[30] Galau

102 15 18
                                    

JANJI adalah kata yang menipu banyak orang.

-Rindu-

Aku ingin kamu kembali mengingat semuanya.

-Jingga-

😈😈😈

Lagi-lagi disekolah aku sendirian. "Jingga lo kenapa sih? sering banget gak masuk!" Kesalku duduk di bangku depan kelas anak IPA.

Saat tiba di sekolah aku tidak ke kelas melainkan duduk di bangku depan kelas anak IPA, biasa mau cari masalah.

hehe nggak kok santai aja.

Hari ini tidak ada jam, semua murid di suruh membersihkan kelas mereka masing-masing.

Jujur sebel banget. Tidak ada satu pun anak yang mau berteman dengan ku hanya mereka berdua, Jingga dan rafhel.

sudah ku katakan kan? aku tidak mengerti mengapa mereka sangat mengerti aku dalam jangka waktu cepat.

apa mereka kenal dengan ku? tapi, aku tidak kenal dnegan mereka sebelumnya,

Mungkin.

"Boring banget sih kalo gini terus!" Aku menundukkan kepala ku.

Byurrrr!!!

Seember air membasahi kepalaku.

"SHIT!" umpatku.

"Eh, sorry gue kira gak ada orang." Ucapnya menahan tawa, sedangkan aku berusaha menahan kesal.

"Nyebelin..nyebelin..nyebelin!!" Teriakku memukul lengan Rafhel yang duduk di sebelahku.

"Ad-duh udah dong sakit tauk!" Rafhel meringis kesakitan mengelus lengannya.

"Abisnya Lo kayak tanaman mau mati, layu!" Aku melemparkan tatapan kesal kearahnya.

"Sialan lo." Ucapku tertawa. Rafhel menyodorkan handuk kecil untuk mengeringkan rambutku yang basah.

"Buat gue?" Rafhel berdecak. "Nggak lah, itu cuma gue pinjemin doang, nanti kalo udah kelar gue ambil lagi."

Aku memicingkan mata kemudian tertawa kecil. Rafhel orangnya humoris dingin gitu.

Saat asyik mengeringkan rambutku aku terkejut kala Rafhel melontarkan pertanyaan mengenai cowok itu, Jingga.

"Lo galau ya? Jingga gak masuk?"

Aku menghentikan aktifitasku mengeringkan rambut dan terfokus dengan ucapan Rafhel.

"Omong-omong soal Jingga, dia kenapa gak masuk?" Saat yang bersamaan entah dari mana asalnya cowok itu mengagetkan ku maupun Rafhel.

"Woi!" Teriak Jingga.

"Jingga?" Ucapku tidak percaya, cowok bertubuh jangkung itu sekarang berdiri di depan ku. Aku tak mengalihkan pandanganku, aku mengusap kedua mata ku.

pasti ini mimpi, pasti cuma mimpi! batin ku teriak menyakinkan bahwa ini hanya ilusi.

Namun inilah realitanya, sosok Jingga berdiri di depanku menatapku dengan mata teduhnya lalu ada kanebo yang ia sampirkan di bahu kirinya, dengan pelipis yang dipenuhi buliran keringat. Fix! ini bukan ilusi.

"Bukannya bantuin bersihin kelas, malah duduk santai disini." cecarnya membuyarkan lamunanku, seketika aku mengerjapkan mata dan berdiri.

Aku hanya sebahunya jadi saat aku menatapnya aku sedikit mendongak kan kepalaku.

"Bukannya Lo gak ma--" Tanpa babibu Jingga membekap mulutku dengan kanebo.

Aku sempat melirik Rafhel enggeleng-gelengkan kepalanya dan tertawa.

"Bawel Lo, ayok kekelas." Jingga masih membekap ku dari belakang.

sama aja dong aku dipeluk olehnya? haduh Rindu terlalu percaya diri.

"Jingga lepasin! bau tauk."

"Biarin, sekarang tugas Lo ngepel dalem sama luar kelas."

"Siapa Lo? Nyuruh-nyuruh gue?"

"Gak inget? oh yaudah deh gue ke BK dulu."

"EEE TUNGGU!" aku menahan lengannya.

"Iyaiya gue yang ngepel." Ucapku pasrah.

Jingga tersenyum dan mengacak ujung kepalaku.

"Jingga nyebelin!"

HARI ITU AKU KESAL DAN HAMPIR SAJA GALAU, TAPI DENGAN KEHADIRANMU LUKA MANIS SAAT ITU JUGA AKU TIDAK JADI GALAU HEHE.

😆😆😆

Vomment💛

Sweet Scars |Rindu-Jingga| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang