. Dibukanya note berwarna hitam yang berlukis tinta putih.

"Happy Birthday Kak Eksel♥
Semoga selalu bahagia dan dilancarkan setiap perkara dalam hidup Kak Eksel.
Maaf, Putri cuma bisa kasih ini ke Kak Eksel. Semoga Kak Eksel suka :)

Dari: Putri,kesayangannya Kak Eksel :v"

"Semoga aja..." lirih Eksel sambil menutup note itu.

***

31 Desember 2018

"Pagi Kak Ek--"

"--sel..." sapa Putri yang melirih pada akhir kata.
Bagaimana tidak? Putri dengan semangat menyapa kekasihnya yang tengah alami penurunan kesehatan justru mendapat pandangan dari keluarga kekasihnya yang tengah ada dalam ruangan itu. Membuat Putri malu setengah mati dan kekehan kecil dari Eksel dan Farel.

Dengan senyum canggung, Putri mendekat dan menyapa orang tua Eksel. "Pagi Om, Tan."

"Iya. Kamu, siapa?" tanya Ayah Eksel.

"Em... Saya,--"

"Dia pacar Eksel, Yah," sahut Eksel memotong ucapan Putri.

"Oh dia pacar kamu yang--"

28JanuariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang