[42] Taman Komplek

85 11 29
                                    


I want you to know all, but i don't want to tell you

-Jingga-

🍁🍁🍁

Setibanya di taman Aku dan Jingga duduk di sebuah bangku panjang diantara pepohonan rindang.

"Makan bubur dulu, nanti kalo dingin gak enak." Ujar Jingga.

"Iyalah dua jam lebih muter baru dapet, laper banget gila!" Ucapku mengambil bubur milikku.

Aku membelalakan mata. "Loh? Jingga Lo gak minta sendoknya?" Jingga menggaruk tengkuknya.

"Enggak. aku lupa Rin," Aku mendengus.

"Terus makannya gimana?" Desisku kesal.

"Yaudah deh, kamu tunggu sini aku cari sendok dulu." Aku melipat tangan di dada.

"Yaudah sana." kata ku cuek.

Jingga tersenyum kemudian berlalu pergi. Aku mengedarkan pandangan ku ke penjuru taman. Walaupun sudah siang, tetapi disini anginnya sejuk karena banyak pepohonan rindang.

Aku melihat seorang bocah perempuan terlihat tengah kesal dengan orang tuanya kemudian ia melihat bola berwarna oranye dan menendangnya hingga terpental jauh.

Sang pemiliknya datang lalu menangis kencang. Bocah tadi dengan tak berdosanya melipat tangan di dada seraya menatap bocah lelaki yang mungkin usianya lebih tua darinya. "Cuma bola doang, cengeng banget sih!" Ujar bocah perempuan itu.

"Loh ini kenapa kok nangis?" mama dari anak perempuan itu mencoba menenangkan anak laki-laki yang dibuat putrinya menangis.

Tunggu, aku melihat mereka seperti...aku lah bocah perempuan itu. Ya! aku merasa De javu namun dengan objek orang lain.

Tanpa sadar aku tersenyum miris Jika mengingatnya. Ternyata sedari tadi Jingga sudah berdiri di sampingku dan mengikuti arah pandangku.

AKu menoleh padanya dan Jingga tersenyum seperti...senyum lirih.

"Jingga?" Panggilku kemudian ia menoleh kearahku dan kembali duduk disampingku.

"Ini aku bawain dua sendok plastik. tadi aku minta ke ibu-ibu nasi uduk." Aku tersenyum simpul seraya mengambil sendok pemberian Jingga.

"Makasih Jingga." Jingga tersenyum ku balas dengan senyum simpul.

"Gue lagi kangen nih sama orang." Ucapku menoleh kearahnya.

Jingga nampak penasaran, jadi ia taruh kembali bubur yang belum sempat masuk kedalam mulutnya. "Siapa orangnya?"

Aku mendengus kasar seraya mencoba mengingat kembali. "Gue lupa, pokoknya dia itu cowok nyebelin tapi saat gue butuh, dia itu bersedia ngasih pundaknya buat gue." Aku menceritakan kembali sosok cowok yang aku temui saat usiaku baru menginjak lima tahun.

Aku tahu, Jingga menyimak setiap perkataan ku. "Terus, saat usia Gue delapan tahun, orang tua gue meninggal. sebelum gue ikut nenek gue, kita berdua sempet ketemu di taman yang biasa buat kita main bareng." Aku menarik oksigen di sekitarku.

Entah mengapa angin di taman yang cukup sejuk tetap membuatku merasa panas, apalagi ujung mataku. "Gue kala itu trauma, gue bilang ke dia 'Maaf kita gak bisa main bareng lagi' saat itu juga gue dan Gaga pisah."

"Jadi, nama cowok itu Gaga?" Aku mengangguk mengiakan.

"Gue berharap banget bisa ketemu sama dia, gue kangen banget! gue pengen cerita banyak sama dia." Tanpa sadar cairan bening jatuh dari pelupuk mataku.

Dengan cepat aku menyekanya, aku tak mau terlihat lemah di depan Jingga. "Dan Gue pengen berterima kasih sama Gaga, karena dia gue gak jadi lagi anak kecil yang kasar sama orang."

Aku tak kuasa menahannya lagi! ini sangat menyesakkan. Aku kehilangan Gaga. Ya! Gaga adalah temanku sejak kejadian di taman kala itu.

Aku tak sengaja menendang bola miliknya hingga ia menangis. Lambat laun aku dan Gaga sering bermain di taman itu, berdua menghabiskan waktu untuk bermain.

Hanya bermain.

Tanpa sadar aku nyaman bersamanya, ya kalian tau lah saat kanak-kanak belum cukup umur untuk mengetahui apa itu cinta dengan lawan jenis.

Sedetik kemudian Jingga menarik kepalaku hingga jatuh di pundaknya. "Sekarang Kamu bisa pakai pundak aku. Kapan aja, aku selalu siap sedia." Aku tersenyum lirih.

"Makasih." Suaraku mulai terasa serak.

Jingga menyeka sisa air mata di pipi ku. "Jangan nangis lagi Flatface."

"Abis selesai makan, kita ke mall. Aku pengen satu hari ini buat bahagiain kamu." Ucapnya pelan penuh dengan ketulusan.

GAGA...BERANDAI ANDAI AKU DAN KAMU DIPERTEMUKAN KEMBALI.

BARU AKU BISA MEMAAFKAN DIRI INI KARENA TELAH MENINGGALKAN MU SENDIRI.

🍁🍁🍁


Sweet Scars |Rindu-Jingga| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang