05

68 7 3
                                    


30 Desember 2018

***

"Putri! Dicariin temen-temen kamu tuh!" panggil Ibu Putri kepada sang anak yang masih bersiap di dalam kamar.

'Cklek.'

"Udah ditunggu tuh di ruang tamu," ucap Ibu.
"Iya Bu, Putri pamit ya."
"Iya. Inget, jangan malem-malem kalo pulang!"
"Siap Ibu komandan!" balas Putri sambil bergaya hormat,  membuat Ibu terkekeh akan tingkahnya.

Setelah pamit, Putri pun segera menemui sahabat satu fakultasnya, yakni Syeila dan Safira. Katanya, mereka ingin mengajak Putri hadir dalam acara pembukaan cafe baru milik kakak dari salah satu sahabatnya.

"Gimana? Udah siap?" tanya Syeila. Putri mengangguk.

"Yaudah, yuk berangkat!" ajak Safira.

"Ayoo!"

***

"Wah... Keren banget outdoornya, ada yang daur ulang lagi. Ini semua Kakak lo yang desain?" Safira terkagum-kagum ketika mereka sampai di cafe dekat kampus yang dituju.

"Ya iya dong, Kakak gue kan lulusan kampus kita," jawab Syeila berbangga. Putri yang tadi hanya mengamati kini menoleh dan menyahut.

"Ohya? Lulusan tahun berapa, Syel?"
"September kemarin."
"Hebat ya, baru lulus udah buka usaha aja," kagum Putri.

"Duduk yuk! Acaranya udah mau mulai tuh," ajak Safira yang dituruti Putri dan Syeila.

Mereka memilih duduk di bagian outdoor  sebab pembukaan dilakukan di depan pintu cafe, pun band yang diundang akan tampil di bagian outdooor yang sudah disediakan.

Pembukaan pun dimulai. Namun saat acara tengah berjalan, perhatian Putri teralihkan oleh suara motor yang tak asing dalam telinganya.
Pandangannya kini tertuju pada sebuah mobil yang baru sampai.
Farel, sang sahabat kekasihnya terlihat turun dari kursi belakang, disusul dengan dua orang yang turun dari kursi depan, yang ternyata adalah...

Eksel

dan...

Lisa.

Dilanjut dengan aksi Eksel merapikan poni Lisa sebelum melanjutkan langkah mereka.
Yang mana hal itu buat Putri teringat bila sang kekasih akan tampil disini juga lagi-lagi menyesal harus melihat pemandangan seperti itu, padahal baru kemarin ia memergoki mereka tengah bersamaan di tempat festival.

"Ey, itu bukannya Kak Eksel sama si Lisa ya? Kok mereka bisa barengan?" celetuk Safira yang ternyata juga melihatnya.

"Kalo Kak Eksel sih gua tau, soalnya bandnya diundang abang gue buat ngisi acara sekarang. Tapi, kalo si Lisa gue nggak tahu." Syeila menyahut, "tapi liat deh, kok mereka kayak gitu ya?"

"Kayak gitu gimana?" tanya Safira tak paham.

"Liat deh! mereka tuh kayak pacaran aja, bajunya couple-an, ya... walaupun cuma warna aja sih."

Benar. Warna mereka sama. Eksel yang memakai celana denim hitam dengan kaos abu-abu tua dan kemeja biru tua motif kotak-kotak yang tak dikancing. Sedangkan Lisa, ia nampak memakai kaos abu-abu muda dan celana denim hitam, ditambah sebuah kemeja yang terlihat sama seperti milik Eksel terikat apik di pinggang Lisa.

"Padahal kan Kak Eksel pacar lo, kenapa malah bareng sama si Lisa?" tambah Safira.

"Kan gue udah terlanjur diajak kalian bedua."

"Iya juga sih, tapi tau nggak? Kemarin gue ketemu mereka lagi di Alun-Alun. Percaya atau nggak, mereka tuh udah kayak orang pacaran yang lagi romantis-romantisnya. Dan itu semua, sumpah! bikin orang-orang iri liat Kak Eksel yang sweet banget ke Lisa, jadi baper deh gue," cerocos Safira dengan mulut combernya.

28JanuariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang